KalbarOnline, Jakarta – Frame Ritz Production sukses menggelar gala premiere untuk tujuh karya film pendek independen yang diproduksi serentak di beberapa daerah di Indonesia melalui program Frame Ritz Association, Rabu (27/07/2022) siang, di bioskop Jakarta.
Tujuh film pendek independen yang lolos menjadi bagian dari Frame Ritz Association tersebut diantaranya:
- “Almarhum Ayah atau Istri?” (sutradara: Haikal Damara).
- “The Night Owl” (sutradara: Muhammad Krisnawan).
- “Dad, I Just Wanna Say Something” (sutradara: Lutfi Suwandono).
- “Twinty” (sutradara: Dedi Darmono).
- “Trauma (Tika)” (sutradara: Handiko Nainggolan).
- “Tininggal” (sutradara: Izra Tamaris).
- “Dana Kalian” (sutradara: Imam Syafi’i).
Sutradara film “Dana Kalian”, Imam Syafi’i menyebut, kalau pihaknya sangat terbantukan dengan adanya dukungan wadah kreasi dari pihak rumah produksi.
“Program yang dibuat oleh Frame Ritz Association ini membuat saya tahu bagaimana sineas-sineas muda lokal untuk bisa berunjuk gigi khususnya di layar lebar,” sampainya.
Syafi’i juga merasakan, bahwa kerjasama yang sangat maksimal di setiap timnya. Proses creative disini pun membuatnya mengerti arti pentingnya komunikasi untuk dapat berjejaring dari satu filmmaker dengan filmmaker lainnya.
“Luar biasanya bahwa Frame Ritz Production yang terbilang PH besar dapat percaya terhadap sineas-sineas muda untuk dapat menggali potensi-potensi daerah. Karena tidak ada batasan untuk kita berkreasi, ini adalah gagasan yang unik yang dirasa dapat memerdekakan para sineas-sineas muda dalam berkarya,” pujinya.
“Saya kira, jika nantinya hasil dari film-film pendek Frame Ritz Association ini berhasil di festival-festival, ini juga bisa menjadi ajang pendistribusian yang luar biasa. Semoga kedepannya dengan Program ini bisa menjadi acuan para sineas-sineas muda untuk bisa tumbuh menjadi sineas yang lebih baik lagi,” sambung Imam Syafi’i.
Sutradara muda lulusan Institute Kesenian Jakarta (IKJ) ini pun berharap, dukungan kepada para sineas muda maupun penggiat film indie bisa semakin meluas, tidak hanya bagi mereka yang berada di Pulau Jawa.
Sementara itu, President Director Rumah Produksi Frame Ritz, Rieta Amilia mengungkapkan, program yang diluncurkan pihaknya itu berawal dari keprihatinan atas kurangnya wadah penyalur film indie–menjadikan pihaknya tergerak untuk mendukung para sineas muda Indonesia tetap berkarya.
“Banyak anak-anak muda sekarang yang tidak punya wadah untuk hasil karya mereka, tidak tahu mau dikemanakan dan bagaimana orang bisa lihat. Bagus banyak, tapi kita tetap pilih yang terbaik. Jadi, karena kita juga mikir nanti kita memberikan tontonan yang ada edukasi juga menarik. Pokoknya, yang penting mereka ada wadah untuk bisa dilihat sama orang banyak,” ungkap ibunda Nagita Slavina ini.
Menurut perempuan yang akrab disapa Mama Rieta ini, dengan kesuksesan produksi tujuh film indie pada lencana pertama ini akan diikuti dengan lencana kedua.
“Harus semangat jadi kita sama-sama cari peluang untuk bisa lebih bagus dunia film, biar bisa berkembang. Karena, mereka juga saya pikir mereka itu kan pintar-pintar anak muda sekarang pakai handphone saja jadi kok. Tapi tidak ada wadah, jadi yang nonton tidak terlalu banyak. Menurut saya siapa tahu ada yang mau mendanai ini lebih bagus lagi dan saya pikir bisa menjadi lebih besar,” harapnya.
Tujuh film indie karya sineas muda asal beberapa kota di Pulau Jawa, memiliki genre atau jenis yang beragam, seperti drama, drama thriller hingga horor. Proses produksinya pun memakan waktu yang cukup singkat antara satu hingga dua bulan.
Adapun kru yang terlibat dalam proses produksi sebagian besar merupakan para sineas muda yang berasal dari komunitas film indie di wilayah masing-masing. (Jau)
Sumber: Rilis Gala Premiere Frame Ritz Association 27 Juli 2022
Comment