Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Minggu, 21 September 2025 |
KALBARONLINE.com – Keluarga dari Teguh, driver ojek online (ojol) yang menjadi korban pemukulan oleh seorang pengendara mobil yang ternyata oknum TNI di Jalan Perum 4, Panglima Aim, Pontianak Timur, Sabtu (20/09/2025) sore, menegaskan menolak upaya damai yang ditawarkan pihak pelaku.
Penolakan itu disampaikan oleh Jani, keponakan korban saat ditemui di Rumah Sakit Medika Djaya tempat korban dirawat, Minggu (21/09/2025).
Jani menegaskan, kalau keluarga tetap bersikukuh menempuh jalur hukum meski pelaku telah meminta maaf dan bersedia menanggung biaya operasi korban saat mediasi di Markas Pomdam XII Tanjungpura.
“Biarpun operasinya ditanggung pihak pelaku, keluarga besar tetap tidak mau damai. Kemarin juga sudah ada mediasi di Markas Pomdam XII Tanjungpura bersama pelaku, pihak PM, dan komunitas ojol. Tapi keluarga sepakat tetap jalur hukum,” tegas Jani.
Saat ini, Teguh masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Medika Djaya setelah dipindahkan dari ICU. Meski kondisinya berangsur membaik, ia masih mengalami sesak napas akibat patah tulang hidung.
Jani mengatakan, kondisi yang dialami pamannya sangat serius karena harus menjalani operasi akibat patah tulang hidung.
Dokter menjadwalkan operasi pada Rabu mendatang karena cedera yang dialami dikhawatirkan berdampak pada mata sebelah kiri.
“Ya, karena hidungnya patah dokter bilang harus operasi takutnya lari ke mata. Soalnya benar-benar patah hidungnya. Operasinya baru bisa dilakukan hari Rabu,” ujarnya.
Lebih lanjut Jani menuturkan dari cerita pamannya mendapat pukulan siku sekali, namun hantaman tersebut cukup keras hingga membuat hidung korban patah.
“Cuma sekali pukulan. Tapi itu benar-benar kuat, karena badannya (pelaku) itu benar-benar besar. Bukan nonjok tapi di siku pelaku. Pas lagi ngomong tiba-tiba disikunya,” tutur Jani.
Peristiwa pemukulan bermula ketika Teguh hendak mengantar orderan. Saat berada di Jalan Panglima AIM, sebuah mobil yang dikendarai oknum TNI diduga hendak berbalik arah mundur.
Teguh yang berada tepat di belakang mobil itu membunyikan klakson sebagai tanda. Namun bukannya berhenti, sang pengemudi mobil malah turun dan langsung melayangkan pukulan menggunakan siku ke wajah Teguh.
Akibatnya, korban mengalami luka dan memar hingga harus dilarikan ke RS Bhayangkara Pontianak.
Wakapendam XII Tanjungpura Letkol Infanteri Agung W Palupi membenarkan peristiwa tersebut dan menegaskan pihaknya bergerak cepat begitu laporan masuk.
la mengatakan, mediasi antara pihak keluarga korban, komunitas ojol, dan pelaku sudah dilakukan. Namun demikian, proses hukum tetap berjalan.
"Hasil mediasi, proses hukum tetap berlanjut di persidangan militer. Kita tunggu hasilnya. Yang bersangkutan juga sudah menyampaikan permintaan maaf, tapi hukum tetap jalan," tegas Agung. (Lid)
KALBARONLINE.com – Keluarga dari Teguh, driver ojek online (ojol) yang menjadi korban pemukulan oleh seorang pengendara mobil yang ternyata oknum TNI di Jalan Perum 4, Panglima Aim, Pontianak Timur, Sabtu (20/09/2025) sore, menegaskan menolak upaya damai yang ditawarkan pihak pelaku.
Penolakan itu disampaikan oleh Jani, keponakan korban saat ditemui di Rumah Sakit Medika Djaya tempat korban dirawat, Minggu (21/09/2025).
Jani menegaskan, kalau keluarga tetap bersikukuh menempuh jalur hukum meski pelaku telah meminta maaf dan bersedia menanggung biaya operasi korban saat mediasi di Markas Pomdam XII Tanjungpura.
“Biarpun operasinya ditanggung pihak pelaku, keluarga besar tetap tidak mau damai. Kemarin juga sudah ada mediasi di Markas Pomdam XII Tanjungpura bersama pelaku, pihak PM, dan komunitas ojol. Tapi keluarga sepakat tetap jalur hukum,” tegas Jani.
Saat ini, Teguh masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Medika Djaya setelah dipindahkan dari ICU. Meski kondisinya berangsur membaik, ia masih mengalami sesak napas akibat patah tulang hidung.
Jani mengatakan, kondisi yang dialami pamannya sangat serius karena harus menjalani operasi akibat patah tulang hidung.
Dokter menjadwalkan operasi pada Rabu mendatang karena cedera yang dialami dikhawatirkan berdampak pada mata sebelah kiri.
“Ya, karena hidungnya patah dokter bilang harus operasi takutnya lari ke mata. Soalnya benar-benar patah hidungnya. Operasinya baru bisa dilakukan hari Rabu,” ujarnya.
Lebih lanjut Jani menuturkan dari cerita pamannya mendapat pukulan siku sekali, namun hantaman tersebut cukup keras hingga membuat hidung korban patah.
“Cuma sekali pukulan. Tapi itu benar-benar kuat, karena badannya (pelaku) itu benar-benar besar. Bukan nonjok tapi di siku pelaku. Pas lagi ngomong tiba-tiba disikunya,” tutur Jani.
Peristiwa pemukulan bermula ketika Teguh hendak mengantar orderan. Saat berada di Jalan Panglima AIM, sebuah mobil yang dikendarai oknum TNI diduga hendak berbalik arah mundur.
Teguh yang berada tepat di belakang mobil itu membunyikan klakson sebagai tanda. Namun bukannya berhenti, sang pengemudi mobil malah turun dan langsung melayangkan pukulan menggunakan siku ke wajah Teguh.
Akibatnya, korban mengalami luka dan memar hingga harus dilarikan ke RS Bhayangkara Pontianak.
Wakapendam XII Tanjungpura Letkol Infanteri Agung W Palupi membenarkan peristiwa tersebut dan menegaskan pihaknya bergerak cepat begitu laporan masuk.
la mengatakan, mediasi antara pihak keluarga korban, komunitas ojol, dan pelaku sudah dilakukan. Namun demikian, proses hukum tetap berjalan.
"Hasil mediasi, proses hukum tetap berlanjut di persidangan militer. Kita tunggu hasilnya. Yang bersangkutan juga sudah menyampaikan permintaan maaf, tapi hukum tetap jalan," tegas Agung. (Lid)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini