Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Selasa, 16 April 2019 |
KalbarOnline, Sintang
– Bupati Sintang, Jarot Winarno meresmikan jembatan gantung Desa Baras
Nabun, Kecamatan Serawai, Sabtu (13/4/2019).
Untuk menuju desa di perhuluan sungai Serawai ini, Bupati
bersama rombongan harus menempuh jalur sungai dengan menggunakan speedboat dari
ibu kota Kecamatan Serawai dengan waktu tempuh sekitar 1 jam perjalanan yang
menyusuri berbagai riam sungai yang cukup ekstrem.

Setibanya di lokasi peresmian, Bupati Jarot disambut dengan
acara adat dan disambut hangat oleh warga yang sudah berkumpul untuk
menyaksikan presmian jembatan tersebut.
“Keberadaan jembatan gantung rangka baja ini menjadi bukti
negara hadir di tengah-tengah masyarakat di tempat yang terjauh sekalipun dan
inilah jembatan gantung di daerah terpencil di Desa Baras Nabun ini,” ujarnya.
Orang nomor wahid di Bumi Senentang itu menjelaskan bahwa
jembatan gantung rangka baja ini bersumber dari APBN dan jembatan ini juga
merupakan hasil dari diskresi Menteri.

“Artinya kewenangan khusus menteri, mau bangunnya di mana
saja yang berdasarkan surat pengajuan dari Bupati dan Bupati pun menyampaikan
surat tersebut berdasarkan aspirasi anggota Dewan kabupaten yang menampung
keinginan dari masyarakat, kemudian dibantulah oleh anggota DPR RI Kalbar Komisi
V sehingga dapatlah jembatan ini,” jelasnya.
“Kemudian jembatan ini dikerjakan oleh pelaksananya, puji
Tuhan, puji syukur sudah selesai sehingga bisa kita resmikan hari ini, jembatan
ini hanya belum ada pagar kawat di bagian pinggirnya, nanti kita pasang, kita
kirim nanti agar untuk keamanan warga yang lewat terutama anak-anak,” timpalnya.
Bupati Jarot pun mengungkap bahwa terwujudnya jembatan ini merupakan
pengorbanan dari masyarakat yang rela tanahnya digunakan untuk pembangunan dengan
tidak meminta ganti rugi, sehingga dirinya pun memberikan apresiasi yang luar
biasa bagi masyarakat Desa Baras Nabun yang sudah merelakan tanahnya.
“Jembatan ini sudah jadi harus kita syukuri, pesan saya
jembatan gantung ini boleh dilewati kendaraan roda 4 apabila dalam keadaan
gawat darurat saja yakni apabila ada masyarakat yang sakit keras, pasien boleh
diangkut lewat jembatan ini menggunakan ambulan, ingat hanya dalam keadaan
gawat darurat tidak boleh secara sengaja bawa mobil lewat jembatan ini untuk
keperluan lain,” pesannya.
Namun, diceritakannya bahwa ada beberapa desa di daerah lain
yang sudah memiliki jembatan gantung rangka baja serupa namun masyarakat desa
tersebut mengembangkan angkutan yang dasarnya menggunakan tossa yang
dimodifikasi menjadi ambulan desa sehingga bisa difungsikan mengakut orang
sakit. Bahkan, kata dia, juga bisa difungsikan untuk mengangkut barang lainnya.
“Boleh nanti pihak desa mencoba, karena harganya juga sangat
murah, nanti koordinasi dengan Dinas Kesehatan agar bisa dikembangkan menjadi angkutan
ambulan desa,” pintanya.
Seiring dengan telah diresmikannya jembatan ini, Bupati
Jarot meminta masyarakat untuk menjaga dan merawatnya agar keberadaan jembatan
ini bisa berlangsung lama untuk akses masyarakat beraktivitas.
Di tempat yang sama Kepala Bidang Jembatan dan Drainase
Dinas Pekerja Umum Kabupaten Sintang, Aef Sutardi mengatakan bahwa pembangunan
jembatan gantung rangka baja ini bersumber dari APBN dengan total anggaran Rp6,5
miliyar dengan panjang 120 meter, lebar 2,2 meter yang berdasarkan hitungan
bersih selebar 1,8 meter.
“Jembatan ini 3 tahun baru terwujud, kita ajukan dari tahun
2017 lalu atas perintah bupati, dari 530 kabupaten/kota se-Indonesia, hanya ada
300 jembatan seperti ini yang dibangun dan akan dibangun di desa-desa seluruh
Indonesia. 2018 lalu ada 144 unit yang dibantukan seluruh Indonesia,
Alhamdulillah dua Kabupaten Sintang dapat yakni di Baras Nabun ini dan Desa
Ratu Damai, Ketungau Hilir,” jelas Aef.
Untuk itu dengan telah diresmikannya jembatan gantung ini,
Aef meminta masyarakat merawat dan menjaganya agar keberadaan jembatan tersebut
bisa terus difungsikan. Terlebih jembatan ini juga diproyeksikan Presiden agar
bisa dilewati kendaraan roda 4 yakni ambulan apabila dalam keadaan darurat saja
untuk membawa pasien dan tidak boleh dilewati dengan sengaja menggunakan
kendaraan roda 4 untuk keperluan lain.
Sementara itu Kepala Desa Baras Nabun, Markus Kusmain mengucapkan terima kasih kepada pemerintah yang telah mengalokasikan anggaran untuk membangun jembatan gantung rangka baja di desa yang dipimpinnya itu, sehingga sudah diresmikan dan dapat difungsikan. Karena menurutnya keberadaan jembatan tersebut sangatlah penting dan dibutuhkan oleh masyarakat di perhuluan Serawai ini.
“Jembatan ini menjadi ikon desa kami dan juga sebagai penghubung kami dengan desa-desa lain di perhuluan sungai Serawai ini. Kami sangat membutuhkan jembatan ini karena untuk aktivitas sehari-hari baik itu untuk aktivitas prekonomian, untuk anak-anak sekolah dan aktivitas lainnya,” tandasnya. (*/Sg)
KalbarOnline, Sintang
– Bupati Sintang, Jarot Winarno meresmikan jembatan gantung Desa Baras
Nabun, Kecamatan Serawai, Sabtu (13/4/2019).
Untuk menuju desa di perhuluan sungai Serawai ini, Bupati
bersama rombongan harus menempuh jalur sungai dengan menggunakan speedboat dari
ibu kota Kecamatan Serawai dengan waktu tempuh sekitar 1 jam perjalanan yang
menyusuri berbagai riam sungai yang cukup ekstrem.

Setibanya di lokasi peresmian, Bupati Jarot disambut dengan
acara adat dan disambut hangat oleh warga yang sudah berkumpul untuk
menyaksikan presmian jembatan tersebut.
“Keberadaan jembatan gantung rangka baja ini menjadi bukti
negara hadir di tengah-tengah masyarakat di tempat yang terjauh sekalipun dan
inilah jembatan gantung di daerah terpencil di Desa Baras Nabun ini,” ujarnya.
Orang nomor wahid di Bumi Senentang itu menjelaskan bahwa
jembatan gantung rangka baja ini bersumber dari APBN dan jembatan ini juga
merupakan hasil dari diskresi Menteri.

“Artinya kewenangan khusus menteri, mau bangunnya di mana
saja yang berdasarkan surat pengajuan dari Bupati dan Bupati pun menyampaikan
surat tersebut berdasarkan aspirasi anggota Dewan kabupaten yang menampung
keinginan dari masyarakat, kemudian dibantulah oleh anggota DPR RI Kalbar Komisi
V sehingga dapatlah jembatan ini,” jelasnya.
“Kemudian jembatan ini dikerjakan oleh pelaksananya, puji
Tuhan, puji syukur sudah selesai sehingga bisa kita resmikan hari ini, jembatan
ini hanya belum ada pagar kawat di bagian pinggirnya, nanti kita pasang, kita
kirim nanti agar untuk keamanan warga yang lewat terutama anak-anak,” timpalnya.
Bupati Jarot pun mengungkap bahwa terwujudnya jembatan ini merupakan
pengorbanan dari masyarakat yang rela tanahnya digunakan untuk pembangunan dengan
tidak meminta ganti rugi, sehingga dirinya pun memberikan apresiasi yang luar
biasa bagi masyarakat Desa Baras Nabun yang sudah merelakan tanahnya.
“Jembatan ini sudah jadi harus kita syukuri, pesan saya
jembatan gantung ini boleh dilewati kendaraan roda 4 apabila dalam keadaan
gawat darurat saja yakni apabila ada masyarakat yang sakit keras, pasien boleh
diangkut lewat jembatan ini menggunakan ambulan, ingat hanya dalam keadaan
gawat darurat tidak boleh secara sengaja bawa mobil lewat jembatan ini untuk
keperluan lain,” pesannya.
Namun, diceritakannya bahwa ada beberapa desa di daerah lain
yang sudah memiliki jembatan gantung rangka baja serupa namun masyarakat desa
tersebut mengembangkan angkutan yang dasarnya menggunakan tossa yang
dimodifikasi menjadi ambulan desa sehingga bisa difungsikan mengakut orang
sakit. Bahkan, kata dia, juga bisa difungsikan untuk mengangkut barang lainnya.
“Boleh nanti pihak desa mencoba, karena harganya juga sangat
murah, nanti koordinasi dengan Dinas Kesehatan agar bisa dikembangkan menjadi angkutan
ambulan desa,” pintanya.
Seiring dengan telah diresmikannya jembatan ini, Bupati
Jarot meminta masyarakat untuk menjaga dan merawatnya agar keberadaan jembatan
ini bisa berlangsung lama untuk akses masyarakat beraktivitas.
Di tempat yang sama Kepala Bidang Jembatan dan Drainase
Dinas Pekerja Umum Kabupaten Sintang, Aef Sutardi mengatakan bahwa pembangunan
jembatan gantung rangka baja ini bersumber dari APBN dengan total anggaran Rp6,5
miliyar dengan panjang 120 meter, lebar 2,2 meter yang berdasarkan hitungan
bersih selebar 1,8 meter.
“Jembatan ini 3 tahun baru terwujud, kita ajukan dari tahun
2017 lalu atas perintah bupati, dari 530 kabupaten/kota se-Indonesia, hanya ada
300 jembatan seperti ini yang dibangun dan akan dibangun di desa-desa seluruh
Indonesia. 2018 lalu ada 144 unit yang dibantukan seluruh Indonesia,
Alhamdulillah dua Kabupaten Sintang dapat yakni di Baras Nabun ini dan Desa
Ratu Damai, Ketungau Hilir,” jelas Aef.
Untuk itu dengan telah diresmikannya jembatan gantung ini,
Aef meminta masyarakat merawat dan menjaganya agar keberadaan jembatan tersebut
bisa terus difungsikan. Terlebih jembatan ini juga diproyeksikan Presiden agar
bisa dilewati kendaraan roda 4 yakni ambulan apabila dalam keadaan darurat saja
untuk membawa pasien dan tidak boleh dilewati dengan sengaja menggunakan
kendaraan roda 4 untuk keperluan lain.
Sementara itu Kepala Desa Baras Nabun, Markus Kusmain mengucapkan terima kasih kepada pemerintah yang telah mengalokasikan anggaran untuk membangun jembatan gantung rangka baja di desa yang dipimpinnya itu, sehingga sudah diresmikan dan dapat difungsikan. Karena menurutnya keberadaan jembatan tersebut sangatlah penting dan dibutuhkan oleh masyarakat di perhuluan Serawai ini.
“Jembatan ini menjadi ikon desa kami dan juga sebagai penghubung kami dengan desa-desa lain di perhuluan sungai Serawai ini. Kami sangat membutuhkan jembatan ini karena untuk aktivitas sehari-hari baik itu untuk aktivitas prekonomian, untuk anak-anak sekolah dan aktivitas lainnya,” tandasnya. (*/Sg)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini