Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Jumat, 13 Maret 2020 |
KalbarOnline.com – Ketua Dewan Pertimbangan Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Jusuf Kalla menilai Indonesia bisa menerapkan kebijakan penutupan akses (lockdown) sebagai upaya untuk mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19.
Sebab, menurut dia, kebijakan lockdown sudah dilakukan sejumlah negara dan terbukti efektif. Hal ini disampaikan JK merespons cepatnya pertambahan jumlah kasus positif virus Corona di Tanah Air.
Hingga Kamis (11/3/2020) ada 34 kasus positif virus corona di Indonesia. Dari 34 kasus, dua pasien dinyatakan sembuh dan satu pasien meninggal. “Salah satunya China, dia berhasil memperlambat itu (penyebaran virus corona), mencegah 100 persen karena lockdown. Tapi ini hanya (bisa diterapkan) negara yang sangat disiplin untuk melaksanakan itu,” ungkap JK, Kamis (11/3/2020).
Menurut JK, Indonesia sebenarnya bisa menerapkan lockdown. Namun, ia menilai ada berbagai persiapan yang perlu dilakukan agar Indonesia siap menerapkan lockdown. “(Indonesia) kalau diinstruksikan pasti bisa, tapi harus siap ekonominya, macam-macamnya,” kata JK.
Di sisi lain, JK turut memaklumi cepatnya penyebaran virus corona di dalam negeri. Sebab, virus merupakan hal yang tak terlihat. “Perkembangan wabah itu tidak terukur, satu orang kena, menyebabkan tiga orang kena, akhirnya cepat sekali. Kalau dihitung satu tambah dua, tambah dua, tambah dua, ini yang harus kita potong,” tuturnya.
Bahkan, ia juga tidak heran bila akhirnya Lembaga Kesehatan Dunia (World Health Organizations/WHO) mengerek tingkat penyebaran virus corona dari epidemik menjadi pandemik. Sebab, jumlah kasus terus bertambah.
“Semua negara di dunia, AS juga melarang orang Eropa, saking begitu lamanya (wabah), jadi pandemik ini. Musuhnya tidak kelihatan atau bahaya yang tidak ketahuan,” katanya.
Lebih lanjut, JK menyarankan pemerintah agar segera meningkatkan upaya-upaya preventif guna mencegah penyebaran virus corona. Hal ini, katanya, bisa dilakukan dengan mulai membersihkan sejumlah tempat dan fasilitas umum. “Preventif-nya karena itu tempat keramaian harus bersih, steril kalau tidak itu berbahaya, bisa dengan mudah,” ujarnya.
Wabah virus corona muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Hal ini membuat pemerintah China menutup sejumlah kota di negaranya, namun penyebaran virus corona telah meluas ke negara-negara lain di dunia.
Berdasarkan data penyebaran virus corona dari Johns Hopkins CSSE pada Kamis (12/3) pukul 13.30 WIB, jumlah kasus positif telah mencapai 126.258 dengan jumlah korban meninggal sebanyak 4.638 orang di dunia. Kasus terbanyak ada di China, Italia, Iran, Korea Selatan, Perancis, Spanyol, Jerman, dan Amerika Serikat.[ab]
KalbarOnline.com – Ketua Dewan Pertimbangan Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Jusuf Kalla menilai Indonesia bisa menerapkan kebijakan penutupan akses (lockdown) sebagai upaya untuk mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19.
Sebab, menurut dia, kebijakan lockdown sudah dilakukan sejumlah negara dan terbukti efektif. Hal ini disampaikan JK merespons cepatnya pertambahan jumlah kasus positif virus Corona di Tanah Air.
Hingga Kamis (11/3/2020) ada 34 kasus positif virus corona di Indonesia. Dari 34 kasus, dua pasien dinyatakan sembuh dan satu pasien meninggal. “Salah satunya China, dia berhasil memperlambat itu (penyebaran virus corona), mencegah 100 persen karena lockdown. Tapi ini hanya (bisa diterapkan) negara yang sangat disiplin untuk melaksanakan itu,” ungkap JK, Kamis (11/3/2020).
Menurut JK, Indonesia sebenarnya bisa menerapkan lockdown. Namun, ia menilai ada berbagai persiapan yang perlu dilakukan agar Indonesia siap menerapkan lockdown. “(Indonesia) kalau diinstruksikan pasti bisa, tapi harus siap ekonominya, macam-macamnya,” kata JK.
Di sisi lain, JK turut memaklumi cepatnya penyebaran virus corona di dalam negeri. Sebab, virus merupakan hal yang tak terlihat. “Perkembangan wabah itu tidak terukur, satu orang kena, menyebabkan tiga orang kena, akhirnya cepat sekali. Kalau dihitung satu tambah dua, tambah dua, tambah dua, ini yang harus kita potong,” tuturnya.
Bahkan, ia juga tidak heran bila akhirnya Lembaga Kesehatan Dunia (World Health Organizations/WHO) mengerek tingkat penyebaran virus corona dari epidemik menjadi pandemik. Sebab, jumlah kasus terus bertambah.
“Semua negara di dunia, AS juga melarang orang Eropa, saking begitu lamanya (wabah), jadi pandemik ini. Musuhnya tidak kelihatan atau bahaya yang tidak ketahuan,” katanya.
Lebih lanjut, JK menyarankan pemerintah agar segera meningkatkan upaya-upaya preventif guna mencegah penyebaran virus corona. Hal ini, katanya, bisa dilakukan dengan mulai membersihkan sejumlah tempat dan fasilitas umum. “Preventif-nya karena itu tempat keramaian harus bersih, steril kalau tidak itu berbahaya, bisa dengan mudah,” ujarnya.
Wabah virus corona muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Hal ini membuat pemerintah China menutup sejumlah kota di negaranya, namun penyebaran virus corona telah meluas ke negara-negara lain di dunia.
Berdasarkan data penyebaran virus corona dari Johns Hopkins CSSE pada Kamis (12/3) pukul 13.30 WIB, jumlah kasus positif telah mencapai 126.258 dengan jumlah korban meninggal sebanyak 4.638 orang di dunia. Kasus terbanyak ada di China, Italia, Iran, Korea Selatan, Perancis, Spanyol, Jerman, dan Amerika Serikat.[ab]
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini