KalbarOnline, Sambas – Ribuan masyarakat antusias menghadiri silaturahmi bersama calon Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) nomor urut 1, Sutarmidji di Pantai Sinam, Kecamatan Pemangkat, Kabupaten Sambas, Rabu (20/11/2024) sore.
Kegiatan yang diisi dengan kampanye dialogis itu turut dihadiri calon Bupati Sambas nomor urut 1, Fahrur Rofi, serta penceramah kebanggaan masyarakat Sambas, Ustadz Hatoli.
Dalam kesempatan itu, Sutarmidji menyampaikan niatnya untuk membangun Islamic Center di Kabupaten Sambas, yang utamanya untuk mengenang ulama internasional Syekh Ahmad Khatib Sambas.
“Saya janji kalau saya menjadi gubernur kembali, kemudian Rofi menjadi bupati, saya akan bangun Islamic Center di Sambas ini. Pertama untuk mengenang ulama besar Sambas, Syekh Ahmad Khatib Sambas, karena anak muda sekarang sudah banyak yang tidak tahu dengan beliau,” ungkapnya yang langsung disambut riuh tepuk tangan ribuan masyarakat yang hadir.
Gubernur Kalbar periode 2018 – 2023 itu mengungkapkan, Syekh Ahmad Khatib Sambas merupakan ulama terkenal dunia kelahiran Sambas yang kemudian menetap di Makkah hingga wafat. Syekh Ahmad Khatib Sambas bukan hanya ulama Kalbar atau Indonesia, tapi ulama dunia, karena memiliki pengikut yang tersebar di berbagai negara di Asia, bahkan mancanegara yang lain.
“Bahkan saya ketika ketemu Ketua PBNU Gus Yahya, waktu itu saya masih gubernur, beliau tanya ada tidak museum Syekh Ahmad Khatib Sambas, saya bilang tidak ada. Kenapa tidak dibuat, kata beliau, itukan ulama besar, dan beliau siap bantu kalau memang Kalbar mau bangun (museum),” kata Sutarmidji.
“Artinya orang luar saja menghargai, kenapa kita tidak bisa? (Ini bertujuan untuk) memberikan satu penyemangat untuk Sambas, sebagai daerah (berjuluk) Serambi Mekkah di Kalbar,” ujarnya lagi.
Untuk mewujudkan cita-cita membangun Islamic Center, Midji–sapaan karibnya itu bahkan siap mewakafkan lahan miliknya seluas enam hektare di daerah Temajuk, Kecamatan Paloh. Lahan tersebut diserahkan ke Ustadz Hatoli.
“Saya serahkan kepada Ustadz Hatoli untuk pembangunan Islamic Center, untuk mengenang Syekh Ahmad Khatib Sambas. Insya Allah dua sertifikatnya, akan saya serahkan kepada beliau (Ustadz Hatoli), saya serahkan juga yayasan yang mengelolanya kepada beliau, terserah beliau mau yayasan apa namanya yang jelas itu untuk Islamic Center Sambas,” terangnya.
Selain itu, Midji juga berencana akan kembali membangun beberapa sekolah unggulan setingkat SMA/SMK di Kabupaten Sambas. Dengan harapan, Sumber Daya Manusia (SDM) di Kabupaten Sambas bisa tumbuh dengan baik. Kemudian dapat mengembalikan kejayaan Sambas yang dulu terkenal dengan gudangnya, pemimpin, cendekiawan, dan kaum intelektual.
“Jangan sampai ke depan Sambas ini mau cari hafiz (penghafal Al-Qur’an) susah, mau cari profesor susah, padahal Sambas ini gudangnya pemimpin pada masa lalu, dan harus dibangkitkan kembali untuk masa depan. Saya yakin ke depan Sambas akan semakin maju,” pungkasnya.
Sementara itu, calon Bupati Sambas nomor urut 1, Fahrur Rofi merasa sangat senang, dan bangga karena kehadiran tamu istimewa, Sutarmidji dan Ustadz Hatoli.
“Hari ini ada ulama kebanggan Sambas, Kalbar, dan Indonesia Ustadz Hatoli yang kita banggakan. Lalu panutan saya sebagai politisi muda di Kalbar, senior saya panutan, kita semua Pak Sutarmidji,” ungkapnya.
Rofi lantas mengajak masyarakat Kabupaten Sambas untuk menyatukan semangat untuk memilih paslon nomor urut 1, baik untuk pemilihan gubernur, maupun bupati.
“Kalau nomor 1 menang di provinsi, dan nomor 1 menang di kabupaten, laju kita bangun Kabupaten Sambas, coblos nomor 1. Mudah-mudahan Allah SWT, mudahkan ikhtiar kita bersama,” ucapnya.
Ngah Rofi–sapaan karibnya, meminta para pendukung Sambas Bermarwah, dan Kalbar Maju, untuk tetap menjaga kondusifitas selama perhelatan pilkada. Ia pun berpesan jika menemukan kecurangan, atau hal-hal yang di luar ketentuan, agar melapor ke pihak berwenang.
“Kalau ada yang tidak betul di lapangan, kejar, dan tangkap! Jadikan pilkada ini jujur adil, dan damai, kalau ada yang mau buat panas yang memprovokasi kita jangan terpancing. Tapi kalau ada yang menghina ulama, ustadz kita, kita paling depan untuk membelanya, itu baru Sambas Bermarwah,” tutup Ngah Rofi. (**)
Comment