Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Minggu, 21 September 2025 |
KALBARONLINE.com - Kondisi Teguh, seorang driver ojek online (ojol) yang menjadi korban pemukulan oknum TNI lantaran tak terima diklakson, saat ini masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Medika Djaya, Minggu (21/09/2025).
Jani, keponakan korban mengatakan, kalau pamannya baru dipindahkan dari ICU ke ruang perawatan. Ia mengatakan, kondisi pamannya sudah cukup membaik dibanding sebelumnya, namun masih mengalami sesak napas karena alami patah tulang hidung akibat pukulan yang diterima cukup kuat.
“Sekarang kondisinya sudah mendingan, tapi itu cuman susah nafas karena hidungnya patah, dan di dalam masih ada darah beku, perawatnya tidak berani bersihkan,” ungkap Jani saat ditemui di RS Medika Djaya.
Jani mengungkapkan, pamannya itu akan menjalani operasi lantaran patah tulang hidung yang dikhawatirkan berdampak pada mata sebelah kiri.
Namun tindakan operasi baru bisa dilakukan pada Rabu mendatang, karena dokter spesialis yang menangani masih berada di luar kota.
“Ya, karena hidungnya patah dokter bilang harus operasi, takutnya lari ke mata. Soalnya benar-benar patah hidungnya. Operasinya baru bisa dilakukan hari Rabu,” ujarnya.
Lebih lanjut Jani menuturkan, dari cerita, pamannya mendapat pukulan siku sekali, namun hantaman tersebut cukup keras hingga membuat hidung korban patah.
“Cuma sekali pukulan. Tapi itu benar-benar kuat, karena badannya (pelaku) itu benar-benar besar. Bukan nonjok tapi di siku pelaku. Pas lagi ngomong tiba-tiba disikunya,” tutur Jani.
“Paman saya tidak ngelawan, tidak bisa. Hidungnya pun sudah berdarah-darah,” tambahnya.
Jani menceritakan, saat itu korban baru saja mengambil pesanan makanan untuk pelanggan. Di jalan, mobil pelaku yang baru keluar dari ATM sempat mundur tiba-tiba hingga hampir menabrak motor korban. Teguh lalu membunyikan klakson sebagai peringatan.
“Pelaku rupanya tersinggung, lalu mengejar pakai mobil dan menghadang om saya di jalan. Setelah sempat adu mulut, pelaku langsung memukul dengan siku. Om saya tidak melawan, dia fokus bersihkan darah di hidungnya,” kata Jani.
Usai kejadian, korban langsung dibawa sesama driver ojol ke Rumah Sakit Bhayangkara. Sementara pelaku meninggalkan lokasi. Keluarga menyebut, yang datang ke rumah sakit hanya adik pelaku, bukan pelaku itu sendiri.
Jani bilang, adik pelaku sempat menawarkan upaya damai. Namun keluarga tetap bersikukuh menempuh jalur hukum karena luka yang diderita korban sangat serius dan harus dioperasi.
Meski pelaku sudah menyampaikan permintaan maaf saat mediasi di Markas Pomdam XII Tanjungpura, keluarga bersama komunitas ojol menolak berdamai. Mereka menegaskan kasus ini harus diproses secara hukum hingga tuntas.
“Biarpun operasinya ditanggung sama pihak pelaku, keluarga besar tetap tidak mau (damai). Kemarin juga sudah mediasi sama kepala PM juga. Pelakunya juga. Sama kepala ojol juga. Jadi tetap proses jalur hukum, sudah tanda tangan juga,” tukasnya. (Lid)
KALBARONLINE.com - Kondisi Teguh, seorang driver ojek online (ojol) yang menjadi korban pemukulan oknum TNI lantaran tak terima diklakson, saat ini masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Medika Djaya, Minggu (21/09/2025).
Jani, keponakan korban mengatakan, kalau pamannya baru dipindahkan dari ICU ke ruang perawatan. Ia mengatakan, kondisi pamannya sudah cukup membaik dibanding sebelumnya, namun masih mengalami sesak napas karena alami patah tulang hidung akibat pukulan yang diterima cukup kuat.
“Sekarang kondisinya sudah mendingan, tapi itu cuman susah nafas karena hidungnya patah, dan di dalam masih ada darah beku, perawatnya tidak berani bersihkan,” ungkap Jani saat ditemui di RS Medika Djaya.
Jani mengungkapkan, pamannya itu akan menjalani operasi lantaran patah tulang hidung yang dikhawatirkan berdampak pada mata sebelah kiri.
Namun tindakan operasi baru bisa dilakukan pada Rabu mendatang, karena dokter spesialis yang menangani masih berada di luar kota.
“Ya, karena hidungnya patah dokter bilang harus operasi, takutnya lari ke mata. Soalnya benar-benar patah hidungnya. Operasinya baru bisa dilakukan hari Rabu,” ujarnya.
Lebih lanjut Jani menuturkan, dari cerita, pamannya mendapat pukulan siku sekali, namun hantaman tersebut cukup keras hingga membuat hidung korban patah.
“Cuma sekali pukulan. Tapi itu benar-benar kuat, karena badannya (pelaku) itu benar-benar besar. Bukan nonjok tapi di siku pelaku. Pas lagi ngomong tiba-tiba disikunya,” tutur Jani.
“Paman saya tidak ngelawan, tidak bisa. Hidungnya pun sudah berdarah-darah,” tambahnya.
Jani menceritakan, saat itu korban baru saja mengambil pesanan makanan untuk pelanggan. Di jalan, mobil pelaku yang baru keluar dari ATM sempat mundur tiba-tiba hingga hampir menabrak motor korban. Teguh lalu membunyikan klakson sebagai peringatan.
“Pelaku rupanya tersinggung, lalu mengejar pakai mobil dan menghadang om saya di jalan. Setelah sempat adu mulut, pelaku langsung memukul dengan siku. Om saya tidak melawan, dia fokus bersihkan darah di hidungnya,” kata Jani.
Usai kejadian, korban langsung dibawa sesama driver ojol ke Rumah Sakit Bhayangkara. Sementara pelaku meninggalkan lokasi. Keluarga menyebut, yang datang ke rumah sakit hanya adik pelaku, bukan pelaku itu sendiri.
Jani bilang, adik pelaku sempat menawarkan upaya damai. Namun keluarga tetap bersikukuh menempuh jalur hukum karena luka yang diderita korban sangat serius dan harus dioperasi.
Meski pelaku sudah menyampaikan permintaan maaf saat mediasi di Markas Pomdam XII Tanjungpura, keluarga bersama komunitas ojol menolak berdamai. Mereka menegaskan kasus ini harus diproses secara hukum hingga tuntas.
“Biarpun operasinya ditanggung sama pihak pelaku, keluarga besar tetap tidak mau (damai). Kemarin juga sudah mediasi sama kepala PM juga. Pelakunya juga. Sama kepala ojol juga. Jadi tetap proses jalur hukum, sudah tanda tangan juga,” tukasnya. (Lid)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini