KalbarOnline, Nasional – Komisi Pemilihan Umum (KPU) dinilai sukses menyelenggarakan debat perdana calon presiden (capres) untuk pemilu 2024, di Kantor KPU, Menteng, Jakarta, Selasa (12/12/2023) malam. Debat yang berlangsung selama kurang lebih dua jam itu ditayangkan secara live melalui akun YouTube KPU RI.
Debat perdana ini menghadirkan tiga kandidat calon, yakni Anies Rasyid Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Debat tersebut mengangkat tema pemerintahan, hukum, HAM, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan layanan publik dan kerukunan warga.
Dalam sesi debat ini, KPU membaginya ke dalam enam segmen. Di mana pada segmen keenam atau segmen akhir, masing-masing capres diminta memberikan kata penutup atau closing statement.
Secara nomor urut pasangan, closing statement pertama disampaikan oleh Anies, kemudian disusul Prabowo dan terakhir oleh Ganjar.
Berikut closing statemen dari ketiga capres:
Anies Baswedan
Saya rasa kita sama, rakyat Indonesia, saya, kita semua, bahwa kita menginginkan sebuah negeri di mana praktik korupsi diberantas hingga tuntas.
Pemerintah memberikan pelayanan yang terbaik dan kemudian kita menjunjung tinggi etika, kita sama di situ.
Karenanya saya ingin sampaikan kepada semua bahwa sekarang ini kita di persimpangan jalan, antara tetap menjadi negara hukum di mana kekuasaan dikendalikan oleh hukum atau kita menjadi negara kekuasaan di mana hukum diatur dan dikendalikan oleh penguasa.
Dalam situasi itu, saya ingin sampaikan, ini adalah sebuah gerakan perubahan, kita ingin sama-sama. Kita ingin mengembalikan tetap menjadi negara hukum di mana kekuasaan dikendalikan.
Dan saya ingin sampaikan bahwa etika dijunjung tinggi. Ketika terjadi pelanggaran hukum, jangan bersembunyi di balik keputusan hukum. Justru kita harus mengatakan bahwa tugas dari pimpinan tertinggi memberi contoh, bila ada pelanggara etika, maka itu adalah mendasar. Bila tidak, maka ke bawah, ke seluruh rakyat akan kompromi.
Dan praktik orang dalam yang tadi saya sampaikan akan merusak sendi-sendi kehidupan bernegara kita, rusak kita.
Karena itulah penting sekali kita menjunjung etika dan itu dilakukan oleh siapa? Dari mulai calon presiden dia sudah diuji apakah dia kompromi tidak kepada etika.
Lalu bagi anak muda, kita semua menyadari pemilu ini tentang masa depan, anda pemilik masa depan. Saya yakin anda akan memilih yang serius untuk menjadi presiden. Bukan yang main-main untuk menjadi presiden.
Dan ketika kita berbicara tentang masa depan, maka saya ingin sampaikan kepada semua, kebebasan berpendapat akan dijamin, kita tidak mengizinkan lagi situasi di mana orang takut. maka itu saya sampaikan Wakanda no more, Indonesia forever.
Prabowo Subianto
Kita harus selalu ingat bahwa kemerdekaan ini didapatkan melalui proses yang sangat panjang, perjuangan yang sangat panjang, berganti-ganti negara-negara lain datang menindas kita merampas kita. dan ini adalah hukum sejarah manusia, yang kuat akan menindas yang lemah.
Kita bersyukur kita sudah bangun suatu negara yang memiliki demokrasi dengan segala kekurangannya, kita bersyukur semua pemimpin telah membantu menambahkan kemajuan kita.
Kita ingin lebih maju, kita ingin lebih baik, kita ingin lebih adil, kita ingin hilangkan kemiskinan, dan kita ingin hilangkan korupsi, kita negara yang sangat kaya, kekayaan kita luar biasa.
Kami Prabowo-Gibran, Koalisi Indonesia Maju, siap melanjutkan fondasi yang sudah dibangun oleh pendahulu-pendahulu kita. Kita yakin Indonesia akan melompat menjadi negara hebat, negara maju, negara makmur, negara adil. Hanya dengan demikian.
Tetapi syaratnya kita harus harus rukun, kita harus bersatu, kita tidak boleh menghasut, memecah belah. Kita tidak boleh untuk kepentingan sesaat, untuk kepentingan jangka pendek, untuk kepentingan diri kita, kelompok kita, kita tidak boleh mengorbankan persatuan, kesatuan, kerukunan bangsa Indonesia.
Hanya dengan kerukunan, hanya dengan kearifan, hanya dengan kebersihan jiwa, tidak dengan permainan kata-kata retorika, tapi sungguh, sungguh-sungguh cinta Tanah Air, Indonesia akan maju, negara hebat.
Ganjar Pranowo
Ini panggilan sejarah buat Ganjar-Mahfud. Ganjar seorang anak polisi berpangkat tidak tinggi, bertugas di kecamatan.
Pak Mahfud, bapaknya pegawai kecamatan. Kalau kita berada pada momentum yang sama, kami dan pak Mahfud ini adalah orang kecil yang kalau bapaknya rapat kira-kira anggota forkompincam. Kami hanya di level kecamatan, kami telah terbiasa mencoba mendengarkan keluh kesah rakyat.
Panggilan sejarah inilah yang coba kita klasifikasi dari seluruh persoalan yang muncul bagaimana kita memberikan afirmasi terhadap kelompok rentan, ada kelompok perempuan, penyandang disabilitas, anak-anak, termasuk manula. Mereka butuh perhatian yang lebih.
Maka inilah cara kita membangun melibatkan mereka tanpa meninggalkan mereka, no one left behind.
Bagaimana pemerintah bisa betul-betul melayani dengan memberikan teladan dari pemimpin tertinggi yang antikorupsi, yang menunjukkan integritas, yang menunjukkan layanan pemerintah yang mudah, murah, cepat, sat set.
Kalau itu bisa kita lakukan, maka betapa bahagianya rakyat ini, pemerintah ini ada. Yang ketika dikritik tidak baperan, yang ketika media menulis mereka merasa ini vitamin buat dirinya, bukan sedang merongrong apalagi kemudian merasa terancam.
Maka kalo lah kemudian demokratisasi ini bisa kita laksanakan dengan baik sesuai dengan amanah reformasi, enggak ada lagi cerita Bu Sinta, nggak ada lagi Mas Butet, nggak ada cerita Melky, tidak ada itu karena dewasa kita dalam berdemokrasi.
Dalam penghormatan terhadap hak mereka, konsisten antara pikiran perkataan dan perbuatan dan saya berdiri bersama korban untuk keadilan. (Jau)
Comment