Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Sabtu, 25 November 2017 |
Peringatan HUT ke-72 PGRI dan HGN 2017
KalbarOnline, Pontianak – Pentingnya pendidikan karakter bagi anak didik perlu ditekankan kepada para guru. Guru harus menjadi teladan bagi anak didiknya.
“Kalau guru sudah memberikan teladan bagi murid-muridnya, baru dia berhasil membangun karakter anak didik,” ujar Wali Kota Pontianak, Sutarmidji usai menghadiri Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun ke-72 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Hari Guru Nasional (HGN) di depan Kantor Wali Kota Pontianak, Sabtu (25/11).
Keteladanan seorang guru, lanjutnya, bisa membentuk karakter anak didik berkebangsaan Indonesia. Guru juga harus memahami empat pilar kebangsaan, yakni Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika.
“Kemudian guru akan menularkan kepada murid-muridnya, supaya generasi yang dididik betul-betul cinta dengan NKRI,” katanya.
Menyikapi maraknya media sosial yang kerap disalahgunakan untuk menyebarluaskan konten-kontem negatif di kalangan pelajar, menurutnya tidak sepenuhnya ditumpukan pada guru semata. Sebab, guru hanya bisa mengawasi saat jam belajar, sedangkan di luar itu, sudah menjadi domain orang tua untuk mengawasi anak-anak mereka.
“Kalau sudah di luar lingkungan sekolah, guru tak bisa disalahkan. Tapi guru tetap harus memberikan pendidikan agama dan moral pada anak supaya mereka tidak melakukan hal-hal yang negatif,” tutur Sutarmidji.
Wali Kota dua periode ini juga meminta, kedepan, para siswa minimal harus menghafal 12 hingga 15 lagu-lagu perjuangan. Ia berpendapat, lagu-lagu perjuangan itu sangat bagus untuk membentuk karakter anak dan menanamkan rasa cinta kepada NKRI.
“Melalui lagu-lagu perjuangan itu dapat membentuk karakter anak terhadap cintanya pada negara ini, toleransi antar etnis dan agama, semuanya terangkum dalam syair lagu-lagu perjuangan yang selama ini digelorakan oleh para pejuang kita,” imbuhnya.
Sementara, Ketua PGRI Kota Potianak, Abdul Wahid mengatakan, setiap tahun pihaknya berupaya melakukan perubahan-perubahan dengan meningkatkan pelayanan kepada anak didik. Terlebih, pada era teknologi sekarang ini serba canggih.
“Artinya, guru tidak hanya menyampaikan materi tetapi memberikan pelayanan yang terbaik kepada anak didik, hingga guru itu menjadi contoh teladan anak didiknya,” sebutnya.
Terkait persoalan yang melibatkan pelajar di media sosial beberapa waktu lalu, Wahid menyatakan, dalam hal itu tidak juga harus menyalahkan guru sebab dunia pendidikan sangat luas.
“Mohon masyarakat memaafkan karena kita sebagai manusia tidak akan menyimpang dari pada itu,” imbuhnya.
PGRI Kota Pontianak, kata dia, tetap melindungi guru sepanjang tidak melanggar aturan hukum yang berlaku. Namun apabila sudah melanggar, pihaknya akan menyelesaikan secara hukum.
“Mudah-mudahan PGRI tetap akan membela, mendampingi para guru selaku anggota organisasi ini,” pungkasnya. (Fat/Jim Hms)
Peringatan HUT ke-72 PGRI dan HGN 2017
KalbarOnline, Pontianak – Pentingnya pendidikan karakter bagi anak didik perlu ditekankan kepada para guru. Guru harus menjadi teladan bagi anak didiknya.
“Kalau guru sudah memberikan teladan bagi murid-muridnya, baru dia berhasil membangun karakter anak didik,” ujar Wali Kota Pontianak, Sutarmidji usai menghadiri Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun ke-72 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Hari Guru Nasional (HGN) di depan Kantor Wali Kota Pontianak, Sabtu (25/11).
Keteladanan seorang guru, lanjutnya, bisa membentuk karakter anak didik berkebangsaan Indonesia. Guru juga harus memahami empat pilar kebangsaan, yakni Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika.
“Kemudian guru akan menularkan kepada murid-muridnya, supaya generasi yang dididik betul-betul cinta dengan NKRI,” katanya.
Menyikapi maraknya media sosial yang kerap disalahgunakan untuk menyebarluaskan konten-kontem negatif di kalangan pelajar, menurutnya tidak sepenuhnya ditumpukan pada guru semata. Sebab, guru hanya bisa mengawasi saat jam belajar, sedangkan di luar itu, sudah menjadi domain orang tua untuk mengawasi anak-anak mereka.
“Kalau sudah di luar lingkungan sekolah, guru tak bisa disalahkan. Tapi guru tetap harus memberikan pendidikan agama dan moral pada anak supaya mereka tidak melakukan hal-hal yang negatif,” tutur Sutarmidji.
Wali Kota dua periode ini juga meminta, kedepan, para siswa minimal harus menghafal 12 hingga 15 lagu-lagu perjuangan. Ia berpendapat, lagu-lagu perjuangan itu sangat bagus untuk membentuk karakter anak dan menanamkan rasa cinta kepada NKRI.
“Melalui lagu-lagu perjuangan itu dapat membentuk karakter anak terhadap cintanya pada negara ini, toleransi antar etnis dan agama, semuanya terangkum dalam syair lagu-lagu perjuangan yang selama ini digelorakan oleh para pejuang kita,” imbuhnya.
Sementara, Ketua PGRI Kota Potianak, Abdul Wahid mengatakan, setiap tahun pihaknya berupaya melakukan perubahan-perubahan dengan meningkatkan pelayanan kepada anak didik. Terlebih, pada era teknologi sekarang ini serba canggih.
“Artinya, guru tidak hanya menyampaikan materi tetapi memberikan pelayanan yang terbaik kepada anak didik, hingga guru itu menjadi contoh teladan anak didiknya,” sebutnya.
Terkait persoalan yang melibatkan pelajar di media sosial beberapa waktu lalu, Wahid menyatakan, dalam hal itu tidak juga harus menyalahkan guru sebab dunia pendidikan sangat luas.
“Mohon masyarakat memaafkan karena kita sebagai manusia tidak akan menyimpang dari pada itu,” imbuhnya.
PGRI Kota Pontianak, kata dia, tetap melindungi guru sepanjang tidak melanggar aturan hukum yang berlaku. Namun apabila sudah melanggar, pihaknya akan menyelesaikan secara hukum.
“Mudah-mudahan PGRI tetap akan membela, mendampingi para guru selaku anggota organisasi ini,” pungkasnya. (Fat/Jim Hms)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini