Ketapang    

CMI Perkuat Komitmen Berkelanjutan lewat Kesehatan Pekerja, Keselamatan Operasi, dan Kelestarian Lingkungan

Oleh : Jauhari Fatria
Senin, 22 September 2025
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KALBARONLINE.com – PT Cita Mineral Investindo Tbk (CMI) terus menegaskan komitmennya menjalankan tambang bauksit secara aman dan ramah lingkungan. Melalui tim Health, Safety and Environment (HSE), perusahaan ini rutin melaksanakan program terpadu yang mencakup pengelolaan kesehatan pekerja, keselamatan kerja, hingga pengelolaan lingkungan di wilayah operasional Kalimantan Barat.

Manager HSE CMI, Doni Roberto, menjelaskan bahwa aspek kesehatan kerja jadi prioritas. Program yang dijalankan mencakup medical check-up rutin, monitoring lingkungan kerja (debu, kebisingan, pencahayaan, hingga confined space), sampai pengendalian risiko.

“Contoh paling sederhana adalah penyiraman jalan tambang untuk mengurangi debu. Ini bukan hanya menjaga kesehatan pekerja, tapi juga meningkatkan keselamatan operasi,” ujarnya.

Selain itu, CMI juga mendirikan Klinik Pratama yang sudah berizin resmi hingga 2027. Klinik ini dilengkapi dokter dan paramedis untuk layanan kesehatan dasar, pemeriksaan berkala, hingga penanganan darurat.

Keselamatan kerja di CMI dijalankan dengan target Zero LTI (Lost Time Incident). Perusahaan menerapkan pelatihan keselamatan, inspeksi rutin, audit SMKP, hingga induksi K3 untuk karyawan baru maupun tamu.

Hasilnya, hingga Agustus 2025, CMI berhasil mencatat lebih dari 5 juta jam kerja tanpa kehilangan hari kerja. Capaian ini disebut sebagai bukti nyata budaya keselamatan yang terus ditanamkan.

Di sisi lingkungan, CMI mengelola air limpasan dengan kolam sedimen, mengolah limbah B3 sesuai aturan, dan melakukan reklamasi progresif dengan menanam kembali lahan bekas tambang. Pemantauan kualitas air, udara, emisi, dan kebisingan juga rutin dilaporkan melalui sistem SIMPEL Kementerian Lingkungan Hidup.

Doni menjelaskan, salah satu langkah penting adalah recycle air pencucian bauksit di washing plant tanpa bahan kimia. “Dengan begitu, konsumsi air permukaan bisa ditekan, dan dampak ke lingkungan minim,” jelasnya.

Pemantauan kualitas air juga menunjukkan hasil di bawah ambang baku mutu, meski pada kondisi tertentu nilai TSS bisa meningkat karena faktor eksternal seperti curah hujan atau kondisi sungai.

Untuk mencegah dampak lebih luas, CMI melakukan revegetasi lahan tidak aktif dengan cover crop seperti rumput dan kacang-kacangan. Vegetasi ini berfungsi menahan erosi dan sedimen agar tidak masuk ke sungai.

“Semua program kami berjalan sesuai dokumen AMDAL dan RKL-RPL. Laporan rutin juga kami sampaikan ke pemerintah sebagai bukti kepatuhan regulasi sekaligus menjaga ekosistem tetap lestari,” pungkas Doni. (Red)

Artikel Selanjutnya
PETI Masih Marak, Kapolda Kalbar Tegaskan Tak Akan Kendur Lakukan Penindakan
Senin, 22 September 2025
Artikel Sebelumnya
Satlantas Polres Kapuas Hulu Gelar Syukuran HUT ke-70 Tahun
Senin, 22 September 2025

Berita terkait