Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Kamis, 04 Juli 2019 |
Pawai Budaya
Nusantara Apeksi
KalbarOnline,
Pontianak – Antusias warga menyaksikan penampilan peserta Pawai Budaya
Nusantara dari berbagai kota se-Indonesia menyemarakkan Rakernas XIV Apeksi
sempat membuat macet jalan di Kota Semarang, Rabu (3/7/2019) malam.
Berbagai kota menampilkan kekhasannya masing-masing dalam
karnaval budaya. Tak ketinggalan, Kota Pontianak yang tampil dengan kostum
berornamen Tugu Khatulistiwa yang dikenakan oleh Beisca Azzahra Siregar. Kostum
yang didesain mewah dengan lampu perpaduan warna-warni dan di belakang
pundaknya berbentuk lingkaran Tugu Khatulistiwa lengkap beserta anak panah
dengan tulisan di atasnya Kota Pontianak mengundang warga menyaksikan dari
dekat.
Dengan berjalan kaki menyusuri rute yang telah ditentukan
panitia, peserta konvoi berjumlah 32 orang yang mewakili Kota Pontianak juga
diramaikan dengan peserta yang mengenakan pakaian khas Pontianak, telok belanga
bagi pria dan baju kurung dikenakan peserta wanita.
Tak sedikit warga yang menyaksikan iring-iringan konvoi dari
Kota Pontianak terkesima dengan kostum Tugu Khatulistiwa yang unik. Bahkan tak
jarang beberapa warga berfoto selfie bersama model yang mengenakan kostum nan
megah itu.
Beisca, model yang mengenakan kostum Tugu Khatulistiwa,
mengaku sempat hampir pingsan lantaran berat kostum yang diembannya dengan
jarak tempuh rute yang dilalui lumayan jauh sekitar 2 kilometer lebih.
“Sebenarnya pada saat dikenakan tidak terlalu berat, tetapi
mungkin rutenya yang lumayan jauh sehingga sempat hampir pingsan,” ujarnya.
Namun,diakuinya, sesekali ia berhenti untuk melayani warga
yang ingin berfoto. Kesempatan itu pula dimanfaatkannya untuk beristirahat
sejenak dan minum air putih. Menurutnya, ini merupakan pertama kalinya ia
mengikuti karnaval nasional. Baginya, ada suatu kebanggaan tersendiri
mengenakan kostum yang menggambarkan definisi Kalbar khususnya Pontianak.
“Kalau mengenakan kostum yang berukuran besar memang pernah,
tapi kostum yang saya kenakan ini adalah yang terberat dan termewah baru pada
pawai budaya nusantara di Apeksi ini,” ungkap Beisca.
Ia menilai, antusias masyarakat menyaksikan pawai atau
karnaval budaya ini sangat tinggi karena pariwisata budaya banyak diminati.
“Kita bisa melihat betapa ramainya orang-orang yang turun ke
jalan untuk menyaksikan pawai dan merekam dengan kamera hingga jalanan macet,”
katanya.
Desainer Kostum Tugu Khatulistiwa, Oktavianingsih, menyebut
kostum yang dirancangnya terinspirasi dari ikon Kota Pontianak yakni Tugu
Khatulistiwa, dipadukan dengan karakter cosplay. Bahan yang digunakannya adalah
eva foam atau lebih dikenal dengan busa hati. Sedangkan untuk proses finishingnya
menggunakan kulit dan cat.
“Kostum ini dirancang khusus untuk kita tampilkan pada Pawai
Budaya Nusantara Apeksi dan ini untuk pertama kalinya,” tuturnya.
Proses pembuatan kostum ini membutuhkan waktu sekitar dua
pekan. Setelah selesai, kostum yang di bawa ke Semarang dalam keadaan belum
dirakit. Pada saat akan mengikuti pawai, kostum dirakit untuk dikenakan sang
model. Dirinya dibantu rekannya merancang kostum sedemikian rupa dengan konsep
Tugu Khatulistiwa.
“Kostum ini dikenakan di bahu dengan berat sekitar 10
kilogram dan menggunakan lampu untuk menambah kesan mewah,” pungkasnya. (jim/humpro)
Pawai Budaya
Nusantara Apeksi
KalbarOnline,
Pontianak – Antusias warga menyaksikan penampilan peserta Pawai Budaya
Nusantara dari berbagai kota se-Indonesia menyemarakkan Rakernas XIV Apeksi
sempat membuat macet jalan di Kota Semarang, Rabu (3/7/2019) malam.
Berbagai kota menampilkan kekhasannya masing-masing dalam
karnaval budaya. Tak ketinggalan, Kota Pontianak yang tampil dengan kostum
berornamen Tugu Khatulistiwa yang dikenakan oleh Beisca Azzahra Siregar. Kostum
yang didesain mewah dengan lampu perpaduan warna-warni dan di belakang
pundaknya berbentuk lingkaran Tugu Khatulistiwa lengkap beserta anak panah
dengan tulisan di atasnya Kota Pontianak mengundang warga menyaksikan dari
dekat.
Dengan berjalan kaki menyusuri rute yang telah ditentukan
panitia, peserta konvoi berjumlah 32 orang yang mewakili Kota Pontianak juga
diramaikan dengan peserta yang mengenakan pakaian khas Pontianak, telok belanga
bagi pria dan baju kurung dikenakan peserta wanita.
Tak sedikit warga yang menyaksikan iring-iringan konvoi dari
Kota Pontianak terkesima dengan kostum Tugu Khatulistiwa yang unik. Bahkan tak
jarang beberapa warga berfoto selfie bersama model yang mengenakan kostum nan
megah itu.
Beisca, model yang mengenakan kostum Tugu Khatulistiwa,
mengaku sempat hampir pingsan lantaran berat kostum yang diembannya dengan
jarak tempuh rute yang dilalui lumayan jauh sekitar 2 kilometer lebih.
“Sebenarnya pada saat dikenakan tidak terlalu berat, tetapi
mungkin rutenya yang lumayan jauh sehingga sempat hampir pingsan,” ujarnya.
Namun,diakuinya, sesekali ia berhenti untuk melayani warga
yang ingin berfoto. Kesempatan itu pula dimanfaatkannya untuk beristirahat
sejenak dan minum air putih. Menurutnya, ini merupakan pertama kalinya ia
mengikuti karnaval nasional. Baginya, ada suatu kebanggaan tersendiri
mengenakan kostum yang menggambarkan definisi Kalbar khususnya Pontianak.
“Kalau mengenakan kostum yang berukuran besar memang pernah,
tapi kostum yang saya kenakan ini adalah yang terberat dan termewah baru pada
pawai budaya nusantara di Apeksi ini,” ungkap Beisca.
Ia menilai, antusias masyarakat menyaksikan pawai atau
karnaval budaya ini sangat tinggi karena pariwisata budaya banyak diminati.
“Kita bisa melihat betapa ramainya orang-orang yang turun ke
jalan untuk menyaksikan pawai dan merekam dengan kamera hingga jalanan macet,”
katanya.
Desainer Kostum Tugu Khatulistiwa, Oktavianingsih, menyebut
kostum yang dirancangnya terinspirasi dari ikon Kota Pontianak yakni Tugu
Khatulistiwa, dipadukan dengan karakter cosplay. Bahan yang digunakannya adalah
eva foam atau lebih dikenal dengan busa hati. Sedangkan untuk proses finishingnya
menggunakan kulit dan cat.
“Kostum ini dirancang khusus untuk kita tampilkan pada Pawai
Budaya Nusantara Apeksi dan ini untuk pertama kalinya,” tuturnya.
Proses pembuatan kostum ini membutuhkan waktu sekitar dua
pekan. Setelah selesai, kostum yang di bawa ke Semarang dalam keadaan belum
dirakit. Pada saat akan mengikuti pawai, kostum dirakit untuk dikenakan sang
model. Dirinya dibantu rekannya merancang kostum sedemikian rupa dengan konsep
Tugu Khatulistiwa.
“Kostum ini dikenakan di bahu dengan berat sekitar 10
kilogram dan menggunakan lampu untuk menambah kesan mewah,” pungkasnya. (jim/humpro)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini