Menjadi orang tua merupakan momen yang membahagiakan. Namun, terkadang merawat bayi juga bisa menimbulkan stres. Mums mungkin akan sering dilanda kekhawatiran tentang berbagai macam masalah terkait si Kecil, termasuk masalah kulit.
Mungkin Mums bertanya-tanya, kenapa kulit si Kecil rentan mengalami masalah? Kenapa mudah muncul ruam pada kulit bayi? Nah, Mums tidak perlu khawatir. Yuk, baca penjelasan tentang kulit dan ruam pada bayi, serta cara meredakannya!
Baca juga: Normalkah Bayi Berkeringat Ketika Menyusu?
Kenapa Kulit Bayi Sangat Rentan?
Kulit bayi berbeda dengan kulit anak-anak yang lebih tua apalagi dengan kulit orang dewasa, baik itu dalam bentuk struktur, komposisi, maupun fungsinya. Saat lahir, kulit bayi mengalami peralihan dari lingkungan rahim yang dikelilingi cairan ke lingkungan yang kering. Setelah lahir, secara bertahap kulit si Kecil akan terus berkembang.
Kulit bayi juga berbeda secara struktur dengan orang dewasa. Sel-sel kulitnya lebih kecil, dan serat kolagen-nya juga lebih tipis. Hal ini menyebabkan kulit bayi lebih sensitif dan lebih rentan menjadi lebih kering dibandingkan dengan kulit orang dewasa. Selain itu, kulit bayi juga lebih rentan terhadap paparan senyawa-senyawa yang berasal dari luar, termasuk sinar matahari.
Kulit bayi memiliki kadar pH yang lebih tinggi dibandingkan kulit orang dewasa. Menurut ahli, semakin tinggi pH kulit, maka pertahanannya semakin lemah. Selain itu, karena sistem imun bayi juga masih berkembang, ada risiko lebih tinggi ia akan terkena iritasi dan infeksi.
Karena alasan-alasan tersebut, kulit bayi lebih rentan dan sensitif ketimbang kulit orang dewasa. Jika tidak dirawat dengan baik, kulit bayi jadi mudah mengalami masalah, termasuk dermatitis atopik, ruam popok, infeksi, dan lainnya.
Baca juga: Bolehkah Ibu Hamil dan Menyusui Vaksin Covid-19?
Berbagai Masalah Kulit yang Sering Ditemui pada Bayi
Berikut beberapa jenis ruam pada bayi yang paling sering ditemukan:
Ruam Popok
Ruam popok adalah peradangan pada bagian kulit bayi yang tertutup popok. Peradangan tersebut menyebabkan kulit bayi memerah, nyeri, dan meradang. Ruam popok bisa disebabkan oleh banyak hal, termasuk urin ataupun feses bayi yang menyebabkan iritasi pada kulitnya.
Untuk mencegah ruam popok, pastikan bagian kulit yang tertutup popok bersih dan kering, serta sering mengganti popok bayi, dan membiarkan bayi tidak menggunakan popok selama beberapa saat.
Mums juga bisa melindungi kulit si Kecil menggunakan krim yang aman dan khusus untuk kulit bayi.
Milia
Banyak bayi baru lahir mengalami ruam pada kulit wajah yang berwarna putih, khususnya di sekitar hidung. Ruam kulit ini adalah pori-pori yang tersumbat. Milia umumnya tidak menyebabkan rasa gatal dan juga tidak menular.
Jerawat Bayi
Beberapa bayi baru lahir bisa memiliki jerawat di pipi dan hidungnya. Jerawat ini biasanya muncul pada beberapa bulan pertama kehidupan si Kecil. Menurut penelitian, jerawat bayi kemungkinan disebabkan oleh jamur, bukan kelenjar minyak yang tersumbat seperti jerawat pada orang dewasa.
Biang Keringat
Biang keringat umumnya muncul jika bayi merasa kepanasan. Biang keringat bisa menimbulkan rasa gatal. Untuk meredakannya, Mums bisa membawa si Kecil ke ruangan yang cukup dingin. Hindari berada di lingkungan yang panas.
Eksim
Eksim merupakan ruam kulit yang menimbulkan gejala kemerahan, gatal, kering, dan pecah-pecah. Eksim biasanya muncul di lutut dan siku. Untuk mengobati eksim bayi, biasanya dokter akan memberikan krim khusus untuk meredakan inflamasinya. Mums juga bisa memberikan krim moisturiser khusus untuk bayi untuk mencegah kekeringan pada kulit si Kecil.
Baca juga: Amankah Mengonsumsi Obat Antidepresan saat Menyusui?
Cara Menjaga Kesehatan Kulit Bayi serta Mencegah dan Meredakan Ruam
Seperti yang disebutkan di atas, kulit bayi baru lahir sangat rentan dan perlu dirawat dengan sebaik mungkin. Untuk menjaga kesehatan kulit bayi, Mums bisa mengaplikasikan krim atau moisturizer khusus untuk bayi.
Jangan sembarang menggunakan krim atau moisturizer, karena ada beberapa bahan yang bisa menyebabkan iritasi pada kulit bayi, apalagi jika si Kecil sudah memiliki masalah kulit. Pastikan Mums menggunakan krim atau moisturizer khusus bayi, yang keamanannya sudah terjamin.
Sebagai rekomendasi, Mums bisa menggunakan Sudocrem. Diciptakan sejak tahun 1931, Sudocrem telah terbukti secara klinis mampu membantu melembutkan, melembabkan dan melindungi kulit bayi. Sudah melalui tes dermatologis, produk ini dipastikan mengandung bahan-bahan yang bersifat hypoallergenic, sehingga baik untuk kulit bayi.
Sudocrem mengandung emolien, yang mampu melembutkan dan melembapkan kulit bayi, sekaligus bahan yang melindungi kulit bayi dari kemerahan, mempertahankan kondisi kulit alami dan sehat serta bahan bersifat menyejukkan sehingga nyaman di kulit bayi. Produk yang satu ini juga bersifat anti-air, yang berguna membentuk lapisan pelindung untuk kulit si Kecil.
Sebelumnya, Sudocrem meluncurkan produk Sudocrem Baby Care Cream di tahun 2016. Produk yang terdiri dari 2 ukuran ini, yaitu 60 gr dan 125gr, berguna untuk melembutkan, melembabkan, dan melindungi area kulit yang tertutup popok. Jadi, si Kecil dapat terbebas dari masalah ruam popok.
Dan demi menambah proteksi bagi kulit lembut si Kecil, Sudocrem meluncurkan varian produk terbarunya, yaitu Sudocrem Skin Care Cream, pada Desember 2019 lalu. Produk ini memiliki banyak sekali kegunaan, yakni untuk melembutkan, melembabkan dan melindungi kulit bayi dari kemerahan seperti ruam pipi, melindungi dari gejala kemerahan pada biang keringat, gatal, gigitan nyamuk serta luka minor.
Sudocrem Skin Care Cream berukuran 30gr serta terdiri dari Aqua, Paraffinum liquidum, Zinc Oxide, Paraffin, Lanolin, Cera microcristalina, Sorbitan sesquioleate, Benzyl benzoate, Cera alba, Benzyl alcohol, Linalyl acetate, Propylene glycol, Benzyl cinnamate, Lavender oil, Citric acid, dan BHA.
Mums bisa mengoleskannya di area pipi, leher, lipatan tangan dan kaki, atau yang lainnya, tipis-tipis sesuai kebutuhan. Kulit si Kecil selalu aman terlindungi sepanjang waktu, deh! (UH)
Mums bisa mendapatkan Sudocrem Baby Care Cream 10gr gratis di sini!
Sumber:
Community Practitioner. The anatomy of skin. Oktober 2010.
Pregnancy Birth&Baby. Common childhood rashes.
Comment