Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Minggu, 24 April 2022 |
KalbarOnline, Sambas – Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Sutarmidji mendorong agar keberadaan Pondok Pesantren Syekh Ahmad Khatib Sambas terus digaungkan.
"Karena murid beliau (Syekh Ahmad Khatib Sambas) bukan hanya dari Sambas dan daerah-daerah di Indonesia, tetapi dari negara lain juga,” kata Sutarmidji.
Sutarmidji menyampaikan itu usai mengunjungi lokasi pembangunan Pondok Pesantren Dar Adz Zakirin atau Pesantren Syech Achmad Khatib Sambas.
Dengan demikian, generasi muda Kalbar akan tahu siapa Syekh Ahmad Khatib Sambas dan tak melupakan ulama besar itu sebagai putra asli daerah.
“Ini merupakan hal yang menjadi kebanggaan bagi kita. Jika perlu, beliau diberi gelar pahlawan,” kata Sutarmidji.
Syekh Ahmad Khatib Sambas merupakan pendiri Tarekat Qadariyah dan Naqsabandiyyah (TQN).
Ulama terkenal asal Sambas ini di masa kecilnya mendapatkan pendidikan agama dari pamannya yang merupakan tokoh agama di Kesultanan Sambas pada waktu itu.
Sejak kanak-kanak, Syekh Ahmad Khatib Sambas terkenal sebagai santri cerdas dan memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan teman-teman sebayanya.
Saat menginjak usia 19 tahun, Syekh Ahmad Khatib Sambas pergi berhaji bersama ayahnya. Setelah melaksanakan ibadah haji, Syekh Ahmad Khatib Sambas tidak turut pulang bersama ayahnya.
Ia memilih bermukim untuk melanjutkan pendidikan agamanya. Sejak saat itu juga Syekh Ahmad Khatib Sambas menetap di Makkah hingga akhir hayatnya. Syekh Ahmad Khatib Sambas meninggal pada 1872 M.
KalbarOnline, Sambas – Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Sutarmidji mendorong agar keberadaan Pondok Pesantren Syekh Ahmad Khatib Sambas terus digaungkan.
"Karena murid beliau (Syekh Ahmad Khatib Sambas) bukan hanya dari Sambas dan daerah-daerah di Indonesia, tetapi dari negara lain juga,” kata Sutarmidji.
Sutarmidji menyampaikan itu usai mengunjungi lokasi pembangunan Pondok Pesantren Dar Adz Zakirin atau Pesantren Syech Achmad Khatib Sambas.
Dengan demikian, generasi muda Kalbar akan tahu siapa Syekh Ahmad Khatib Sambas dan tak melupakan ulama besar itu sebagai putra asli daerah.
“Ini merupakan hal yang menjadi kebanggaan bagi kita. Jika perlu, beliau diberi gelar pahlawan,” kata Sutarmidji.
Syekh Ahmad Khatib Sambas merupakan pendiri Tarekat Qadariyah dan Naqsabandiyyah (TQN).
Ulama terkenal asal Sambas ini di masa kecilnya mendapatkan pendidikan agama dari pamannya yang merupakan tokoh agama di Kesultanan Sambas pada waktu itu.
Sejak kanak-kanak, Syekh Ahmad Khatib Sambas terkenal sebagai santri cerdas dan memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan teman-teman sebayanya.
Saat menginjak usia 19 tahun, Syekh Ahmad Khatib Sambas pergi berhaji bersama ayahnya. Setelah melaksanakan ibadah haji, Syekh Ahmad Khatib Sambas tidak turut pulang bersama ayahnya.
Ia memilih bermukim untuk melanjutkan pendidikan agamanya. Sejak saat itu juga Syekh Ahmad Khatib Sambas menetap di Makkah hingga akhir hayatnya. Syekh Ahmad Khatib Sambas meninggal pada 1872 M.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini