Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Sabtu, 07 Maret 2020 |
KalbarOnline.com – Kerusuhan komunal di New Delhi India, beberapa waktu lalu merenggut setidaknya 50 korban jiwa umat Muslim. Nama-nama korban sejauh ini sudah teridentifikasi. Korban tewas termuda berusia 17 tahun dan tertua 85 tahun, yakni seorang nenek bernama Akbari tinggal di Gamri. Korban terperangkap saat rumahnya dibakar.
Selain itu, juga ada korban dua orang sopir bajai serta satu orang polisi Delhi, seorang pria yang bekerja di Biro Intelijen serta beberapa korban lainya dibunuh saat membeli susu hingga membeli perlengkapan pernikahan untuk saudarinya.
Mengutip laman thewire.in, Pada Kamis, (5/3/2020), sebuah laporan menyebutkan bahwa jumlah korban tewas meningkat menjadi 53. Korban terbaru diidentifikasi sebagai Naresh Saini, seorang wanita berusia 32 tahun yang meninggal karena peluru. Namun, jumlah korban resmi mencapai 44.
“Dari daftar yang dirilis oleh Rumah Sakit GTB, laporan dari sumber-sumber yang kredibel dan daftar yang dikuratori oleh The Polis Project, The Wire telah berusaha untuk membuat daftar nama-nama mereka yang telah tewas dalam kekerasan. Daftar akan diperbarui dan diubah ketika lebih banyak informasi masuk,” tulis media lokal tersebut.
Selain mereka yang terbunuh, lebih dari 200 orang menderita luka-luka serius akibat tembakan, senjata tajam, pelemparan batu dan bahkan jatuh dari bangunan selama kekerasan.
Sementara itu, tim delegasi Komisi Minoritas Delhi atau Delhi Minorities Commission (DMC), India, yang dipimpin langsung Ketua tim, Dr Zafarul-Islam Khan dan anggota Kartar Singh Kochhar yang baru-baru ini mengunjungi daerah-daerah yang dilanda kekerasan di Distrik Timur Laut Delhi, menemukan banyak bangunan rumah, toko dan bengkel milik warga Muslim rusak parah di sepanjang perjalanan.
Mereka juga mengklaim ribuan warga Muslim terpaksa mengungsi meninggalkan kota yang dilanda gejolak ke sejumlah desa seperti di Uttar Pradesh dan Haryana. Dan laporan itu menyebutkan bahwa kekerasan tersebut terencana dengan baik.
Disisi lain, terkait kerusuhan tersebut, pegiat hak-hak sipil Harsh Mander baru-baru ini mengajukan gugatan ke Pengadilan Tinggi Delhi, menuntut pihak-pihak yang diduga harus bertanggungjawab atas kerusuhan yang merenggut banyak nyawa ini.
Terutama pemimpin BJP Anurag Thakur, Parvesh Verma dan Kapil Mishra. Dia juga meminta penyelidikan independen atas kerusuhan itu. Petisi lain digerakkan oleh Rahul Roy, yang mendapatkan data medis dan kemanusiaan untuk para pengungsi dan korban.
Dalam kasus ini, Pengadilan Tinggi New Delhi sebelumnya sudah meminta semua Rumah Sakit untuk merekam post-mortem dari para korban tewas. Sementara Hakim Agung Siddharth Mridul dan I.S. Mehta mengarahkan pihak berwenang untuk mengumpulkan bukti sampel DNA dari semua mayat korban.
Berikut mereka yang terbunuh dalam kekerasan New Delhi:
KalbarOnline.com – Kerusuhan komunal di New Delhi India, beberapa waktu lalu merenggut setidaknya 50 korban jiwa umat Muslim. Nama-nama korban sejauh ini sudah teridentifikasi. Korban tewas termuda berusia 17 tahun dan tertua 85 tahun, yakni seorang nenek bernama Akbari tinggal di Gamri. Korban terperangkap saat rumahnya dibakar.
Selain itu, juga ada korban dua orang sopir bajai serta satu orang polisi Delhi, seorang pria yang bekerja di Biro Intelijen serta beberapa korban lainya dibunuh saat membeli susu hingga membeli perlengkapan pernikahan untuk saudarinya.
Mengutip laman thewire.in, Pada Kamis, (5/3/2020), sebuah laporan menyebutkan bahwa jumlah korban tewas meningkat menjadi 53. Korban terbaru diidentifikasi sebagai Naresh Saini, seorang wanita berusia 32 tahun yang meninggal karena peluru. Namun, jumlah korban resmi mencapai 44.
“Dari daftar yang dirilis oleh Rumah Sakit GTB, laporan dari sumber-sumber yang kredibel dan daftar yang dikuratori oleh The Polis Project, The Wire telah berusaha untuk membuat daftar nama-nama mereka yang telah tewas dalam kekerasan. Daftar akan diperbarui dan diubah ketika lebih banyak informasi masuk,” tulis media lokal tersebut.
Selain mereka yang terbunuh, lebih dari 200 orang menderita luka-luka serius akibat tembakan, senjata tajam, pelemparan batu dan bahkan jatuh dari bangunan selama kekerasan.
Sementara itu, tim delegasi Komisi Minoritas Delhi atau Delhi Minorities Commission (DMC), India, yang dipimpin langsung Ketua tim, Dr Zafarul-Islam Khan dan anggota Kartar Singh Kochhar yang baru-baru ini mengunjungi daerah-daerah yang dilanda kekerasan di Distrik Timur Laut Delhi, menemukan banyak bangunan rumah, toko dan bengkel milik warga Muslim rusak parah di sepanjang perjalanan.
Mereka juga mengklaim ribuan warga Muslim terpaksa mengungsi meninggalkan kota yang dilanda gejolak ke sejumlah desa seperti di Uttar Pradesh dan Haryana. Dan laporan itu menyebutkan bahwa kekerasan tersebut terencana dengan baik.
Disisi lain, terkait kerusuhan tersebut, pegiat hak-hak sipil Harsh Mander baru-baru ini mengajukan gugatan ke Pengadilan Tinggi Delhi, menuntut pihak-pihak yang diduga harus bertanggungjawab atas kerusuhan yang merenggut banyak nyawa ini.
Terutama pemimpin BJP Anurag Thakur, Parvesh Verma dan Kapil Mishra. Dia juga meminta penyelidikan independen atas kerusuhan itu. Petisi lain digerakkan oleh Rahul Roy, yang mendapatkan data medis dan kemanusiaan untuk para pengungsi dan korban.
Dalam kasus ini, Pengadilan Tinggi New Delhi sebelumnya sudah meminta semua Rumah Sakit untuk merekam post-mortem dari para korban tewas. Sementara Hakim Agung Siddharth Mridul dan I.S. Mehta mengarahkan pihak berwenang untuk mengumpulkan bukti sampel DNA dari semua mayat korban.
Berikut mereka yang terbunuh dalam kekerasan New Delhi:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini