Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Sabtu, 14 Maret 2020 |
KalbarOnline.com – Para wanita Muslim Shaheen Bagh, India, menuntut penyelidikan yang adil dalam kekerasan komunal di timur laut Delhi dan meminta pemerintah memberikan uang bantuan kepada keluarga para korban.
“Harus ada penyelidikan tentang bagaimana orang-orang datang ke Delhi dari daerah lain selama kekerasan berlangsung,” ungkap para wanita Muslim tersebut, kemarin, melansir the wire.in, Sabtu, (14/3/2020).
“Kami ingin penyelidikan yang adil atas kekerasan di Jaffrabad, Shiv Vihar, dan Maujpur,” tambah mereka.
Bentrokan komunal yang meletus di timur laut Delhi pada 24 Februari dan berlanjut hingga 26 Februari, menewaskan sedikitnya 53 orang dan menyebabkan lebih dari 200 orang terluka, di samping menimbulkan kerusakan besar pada properti dan bisnis.
Para wanita itu mengatakan protes mereka terhadap Undang-Undang Kewarganegaraan (Amandemen), Daftar Warga Nasional, Daftar Penduduk Nasional, dan tindakan polisi di Jamia Millia Islamia sudah berlangsung setidaknya selama 90 hari hingga kini.
“Pada hari Kamis, Menteri Dalam Negeri Amit Shah mengatakan di Rajya Sabha bahwa Muslim tidak perlu takut. Kami ingin memberi tahu menteri dalam negeri bahwa tidak hanya Muslim, tetapi minoritas lain juga takut,” kata seorang pemrotes.
“Pemerintah Pusat juga harus mengeluarkan keputusan mencabut undang-undang kewarganegaraan yang kontroversial dan NRC di Parlemen, dan mencabut amandemen UU tersebut,” kata warga lainnya.[asa]
KalbarOnline.com – Para wanita Muslim Shaheen Bagh, India, menuntut penyelidikan yang adil dalam kekerasan komunal di timur laut Delhi dan meminta pemerintah memberikan uang bantuan kepada keluarga para korban.
“Harus ada penyelidikan tentang bagaimana orang-orang datang ke Delhi dari daerah lain selama kekerasan berlangsung,” ungkap para wanita Muslim tersebut, kemarin, melansir the wire.in, Sabtu, (14/3/2020).
“Kami ingin penyelidikan yang adil atas kekerasan di Jaffrabad, Shiv Vihar, dan Maujpur,” tambah mereka.
Bentrokan komunal yang meletus di timur laut Delhi pada 24 Februari dan berlanjut hingga 26 Februari, menewaskan sedikitnya 53 orang dan menyebabkan lebih dari 200 orang terluka, di samping menimbulkan kerusakan besar pada properti dan bisnis.
Para wanita itu mengatakan protes mereka terhadap Undang-Undang Kewarganegaraan (Amandemen), Daftar Warga Nasional, Daftar Penduduk Nasional, dan tindakan polisi di Jamia Millia Islamia sudah berlangsung setidaknya selama 90 hari hingga kini.
“Pada hari Kamis, Menteri Dalam Negeri Amit Shah mengatakan di Rajya Sabha bahwa Muslim tidak perlu takut. Kami ingin memberi tahu menteri dalam negeri bahwa tidak hanya Muslim, tetapi minoritas lain juga takut,” kata seorang pemrotes.
“Pemerintah Pusat juga harus mengeluarkan keputusan mencabut undang-undang kewarganegaraan yang kontroversial dan NRC di Parlemen, dan mencabut amandemen UU tersebut,” kata warga lainnya.[asa]
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini