Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Jumat, 14 Agustus 2020 |
KalbarOnline.com – Penyebaran Covid-19 semakin meluas. Setelah pasar dan perkantoran menjadi klaster penyebaran virus tersebut, kini sejumlah sekolah juga dikabarkan telah terpapar dan menjadi klaster baru penyebaran Covid-19.
Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo mengaku risau melihat kenyataan ini. Ia meminta, kondisi ini harus dijadikan pembelajaran bagi semua pihak. “Saya kira kenyataan (merebaknya penyebaran Covid-19 di sekolah) ini harus jadi warning buat semua pihak. Jangan sampai kita melakukan coba-coba, lalu serta merta memberlakukan proses belajar mengajar secara tatap muka karena lokasi sekolah berada di zona hijau dan kuning. Ini berbahaya,” kata Rahmad dalam keterangan pers seperti dilansir Parlementaria di Jakarta, Jumat (14/8/2020).
Legislator asal Boyolali, Jawa Tengah ini mengatakan bawa kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap muka belum memungkinkan untuk diberlakukan saat ini. “Memang proses belajar dan mengajar jarak jauh itu berat dan melelahkan dan juga membosankan bagi semua pihak, khususnya bagi orang tua dan para siswa. Tapi itulah pilihan terbaik di saat sulit seperti saat ini,” katanya.
Dikatakan Rahmad, saat ini perkantoran, khususnya di Jakarta kembali memberlakukan work from home (WFH) bagi para pekerja, mengingat perkantoran sudah menjadi klaster penyebaran Covid-19. Demikian juga, kata Rahmad, hendaknya sekolah juga harus kembali, melakukan proses belajar mengajar secara online.
“Anak-anak kita harus kembali belajar dari rumah. Terlalu besar resikonya jika mereka harus belajar secara tatap muka di sekolah,” katanya. Politisi F-PDI Perjuangan itu berpendapat, semestinya seluruh sekolah di wilayah dl Indonesia, baik yang berada di zona hijau atau kuning, kembali melakukan pembelajaran jarak jauh.
“Kalau memang ada hambatan dalam proses belajar mengajar jarak jauh, apakah itu masalah internet, ayo kita cari solusinya. Pokoknya semua pihak, mulai pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus bekerja sama mencari solusi, sembari menunggu vaksin,” katanya.
Seperti diketahui, menyusul Surat Keputusan Bersama (SKB) empat Menteri yang memperbolehkan pelaksanaan KBM) tatap muka di sekolah yang berada di zona hijau dan kuning. Tapi baru beberapa hari keputusan tersebut diberlakukan, sejumlah siswa terpapar Covid-19. Berdasarkan catatan @LaporCOVID19, setidaknya ada 6 klaster penyebaran Covid-19 di sekolah. [sam]
KalbarOnline.com – Penyebaran Covid-19 semakin meluas. Setelah pasar dan perkantoran menjadi klaster penyebaran virus tersebut, kini sejumlah sekolah juga dikabarkan telah terpapar dan menjadi klaster baru penyebaran Covid-19.
Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo mengaku risau melihat kenyataan ini. Ia meminta, kondisi ini harus dijadikan pembelajaran bagi semua pihak. “Saya kira kenyataan (merebaknya penyebaran Covid-19 di sekolah) ini harus jadi warning buat semua pihak. Jangan sampai kita melakukan coba-coba, lalu serta merta memberlakukan proses belajar mengajar secara tatap muka karena lokasi sekolah berada di zona hijau dan kuning. Ini berbahaya,” kata Rahmad dalam keterangan pers seperti dilansir Parlementaria di Jakarta, Jumat (14/8/2020).
Legislator asal Boyolali, Jawa Tengah ini mengatakan bawa kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap muka belum memungkinkan untuk diberlakukan saat ini. “Memang proses belajar dan mengajar jarak jauh itu berat dan melelahkan dan juga membosankan bagi semua pihak, khususnya bagi orang tua dan para siswa. Tapi itulah pilihan terbaik di saat sulit seperti saat ini,” katanya.
Dikatakan Rahmad, saat ini perkantoran, khususnya di Jakarta kembali memberlakukan work from home (WFH) bagi para pekerja, mengingat perkantoran sudah menjadi klaster penyebaran Covid-19. Demikian juga, kata Rahmad, hendaknya sekolah juga harus kembali, melakukan proses belajar mengajar secara online.
“Anak-anak kita harus kembali belajar dari rumah. Terlalu besar resikonya jika mereka harus belajar secara tatap muka di sekolah,” katanya. Politisi F-PDI Perjuangan itu berpendapat, semestinya seluruh sekolah di wilayah dl Indonesia, baik yang berada di zona hijau atau kuning, kembali melakukan pembelajaran jarak jauh.
“Kalau memang ada hambatan dalam proses belajar mengajar jarak jauh, apakah itu masalah internet, ayo kita cari solusinya. Pokoknya semua pihak, mulai pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus bekerja sama mencari solusi, sembari menunggu vaksin,” katanya.
Seperti diketahui, menyusul Surat Keputusan Bersama (SKB) empat Menteri yang memperbolehkan pelaksanaan KBM) tatap muka di sekolah yang berada di zona hijau dan kuning. Tapi baru beberapa hari keputusan tersebut diberlakukan, sejumlah siswa terpapar Covid-19. Berdasarkan catatan @LaporCOVID19, setidaknya ada 6 klaster penyebaran Covid-19 di sekolah. [sam]
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini