Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Senin, 02 November 2020 |
KalbarOnline.com – Kasus baru Covid-19 pada Oktober cenderung stagnan di angka 4.000-an. Tidak terjadi lonjakan signifikan hingga menembus angka di atas 4.000-an kasus selama Oktober. Justru pada pekan terakhir, kasus penularan Covid-19 turun hingga di bawah 4.000-an, hingga menyentuh 2.000-an kasus.
Tren stagnasi angka penyebaran Covid-19 selama Oktober yang justru cenderung turun di tengah momen libur panjang, memunculkan pertanyaan. Apa penyebabnya?
Catatan KalbarOnline.com, penurunan kasus mulai terjadi pada 26 Oktober yakni 3.222 kasus. Selanjutnya, pada 27 Oktober kasus baru tercatat sedikit naik menjadi 3.520.
Kasus baru Covid-19 pada 29 Oktober yakni sebanyak 3.565 kasus. Namun, pada hari-hari berikutnya terus turun di angka 2.897 kasus (30 Oktober) dan 2.696 kasus (31 Oktober).
Angka penularan Covid-19 yang menurun ini tampaknya sebagai kabar baik bahwa pandemi akan segera berlalu, dan pemulihan ekonomi bisa berjalan lebih cepat. Namun ternyata, data ini tidak sepenuhnya menunjukkan kabar baik. Sebab, penurunan kasus terjadi lantaran laboratorium dan SDM di dalamnya ikut libur panjang dan cuti bersama.
“Penurunan kasus itu karena lab libur. Pemeriksaan ada, tapi yang memeriksa orang yang lembur,” jelasnya Epidemiolog dan Pakar Kesehatan dari Fakuktas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Tri Yunis Miko Wahyono kepada KalbarOnline.com, Selasa (2/11).
Menurutnya, ketika laboratorium beroperasi normal, sejatinya belum ada penurunan angka penyebaran Covid-19. Angka penularan Covid-19 di Indonesia masih di angka 4.000-an kasus.
Analisis Tri Yunis tersebut didasarkan pada jumlah spesimen yang diperiksa dalam sehari. Anjlok di bawah target yang diminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebesar 30.000 uji spesimen. Adapun rerata uji spesimen dalam tiga hari terakhir Oktober hanya 24.000-25.000.
“Oktober stagnan ya, normalnya akan tetap 3.800 sampai 4.000 kasus sehari untuk Indonesia. Dan Jakarta di angka 800-1.000 kasus,” ujarnya.
Tri Yunis menambahkan, DKI Jakarta yang beberapa hari belakangan memecah rekor sebagai wilayah dengan angka penularan Covid-19 terbanyak pun mengalami penurunan kasus baru. Sama halnya dengan wilayah lain, itu disebabkan karena memang petugas laboratorium libur.
Sebagai informasi, pada 29 Oktober hanya ada 713 kasus baru di DKI Jakarta. Angka penularan terlihat menurun pada 30 Oktober menjadi 612 kasus dan pada 31 Oktober sebanyak 608 kasus. Akan tetapi, selama periode tersebut, 29-31 Oktober, rerata angka kematian akibat Covid-19 di DKI Jakarta tercatat 14-19 kasus.
KalbarOnline.com – Kasus baru Covid-19 pada Oktober cenderung stagnan di angka 4.000-an. Tidak terjadi lonjakan signifikan hingga menembus angka di atas 4.000-an kasus selama Oktober. Justru pada pekan terakhir, kasus penularan Covid-19 turun hingga di bawah 4.000-an, hingga menyentuh 2.000-an kasus.
Tren stagnasi angka penyebaran Covid-19 selama Oktober yang justru cenderung turun di tengah momen libur panjang, memunculkan pertanyaan. Apa penyebabnya?
Catatan KalbarOnline.com, penurunan kasus mulai terjadi pada 26 Oktober yakni 3.222 kasus. Selanjutnya, pada 27 Oktober kasus baru tercatat sedikit naik menjadi 3.520.
Kasus baru Covid-19 pada 29 Oktober yakni sebanyak 3.565 kasus. Namun, pada hari-hari berikutnya terus turun di angka 2.897 kasus (30 Oktober) dan 2.696 kasus (31 Oktober).
Angka penularan Covid-19 yang menurun ini tampaknya sebagai kabar baik bahwa pandemi akan segera berlalu, dan pemulihan ekonomi bisa berjalan lebih cepat. Namun ternyata, data ini tidak sepenuhnya menunjukkan kabar baik. Sebab, penurunan kasus terjadi lantaran laboratorium dan SDM di dalamnya ikut libur panjang dan cuti bersama.
“Penurunan kasus itu karena lab libur. Pemeriksaan ada, tapi yang memeriksa orang yang lembur,” jelasnya Epidemiolog dan Pakar Kesehatan dari Fakuktas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Tri Yunis Miko Wahyono kepada KalbarOnline.com, Selasa (2/11).
Menurutnya, ketika laboratorium beroperasi normal, sejatinya belum ada penurunan angka penyebaran Covid-19. Angka penularan Covid-19 di Indonesia masih di angka 4.000-an kasus.
Analisis Tri Yunis tersebut didasarkan pada jumlah spesimen yang diperiksa dalam sehari. Anjlok di bawah target yang diminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebesar 30.000 uji spesimen. Adapun rerata uji spesimen dalam tiga hari terakhir Oktober hanya 24.000-25.000.
“Oktober stagnan ya, normalnya akan tetap 3.800 sampai 4.000 kasus sehari untuk Indonesia. Dan Jakarta di angka 800-1.000 kasus,” ujarnya.
Tri Yunis menambahkan, DKI Jakarta yang beberapa hari belakangan memecah rekor sebagai wilayah dengan angka penularan Covid-19 terbanyak pun mengalami penurunan kasus baru. Sama halnya dengan wilayah lain, itu disebabkan karena memang petugas laboratorium libur.
Sebagai informasi, pada 29 Oktober hanya ada 713 kasus baru di DKI Jakarta. Angka penularan terlihat menurun pada 30 Oktober menjadi 612 kasus dan pada 31 Oktober sebanyak 608 kasus. Akan tetapi, selama periode tersebut, 29-31 Oktober, rerata angka kematian akibat Covid-19 di DKI Jakarta tercatat 14-19 kasus.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini