Sintang    

Resmikan Jembatan Gantung Desa Baras Nabun, Bupati Jarot : Bukti Negara Hadir

Oleh : Jauhari Fatria
Selasa, 16 April 2019
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KalbarOnline, Sintang

Bupati Sintang, Jarot Winarno meresmikan jembatan gantung Desa Baras

Nabun, Kecamatan Serawai, Sabtu (13/4/2019).

Untuk menuju desa di perhuluan sungai Serawai ini, Bupati

bersama rombongan harus menempuh jalur sungai dengan menggunakan speedboat dari

ibu kota Kecamatan Serawai dengan waktu tempuh sekitar 1 jam perjalanan yang

menyusuri berbagai riam sungai yang cukup ekstrem.

Jembatan gantung rangka baja Desa Baras Nabun
Jembatan gantung rangka baja Desa Baras Nabun (Foto: */Sg)

Setibanya di lokasi peresmian, Bupati Jarot disambut dengan

acara adat dan disambut hangat oleh warga yang sudah berkumpul untuk

menyaksikan presmian jembatan tersebut.

“Keberadaan jembatan gantung rangka baja ini menjadi bukti

negara hadir di tengah-tengah masyarakat di tempat yang terjauh sekalipun dan

inilah jembatan gantung di daerah terpencil di Desa Baras Nabun ini,” ujarnya.

Orang nomor wahid di Bumi Senentang itu menjelaskan bahwa

jembatan gantung rangka baja ini bersumber dari APBN dan jembatan ini juga

merupakan hasil dari diskresi Menteri.

Bupati Sintang, Jarot Winarno foto bersama usai meresmikan jembatan gantung rangka baja Desa Baras Nabun
Bupati Sintang, Jarot Winarno foto bersama usai meresmikan jembatan gantung rangka baja Desa Baras Nabun (Foto: */Sg)

“Artinya kewenangan khusus menteri, mau bangunnya di mana

saja yang berdasarkan surat pengajuan dari Bupati dan Bupati pun menyampaikan

surat tersebut berdasarkan aspirasi anggota Dewan kabupaten yang menampung

keinginan dari masyarakat, kemudian dibantulah oleh anggota DPR RI Kalbar Komisi

V sehingga dapatlah jembatan ini,” jelasnya.

“Kemudian jembatan ini dikerjakan oleh pelaksananya, puji

Tuhan, puji syukur sudah selesai sehingga bisa kita resmikan hari ini, jembatan

ini hanya belum ada pagar kawat di bagian pinggirnya, nanti kita pasang, kita

kirim nanti agar untuk keamanan warga yang lewat terutama anak-anak,” timpalnya.

Bupati Jarot pun mengungkap bahwa terwujudnya jembatan ini merupakan

pengorbanan dari masyarakat yang rela tanahnya digunakan untuk pembangunan dengan

tidak meminta ganti rugi, sehingga dirinya pun memberikan apresiasi yang luar

biasa bagi masyarakat Desa Baras Nabun yang sudah merelakan tanahnya.

“Jembatan ini sudah jadi harus kita syukuri, pesan saya

jembatan gantung ini boleh dilewati kendaraan roda 4 apabila dalam keadaan

gawat darurat saja yakni apabila ada masyarakat yang sakit keras, pasien boleh

diangkut lewat jembatan ini menggunakan ambulan, ingat hanya dalam keadaan

gawat darurat tidak boleh secara sengaja bawa mobil lewat jembatan ini untuk

keperluan lain,” pesannya.

Namun, diceritakannya bahwa ada beberapa desa di daerah lain

yang sudah memiliki jembatan gantung rangka baja serupa namun masyarakat desa

tersebut mengembangkan angkutan yang dasarnya menggunakan tossa yang

dimodifikasi menjadi ambulan desa sehingga bisa difungsikan mengakut orang

sakit. Bahkan, kata dia, juga bisa difungsikan untuk mengangkut barang lainnya.

“Boleh nanti pihak desa mencoba, karena harganya juga sangat

murah, nanti koordinasi dengan Dinas Kesehatan agar bisa dikembangkan menjadi angkutan

ambulan desa,” pintanya.

Seiring dengan telah diresmikannya jembatan ini, Bupati

Jarot meminta masyarakat untuk menjaga dan merawatnya agar keberadaan jembatan

ini bisa berlangsung lama untuk akses masyarakat beraktivitas.

Di tempat yang sama Kepala Bidang Jembatan dan Drainase

Dinas Pekerja Umum Kabupaten Sintang, Aef Sutardi mengatakan bahwa pembangunan

jembatan gantung rangka baja ini bersumber dari APBN dengan total anggaran Rp6,5

miliyar dengan panjang 120 meter, lebar 2,2 meter yang berdasarkan hitungan

bersih selebar 1,8 meter.

“Jembatan ini 3 tahun baru terwujud, kita ajukan dari tahun

2017 lalu atas perintah bupati, dari 530 kabupaten/kota se-Indonesia, hanya ada

300 jembatan seperti ini yang dibangun dan akan dibangun di desa-desa seluruh

Indonesia. 2018 lalu ada 144 unit yang dibantukan seluruh Indonesia,

Alhamdulillah dua Kabupaten Sintang dapat yakni di Baras Nabun ini dan Desa

Ratu Damai, Ketungau Hilir,” jelas Aef.

Untuk itu dengan telah diresmikannya jembatan gantung ini,

Aef meminta masyarakat merawat dan menjaganya agar keberadaan jembatan tersebut

bisa terus difungsikan. Terlebih jembatan ini juga diproyeksikan Presiden agar

bisa dilewati kendaraan roda 4 yakni ambulan apabila dalam keadaan darurat saja

untuk membawa pasien dan tidak boleh dilewati dengan sengaja menggunakan

kendaraan roda 4 untuk keperluan lain.

Sementara itu Kepala Desa Baras Nabun, Markus Kusmain mengucapkan terima kasih kepada pemerintah yang telah mengalokasikan anggaran untuk membangun jembatan gantung rangka baja di desa yang dipimpinnya itu, sehingga sudah diresmikan dan dapat difungsikan. Karena menurutnya keberadaan jembatan tersebut sangatlah penting dan dibutuhkan oleh masyarakat di perhuluan Serawai ini.

“Jembatan ini menjadi ikon desa kami dan juga sebagai penghubung kami dengan desa-desa lain di perhuluan sungai Serawai ini. Kami sangat membutuhkan jembatan ini karena untuk aktivitas sehari-hari baik itu untuk aktivitas prekonomian, untuk anak-anak sekolah dan aktivitas lainnya,” tandasnya. (*/Sg)

Artikel Selanjutnya
Hadiri Pelantikan Sekda Kubu Raya, Syarif Abdullah Alkadrie : Kerja Optimal dan Kontribusi Nyata Bangun KKR
Selasa, 16 April 2019
Artikel Sebelumnya
Terlibat Tabrakan Beruntun, 18 Penumpang Bus Jurusan Pontianak-Sambas Dilarikan ke Rumah Sakit
Selasa, 16 April 2019

Berita terkait