KalbarOnline, Pontianak – “Kalbar Baru” menjadi komitmen calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Barat nomor urut 3 (tiga), Sutarmidji dan Ria Norsan dalam debat publik pertama antar pasangan calon di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kalbar 2018.
Pada debat publik pertama ini, Midji – Norsan sukses mencuri perhatian masyarakat Kalbar dengan memaparkan visi misi dan program kerja yang rasional dan sejalan dengan kebutuhan masyarakat Kalbar saat ini.
“Kami akan memfokuskan peningkatan IPM yang saat ini berada di peringkat 29 dari 34 provinsi, kemudian peningkatan pelayanan publik, meningkatkan nilai tukar petani,” kata Sutarmidji dalam penyampaian visi dan misinya.
Sutarmidji menjelaskan, dalam mewujudkan “Kalbar Baru” tersebut, tentunya perlu percepatan pembangunan di bidang infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan pelayanan air bersih yang merata serta berkeadilan.
“Kita lihat infrastruktur hancur-hancuran, sehingga nilai perolehan petani mayoritas dibawah 100 persen dan ini menyebabkan angka kemiskinan melompat tinggi. Karena kemiskinan terbanyak didaerah dan didaerah mayoritas petani sehingga angka kemiskinan terus melompat tinggi. Maka dari itu, kita akan percepat pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan perekonomian, dan nilai perolehan petani bisa 100 persen sehingga angka kemiskinan akan turun. Kita juga akan percepat pembangunan rumah sakit khusus pengguna BPJS dan tanpa kelas,” tegas Sutarmidji menjawab pertanyaan moderator.
Dalam kesempatan itu, Sutarmidji menegaskan komitmennya bersama Ria Norsan untuk mendorong pemekaran Provinsi Kapuas Raya.
“Kemudian, kami juga akan mengembangkan model pendidikan yang inovatif, yang memperkuat SMK/sederajat sehingga para siswa yang menyelesaikan pendidikannya, bisa menciptakan lapangan kerja,” katanya.
Selain itu, jika terpilih nantinya, Sutarmidji – Ria Norsan menawarkan pendidikan berbasis daring (internet), yakni model pembelajaran media elektronik, dan juga disiapkan guru kelas masing-masing, sehingga anak tidak perlu sekolah di sekolah formal, cukup di rumah dengan satu laptop, infokus serta jaringan internet yang bagus.
Sementara untuk bahan mengajarnya tinggal diambil dari internet yang sama dengan materi di kelas, termasuk silabus dan kurikulum, sehingga ia yakin anak-anak akan lebih pintar.
“Kemudian untuk para masyarakat yang pendidikannya tamatan jurusan keguruan, nantinya bisa dikontrak untuk menjadi guru kelas. Itulah solusi untuk menyelesaikan pendidikan di garis terdepan atau guru garis depan,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Sutarmidji menyatakan, akan menerapkan pelayanan tanpa kelas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soedarso Pontianak, jika terpilih menjadi Gubernur Kalbar pada Pilkada serentak 2018.
“Jika saya dan Pak Ria Norsan nanti terpilih, maka akan meningkatkan bangunan RSUD Soedarso menjadi 12 lantai, dan menerapkan layanan tanpa kelas seperti yang saya terapkan di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak,” tegasnya.
Ditegaskannya lagi, seluruh ruangan RSUD Soedarso nantinya untuk pemegang kartu BPJS dengan ruangan sendiri, kemudian menerapkan layanan tanpa kelas dengan standar pelayanan seperti kelas satu.
Ia menuturkan, jika terpilih ia memastikan tahun pertama APBD adalah membangun RS Soedarso menjadi 12 lantai. Dan rumah sakit itu, menurutnya harus sudah selesai serta beroperasional sebelum tahun ketiga.
“Saya pastikan jika terpilih jadi Gubernur Kalbar, tahun pertama APBD yang kita kelola untuk bangun rumah sakit 12 lantai, dan sebelum tahun ketiga harus sudah beroperasi,” pungkasnya. (Fai/Elf)
Comment