Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Rabu, 23 Desember 2020 |
KalbarOnline.com – Budi Gunadi Sadikin (BGS) ditunjuk menjadi Menteri Kesehatan (Menkes) menggantikan Terawan Agus Putranto. Dengan latar belakang yang bukan dokter, namun seorang lulusan fisika dan juga memimpin perusahaan, Budi Gunadi dinilai harus memiliki pendamping atau wakil menteri (wamen) yang mengerti tentang kesehatan masyarakat.
Hal itu diungkapkan oleh Pakar Kesehatan dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) dr. Hermawan Saputra. Sebab menurutnya, bicara tentang kesehatan, Indonesia menghadapi beban ganda. Tak hanya Covid-19 dan penyakit menular, tetapi juga dibebani dengan penyakit tak menular yang kian tinggi seperti stroke, jantung, darah tinggi, hingga gagal ginjal.
“Namun ini hak prerogatif Presiden ya. Tapi kalau kita lihat pengalaman di Kemendikbud dan Kemenag, yang pertama kali menteri bukan pada bidangnya, background aslinya,” kata dr. Hermawan kepada KalbarOnline.com, Selasa (22/12).
“Tapi kalau kita bicara tentang kesehatan tentu saja jadi tantangan, karena kesehatan saat ini menghadapi beban berganda. Penyakit tidak menular itu jadi pembunuh nomor 1 tahun 2019,” tambahnya.
Apalagi, lanjutnya, dengan adanya pandemi justru penyakit seperti Tuberculosis lalu HIV Aids, dan penyakit menular itu jadi masalah karena tak terkontrol atau tak tertangani dengan baik. “Makanya, kita berharap mudah-mudahan menteri sekarang mampu mengelola. Tapi sayangnya beliau bukan background kesehatan ya,” jelasnya.
“Beliau kan dari Wamen BUMN. Mengelola kesehatan itu sektor nonprofit. Sementara BUMN itu profit oriented, pengelolaan korporasi. Sangat berbeda perlakuannya tata kelola di BUMN dengan kesehatan,” ujarnya.
Butuh Wamen
Maka itu, dr. Hermawan menilai Budi Gunadi Sadikin perlu dibantu oleh wamen atau tenaga ahli yang kompeten di bidangnya. Sebab bicara kesehatan, lanjutnya, butuh sosok yang profesional.
“Di-back-up oleh tenaga ahli, atau bahkan wamen kalau ada. Wamen yang kompeten dan substansif dari aspek kesehatan ya. Karena kesehatan itu, profesi itu sangat ketat, dan karena profesional ya di bidang kesehatan juga,” katanya.
Dia menilai paling tidak wamen yang mendampingi Budi Gunadi Sadikin memiliki latar belakang kesehatan. “Ya, paling tidak ber-background kesehatan dan paham kesehatan, tak hanya persoalan tata kelola dan korporasi,” katanya.
Meski BGS lulusan fisika (MIPA), menurut dr. Hermawan, latar berlakang pendidikan tersebut tetap lain dari kebutuhan dunia kesehatan masyarakat. Dirinya juga mencontohkan sosok Terawan Agus Putranto yang juga belum bisa memahami dunia kesehatan masyarakat.
“Dokter Terawan saja menjadi masalah karena beliau terlampau klinisi. Sementara Kementerian Kesehatan itu butuh persepsi kesehatan masyarakat,” katanya.
KalbarOnline.com – Budi Gunadi Sadikin (BGS) ditunjuk menjadi Menteri Kesehatan (Menkes) menggantikan Terawan Agus Putranto. Dengan latar belakang yang bukan dokter, namun seorang lulusan fisika dan juga memimpin perusahaan, Budi Gunadi dinilai harus memiliki pendamping atau wakil menteri (wamen) yang mengerti tentang kesehatan masyarakat.
Hal itu diungkapkan oleh Pakar Kesehatan dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) dr. Hermawan Saputra. Sebab menurutnya, bicara tentang kesehatan, Indonesia menghadapi beban ganda. Tak hanya Covid-19 dan penyakit menular, tetapi juga dibebani dengan penyakit tak menular yang kian tinggi seperti stroke, jantung, darah tinggi, hingga gagal ginjal.
“Namun ini hak prerogatif Presiden ya. Tapi kalau kita lihat pengalaman di Kemendikbud dan Kemenag, yang pertama kali menteri bukan pada bidangnya, background aslinya,” kata dr. Hermawan kepada KalbarOnline.com, Selasa (22/12).
“Tapi kalau kita bicara tentang kesehatan tentu saja jadi tantangan, karena kesehatan saat ini menghadapi beban berganda. Penyakit tidak menular itu jadi pembunuh nomor 1 tahun 2019,” tambahnya.
Apalagi, lanjutnya, dengan adanya pandemi justru penyakit seperti Tuberculosis lalu HIV Aids, dan penyakit menular itu jadi masalah karena tak terkontrol atau tak tertangani dengan baik. “Makanya, kita berharap mudah-mudahan menteri sekarang mampu mengelola. Tapi sayangnya beliau bukan background kesehatan ya,” jelasnya.
“Beliau kan dari Wamen BUMN. Mengelola kesehatan itu sektor nonprofit. Sementara BUMN itu profit oriented, pengelolaan korporasi. Sangat berbeda perlakuannya tata kelola di BUMN dengan kesehatan,” ujarnya.
Butuh Wamen
Maka itu, dr. Hermawan menilai Budi Gunadi Sadikin perlu dibantu oleh wamen atau tenaga ahli yang kompeten di bidangnya. Sebab bicara kesehatan, lanjutnya, butuh sosok yang profesional.
“Di-back-up oleh tenaga ahli, atau bahkan wamen kalau ada. Wamen yang kompeten dan substansif dari aspek kesehatan ya. Karena kesehatan itu, profesi itu sangat ketat, dan karena profesional ya di bidang kesehatan juga,” katanya.
Dia menilai paling tidak wamen yang mendampingi Budi Gunadi Sadikin memiliki latar belakang kesehatan. “Ya, paling tidak ber-background kesehatan dan paham kesehatan, tak hanya persoalan tata kelola dan korporasi,” katanya.
Meski BGS lulusan fisika (MIPA), menurut dr. Hermawan, latar berlakang pendidikan tersebut tetap lain dari kebutuhan dunia kesehatan masyarakat. Dirinya juga mencontohkan sosok Terawan Agus Putranto yang juga belum bisa memahami dunia kesehatan masyarakat.
“Dokter Terawan saja menjadi masalah karena beliau terlampau klinisi. Sementara Kementerian Kesehatan itu butuh persepsi kesehatan masyarakat,” katanya.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini