Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Selasa, 09 Mei 2017 |
KalbarOnline, Sintang – Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Sintang Khoidul Mufid mengimbau seluruh lapisan masyarakat berpikir jernih dan dewasa menyikapi isu Suku Agama Ras dan Antargolongan (SARA) yang dihembuskan oleh oknum tertentu untuk kepentingan tertentu.
“Semoga masyarakat Sintang selalu bisa menjaga rasa kebersamaan dan tidak mudah terpancing. Dari dulu, tidak pernah ada masalah baik itu antara etnis Dayak, Melayu, Jawa, Tionghoa dan lain-lain. Semua suku hidup harmonis, berdampingan dan saling menghormati di Kabupaten Sintang,” ujarnya, Minggu (7/5) siang seperti yang dilansir dari Pontianak.tribunnews.com.
Dirinya menambahkan kehidupan keberagaman kian terancam oleh oknum-oknum yang memprovokasi masyarakat dengan isu SARA.
Mufid mengingatkan dan mengajak semua lapisan masyarakat untuk membuka kembali rentetan panjang sejarah Kalbar dan Indonesia.
“Para pahlawan dari berbagai suku dan agama berjuang dengan darah, keringat dan nyawa sesuai kapasitas masing-masing. Ini menjadi renungan kita terhadap sejarah panjang bangsa ini. Jangan melupakan sejarah dan tidak pernah belajar sejarah. Di Kalbar, peran kesultanan-kesultanan sangat besar dan harus dihargai,” tuturnya.
FKUB Kabupaten Sintang terus lakukan sosialisasi terhadap masyarakat terkait keberagaman guna mengantisipasi isu SARA yang berpotensi memecah-belah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Sebagai pemimpin, kita harus bisa mengayomi, mengeluarkan penyataan bijak dan tidak berbicara semaunya saja tanpa memikirkan dampak dari apa yang dibicarakan,” pesannya. (Sg)
KalbarOnline, Sintang – Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Sintang Khoidul Mufid mengimbau seluruh lapisan masyarakat berpikir jernih dan dewasa menyikapi isu Suku Agama Ras dan Antargolongan (SARA) yang dihembuskan oleh oknum tertentu untuk kepentingan tertentu.
“Semoga masyarakat Sintang selalu bisa menjaga rasa kebersamaan dan tidak mudah terpancing. Dari dulu, tidak pernah ada masalah baik itu antara etnis Dayak, Melayu, Jawa, Tionghoa dan lain-lain. Semua suku hidup harmonis, berdampingan dan saling menghormati di Kabupaten Sintang,” ujarnya, Minggu (7/5) siang seperti yang dilansir dari Pontianak.tribunnews.com.
Dirinya menambahkan kehidupan keberagaman kian terancam oleh oknum-oknum yang memprovokasi masyarakat dengan isu SARA.
Mufid mengingatkan dan mengajak semua lapisan masyarakat untuk membuka kembali rentetan panjang sejarah Kalbar dan Indonesia.
“Para pahlawan dari berbagai suku dan agama berjuang dengan darah, keringat dan nyawa sesuai kapasitas masing-masing. Ini menjadi renungan kita terhadap sejarah panjang bangsa ini. Jangan melupakan sejarah dan tidak pernah belajar sejarah. Di Kalbar, peran kesultanan-kesultanan sangat besar dan harus dihargai,” tuturnya.
FKUB Kabupaten Sintang terus lakukan sosialisasi terhadap masyarakat terkait keberagaman guna mengantisipasi isu SARA yang berpotensi memecah-belah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Sebagai pemimpin, kita harus bisa mengayomi, mengeluarkan penyataan bijak dan tidak berbicara semaunya saja tanpa memikirkan dampak dari apa yang dibicarakan,” pesannya. (Sg)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini