KalbarOnline.com – Pengembang game Fortnite, Epic Games, menggugat Apple dan Google setelah keduanya menendang game populer Epic dari toko aplikasi mereka. Gara-garanya terkait sengketa pembayaran langsung yang beberapa hari lalu dirilis Epic melalui pembaruan versi aplikasinya.
Sampai saat ini, tidak ada yang mengizinkan pengguna untuk mengunduh dan menginstal Fortnite di ponsel melalui pasar digital mereka. Inti dari permasalahan tersebut apakah Epic memiliki hak untuk memasukkan layanan pembayaran langsung di aplikasi Fortnite-nya. Ini untuk menghindari sistem pembayaran Apple dan Google hingga 30 persen biaya yang dipungut oleh Apple dan Google pada setiap transaksi atau dikenal sebagai revenue sharing.
- Baca juga: Google dan Apple Depak Fortnite karena Alasan Ini
Gugatan Epic menuduh Apple telah menjadi raksasa yang berusaha mengontrol pasar, memblokir persaingan, dan menghentikan inovasi. “Apple lebih besar, lebih kuat, lebih mengakar, dan lebih merusak daripada monopoli masa lalu,” kata Epic dalam gugatan itu. “Ukuran dan jangkauan Apple jauh melebihi monopoli teknologi mana pun dalam sejarah,” imbuh gugatan Epic.
Sementara itu, gugatan Epic terhadap Google menuduh raksasa teknologi itu meninggalkan akar idealisnya dan klaim Android adalah ekosistem terbuka merupakan janji yang diingkari. “Pada 1998, Google didirikan sebagai perusahaan muda yang menarik dengan motto unik: ‘Don’t Be Evil’,” bunyi keluhan tersebut. “Dua puluh dua tahun kemudian, Google telah menurunkan motto mereka menjadi hampir sebuah renungan, dan menggunakan ukurannya untuk melakukan kejahatan terhadap pesaing, inovator, pelanggan, dan pengguna di banyak pasar yang telah dimonopoli olehnya,” tulis Epic atas gugatannya kepada Google.
Google sendiri menolak mengomentari gugatan tersebut. Sementara Apple, dikutip dari CNet, Jumat (14/8), mengatakan memilih untuk menghapus Fortnite dari App Store. Alasannya karena game tersebut melanggar pedoman Apple.
“Akibatnya aplikasi Fortnite mereka telah dihapus,” kata Apple dalam sebuah pernyataan. Apple juga menambahkan bahwa mereka akan berdiskusi dengan Epic untuk menyelesaikan masalah tersebut. “Epic mengaktifkan fitur di aplikasinya yang tidak ditinjau atau disetujui oleh Apple, dan mereka melakukannya dengan maksud melanggar pedoman App Store terkait pembayaran dalam aplikasi yang berlaku untuk setiap pengembang yang menjual barang atau layanan digital,” ungkap pihak Apple.
Google pun demikian, mengutip pelanggaran aturan oleh Epic sebagai alasan menghapus Fortnite dari pasar digitalnya. Sementara untuk Google, konsumen masih dapat mengunduh game di ponsel Android menggunakan toko aplikasi lain, seperti Galaxy Store untuk perangkat Samsung.
“Meski Fortnite tetap tersedia di Android, kami tidak dapat lagi menyediakannya di Play Store karena melanggar kebijakan kami,” kata juru bicara Google. “Namun, kami menyambut baik kesempatan untuk melanjutkan diskusi kami dengan Epic dan membawa Fortnite kembali ke Google Play,” lanjut juru bicara Google.
Keputusan Apple dan Google untuk melarang Fortnite dari toko aplikasi mereka menandai persaingan antara raksasa teknologi dengan pengembang yang membuat program untuk perangkat mereka. Perangkat lunak Apple iOS dan Google Android mendukung hampir semua perangkat seluler dunia. Pengaruh itu telah membentuk kembali industri teknologi dan ekonomi dunia yang lebih besar, membantu menghidupkan bisnis seperti perusahaan angkutan dan pengiriman Uber, pembuat game Zynga, dan jejaring sosial TikTok dari ByteDance.
Tetapi kendali perusahaan atas platform masing-masing telah menarik keluhan dari beberapa pengembang yang mengatakan Apple memaksa pengembang untuk membayar komisi untuk banyak pembelian yang dilakukan pada aplikasi, tanpa adanya alternatif lain. Dan mereka mengeluh bahwa Google memaksa mitra untuk memaketkan dan mempromosikan aplikasinya sendiri di perangkat mereka.
Kedua perusahaan juga telah dituduh membangun preferensi untuk aplikasi mereka masing-masing, ketimbang membiarkan persaingan yang sehat. Apple dan Google berpendapat bahwa pedoman pengembang mereka melindungi pengguna dan untuk memastikan perlakuan yang sama dari pembuat aplikasi, yang telah membuat jutaan aplikasi untuk kedua platform digabungkan. Sementara itu, para pengkritik Apple dan Google mengatakan perusahaan-perusahaan itu terlalu membatasi dan mengambil komisi yang terlalu besar untuk perdagangan di platform mereka.
Comment