Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Senin, 22 Oktober 2018 |
KalbarOnline, Kubu
Raya – Pemerintah Kabupaten Kubu Raya melalui Kantor Kesatuan Bangsa dan
Politik (Kesbangpol) Kubu Raya mengumpulkan sejumlah tokoh agama di Kubu Raya,
guna berdiskusi dan dialog bersama tentang kerukunan umat beragam dalam
keberagaman.
Kepala Kesbangpol Kubu Raya, Hakiman menjelaskan pluralitas
agama di era globalisasi yang menjadi karakteristik dari bangsa Indonesia yang
heterogen tidak bisa dipungkiri, memiliki potensi dan peran yang sangat besar
dalam proses integrasi dan pembangunan karena didasarkan pada ajaran agama yang
mewajibkan umatnya untuk mencintai sesame dan hidup rukun dalam keberagaman.
Menurutnya, pluralisme agama juga mengandung potensi
terjadinya konflik, disintegrasi bangsa, ketika melihat masing-masing agama
memiliki klaim keberadaan absolut dan muatan emosi keagamaan yang menjadi dasar
interaksi primer. Untuk menghindari terjadinya konflik yang dilatarbelakangi
oleh perbedaan agama dan keyakinan di tengah keberagaman masyarakat dalam satu
kebangsaan, Pemerintah Kubu Raya memandang perlu membangun dan merawat serta
terus menjaga kerukunan antar umat beragama yang merupakan nilai universal.
Dimana semua manusia melalui agamanya diharapkan dapat hidup
berdampingan secara damai, saling menghormati, saling menghormati, saling
toleransi dan bekerjasama dalam menangani persoalan kemanusiaan.
“Untuk menjaga keutuhan kerukunan umat beragama yang plural
di Kubu Raya, dipandang sangat perlu adanya suatu langkah untuk saling mengenal
diantara agama-agama melalui forum dialog antar umat beragama,” ujar Hakiman.
Hakiman mengatakan ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi terhambatnya kerukunan umat beragama diantaranya warisan politik
imperialism fanatisme dangkal, sikap sentimen, cara-cara agresif dalam
penyebaran agama, pengaburan nilai-nilai agama antara satu agama dengan yang
lainnya, munculnya sikap-sikap yang mengklaim bahwa hanya dirinya yang paling
benar dengan menganggap dirinya adalah selalu yang benar dan yang lain salah.
Oleh sebab itu, pengajaran keagamaan hendaknya meninggalkan
pikiran absolutistic, bersikap
moderat dan toleran serta menerima pluralisme.
“Kehidupan beragama yang dinamis merupakan faktor dasar yang
bersifat menentukan bagi terwujudnya stabilitas nasional, persatuan, kerukunan,
perdamaian dan ketenagaan hidup masyarakat, sangat membawa manfaat yang sangat
besar. Manfaat dimaksud paling tidak terjaminnya serta dihormatinya iman dan
identitas mereka oleh pihak lain, serta terbuka peluang untuk membuktikan
keagungan agama mereka masing-masing dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara,” tutur Hakiman.
Oleh sebab itu, untuk tetap menjaga kerukunan antar umat
beragama di Kubu Raya, diharapkan peran serta para tokoh-tokoh agama untuk
bersama-sama membangun komunikasi yang aktif serta parsipasi aktif untuk
melakukan pembinaan terhadap masyarakat dikomunitas, kelompok dan lingkungan. (ian)
KalbarOnline, Kubu
Raya – Pemerintah Kabupaten Kubu Raya melalui Kantor Kesatuan Bangsa dan
Politik (Kesbangpol) Kubu Raya mengumpulkan sejumlah tokoh agama di Kubu Raya,
guna berdiskusi dan dialog bersama tentang kerukunan umat beragam dalam
keberagaman.
Kepala Kesbangpol Kubu Raya, Hakiman menjelaskan pluralitas
agama di era globalisasi yang menjadi karakteristik dari bangsa Indonesia yang
heterogen tidak bisa dipungkiri, memiliki potensi dan peran yang sangat besar
dalam proses integrasi dan pembangunan karena didasarkan pada ajaran agama yang
mewajibkan umatnya untuk mencintai sesame dan hidup rukun dalam keberagaman.
Menurutnya, pluralisme agama juga mengandung potensi
terjadinya konflik, disintegrasi bangsa, ketika melihat masing-masing agama
memiliki klaim keberadaan absolut dan muatan emosi keagamaan yang menjadi dasar
interaksi primer. Untuk menghindari terjadinya konflik yang dilatarbelakangi
oleh perbedaan agama dan keyakinan di tengah keberagaman masyarakat dalam satu
kebangsaan, Pemerintah Kubu Raya memandang perlu membangun dan merawat serta
terus menjaga kerukunan antar umat beragama yang merupakan nilai universal.
Dimana semua manusia melalui agamanya diharapkan dapat hidup
berdampingan secara damai, saling menghormati, saling menghormati, saling
toleransi dan bekerjasama dalam menangani persoalan kemanusiaan.
“Untuk menjaga keutuhan kerukunan umat beragama yang plural
di Kubu Raya, dipandang sangat perlu adanya suatu langkah untuk saling mengenal
diantara agama-agama melalui forum dialog antar umat beragama,” ujar Hakiman.
Hakiman mengatakan ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi terhambatnya kerukunan umat beragama diantaranya warisan politik
imperialism fanatisme dangkal, sikap sentimen, cara-cara agresif dalam
penyebaran agama, pengaburan nilai-nilai agama antara satu agama dengan yang
lainnya, munculnya sikap-sikap yang mengklaim bahwa hanya dirinya yang paling
benar dengan menganggap dirinya adalah selalu yang benar dan yang lain salah.
Oleh sebab itu, pengajaran keagamaan hendaknya meninggalkan
pikiran absolutistic, bersikap
moderat dan toleran serta menerima pluralisme.
“Kehidupan beragama yang dinamis merupakan faktor dasar yang
bersifat menentukan bagi terwujudnya stabilitas nasional, persatuan, kerukunan,
perdamaian dan ketenagaan hidup masyarakat, sangat membawa manfaat yang sangat
besar. Manfaat dimaksud paling tidak terjaminnya serta dihormatinya iman dan
identitas mereka oleh pihak lain, serta terbuka peluang untuk membuktikan
keagungan agama mereka masing-masing dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara,” tutur Hakiman.
Oleh sebab itu, untuk tetap menjaga kerukunan antar umat
beragama di Kubu Raya, diharapkan peran serta para tokoh-tokoh agama untuk
bersama-sama membangun komunikasi yang aktif serta parsipasi aktif untuk
melakukan pembinaan terhadap masyarakat dikomunitas, kelompok dan lingkungan. (ian)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini