KALBARONLINE.com – Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Kalimantan Barat, Yuniardi menyayangkan sikap panitia Festival Cap Go Meh 2025 di Singkawang, lantaran adanya larangan sejumlah jurnalis untuk masuk melakukan peliputan di area festival tersebut.
Salah satu jurnalis yang terdampak yakni Nasir Putra, yang merupakan jurnalis resmi dari Metro TV. Ia tak dapat memasuki akses peliputan lantaran dihalangi dan dilarang oleh panitia Cap Go Meh 2025 di Singkawang.
Menurut Yuniardi, bahwa hal seperti ini tidak seharusnya terjadi, panitia mestinya dapat mengakomodir jurnalis yang hendak melakukan peliputan, baik yang ada di Kota Singkawang maupun jurnalis dari luar.
“Kami sangat menyayangkan, harusnya ada yang mengakomodir. Bukan dihalangi atau dilarang mentah-mentah seperti itu, tetapi ada solusi. Karena persoalan hanya satu, tidak memiliki id card dari panitia,” terang Yuniardi.
Pertanyaan retoriknya, ini baru wartawan atau jurnalis di negara ini, bagaimana kalau wartawan dari luar negeri yang ingin meliput festival tersebut?
“Kan jelek jadi image-nya sebagai tuan rumah, kalau dilarang tanpa kejelasan atau solusi yang hanya karena tidak memiliki id card panitia,” sesalnya.
Ke depan, Yuniardi berharap, hal-hal seperti ini tidak terjadi lagi. “Kalau soal akses peliputan, harusnya panitia dapat mengakomodir dan memberikan arahan kepada jurnalis yang ingin meliput,” katanya.
Hal serupa juga disampaikan oleh Rendra Oktora selaku Ketua AJI Pontianak. Menurut Rendra, hal ini sebenarnya hanya persoalan komunikasi saja.
“Ini persoalan komunikasi saja, panitia harusnya siap mengakomodir terkait hal ini. Selain memberikan akses peliputan untuk jurnalis setempat, juga mengakomodir jurnalis yang datang dari luar. Sehingga ada solusi,” jelas Rendra.
Semestinya, lanjut dia, panitia memiliki media center atau tempat maupun pihak yang dapat memberikan arahan kepada jurnalis yang hendak meliput. (Jau)
Comment