KalbarOnline, Pontianak – Menjelang perayaan Tahun Baru Imlek, pernak-pernik dan ornamen khas Imlek mulai diburu warga Tionghoa di Pontianak. Salah satunya tempat yang ramai dikunjungi adalah stand yang berada di Mega Mal Ayani, Pontianak.
Della, salah satu pegawai mengatakan, sejak dibuka bulan November 2024, minat warga untuk membeli pernak-pernik khas imlek cukup tinggi dibanding tahun sebelumnya.
“Lebih antusias tahun ini, karena kita tahun lalu hanya buka satu stand di (lantai) bawah. Tapi tahun ini kita buka dua stand jadi lebih ramai,” ungkapnya pada Selasa (07/01/2024).
Della mengungkapkan, rata-rata barang yang banyak dibeli adalah giok shio, tempelan khas Imlek, pernak-pernik dan juga angpao.
“Rata-rata yang banyak dibeli angpao. Mereka beli karena kita kan sediakan banyak pilihan kan nggak hanya satu jenis,” ujarnya.
Sedangkan untuk produk giok yang paling laris, kata Della adalah giok berbentuk ular, mulai dari ular emas hingga ular kayu. Hal ini, menurutnya, disebabkan karena tahun ini adalah tahun ular.
“Terus giok juga banyak. Tergantung tahun shio, karena tahun ini shionya ular jadi mereka banyak beli giok ular, ular emas. Jadi, para pembeli itu antusias membeli giok sesuai shio tahun ini,” ujar Della.
Harga giok sendiri bervariasi, mulai dari Rp 100 ribu hingga Rp 3 juta tergantung ukuran. “Kalau harga giok sendiri itu mulai dari Rp 100 ribuan hingga Rp 3 jutaan. Itu sudah yang paling mahal,” tambah Della.
Della mengungkapkan, produk-produk yang mereka jual ini diimpor langsung dari Cina. Sebab itu barang-barangnya yang dijual sangat lengkap dan harganya jauh lebih murah.
Selain pembeli lokal dari Pontianak, mayoritas konsumen berasal dari berbagai daerah di Kalimantan Barat, seperti Ketapang dan Sintang. Bahkan, ada pula permintaan dari luar provinsi.
“Di luar Kalbar ada sih beberapa. Mereka biasanya beli dalam jumlah besar, di-packing, dan dikirim keluar kota. Kemarin ada juga yang kirim ke Bandung, itu belinya giok,” jelasnya. (Lid)
Comment