Kubu Raya    

Dialog Lintas Agama, Kesbangpol Harap Peran Tokoh Agama Melakukan Pembinaan

Oleh : Jauhari Fatria
Senin, 22 Oktober 2018
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KalbarOnline, Kubu

Raya – Pemerintah Kabupaten Kubu Raya melalui Kantor Kesatuan Bangsa dan

Politik (Kesbangpol) Kubu Raya mengumpulkan sejumlah tokoh agama di Kubu Raya,

guna berdiskusi dan dialog bersama tentang kerukunan umat beragam dalam

keberagaman.

Kepala Kesbangpol Kubu Raya, Hakiman menjelaskan pluralitas

agama di era globalisasi yang menjadi karakteristik dari bangsa Indonesia yang

heterogen tidak bisa dipungkiri, memiliki potensi dan peran yang sangat besar

dalam proses integrasi dan pembangunan karena didasarkan pada ajaran agama yang

mewajibkan umatnya untuk mencintai sesame dan hidup rukun dalam keberagaman.

Menurutnya, pluralisme agama juga mengandung potensi

terjadinya konflik, disintegrasi bangsa, ketika melihat masing-masing agama

memiliki klaim keberadaan absolut dan muatan emosi keagamaan yang menjadi dasar

interaksi primer. Untuk menghindari terjadinya konflik yang dilatarbelakangi

oleh perbedaan agama dan keyakinan di tengah keberagaman masyarakat dalam satu

kebangsaan, Pemerintah Kubu Raya memandang perlu membangun dan merawat serta

terus menjaga kerukunan antar umat beragama yang merupakan nilai universal.

Dimana semua manusia melalui agamanya diharapkan dapat hidup

berdampingan secara damai, saling menghormati, saling menghormati, saling

toleransi dan bekerjasama dalam menangani persoalan kemanusiaan.

“Untuk menjaga keutuhan kerukunan umat beragama yang plural

di Kubu Raya, dipandang sangat perlu adanya suatu langkah untuk saling mengenal

diantara agama-agama melalui forum dialog antar umat beragama,” ujar Hakiman.

Hakiman mengatakan ada beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi terhambatnya kerukunan umat beragama diantaranya warisan politik

imperialism fanatisme dangkal, sikap sentimen, cara-cara agresif dalam

penyebaran agama, pengaburan nilai-nilai agama antara satu agama dengan yang

lainnya, munculnya sikap-sikap yang mengklaim bahwa hanya dirinya yang paling

benar dengan menganggap dirinya adalah selalu yang benar dan yang lain salah.

Oleh sebab itu, pengajaran keagamaan hendaknya meninggalkan

pikiran absolutistic, bersikap

moderat dan toleran serta menerima pluralisme.

“Kehidupan beragama yang dinamis merupakan faktor dasar yang

bersifat menentukan bagi terwujudnya stabilitas nasional, persatuan, kerukunan,

perdamaian dan ketenagaan hidup masyarakat, sangat membawa manfaat yang sangat

besar. Manfaat dimaksud paling tidak terjaminnya serta dihormatinya iman dan

identitas mereka oleh pihak lain, serta terbuka peluang untuk membuktikan

keagungan agama mereka masing-masing dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara,” tutur Hakiman.

Oleh sebab itu, untuk tetap menjaga kerukunan antar umat

beragama di Kubu Raya, diharapkan peran serta para tokoh-tokoh agama untuk

bersama-sama membangun komunikasi yang aktif serta parsipasi aktif untuk

melakukan pembinaan terhadap masyarakat dikomunitas, kelompok dan lingkungan. (ian)

Artikel Selanjutnya
Hadiri Penutupan Turnamen Voly Ulak Jaya, Rosinta: PKK Sangat Dukung Setiap Kegiatan Perempuan
Senin, 22 Oktober 2018
Artikel Sebelumnya
Pemkab Kubu Raya Raih Bintang Satu, Bupati Rusman Ali: Prestasi Bersama
Senin, 22 Oktober 2018

Berita terkait