Ditentang Banyak Negara, Frankfurt Beri Karpet Merah ke Tiktok Bangun Kantor Pusatnya

KalbarOnline.com – Walikota Frankfurt, Peter Feldmann, dikabarkan telah mengajukan kepada BytdeDance untuk membangun kantor pusat TikTok di kota tersebut, saat perusahaan teknologi asal China itu tengah menghadapi tekanan dari pihak Amerika Serikat.

Surat undangan Feldmann untuk ByteDance, perusahaan teknologi Cina yang merupakan pemilik TikTok, pertama kali dilaporkan Journal Frankfurt pada Rabu, 12 Agustus 2020, yang kemudian disusul oleh Frankfurt Allgemeine Zeitung serta Der Spiegel.

IKLANSUMPAHPEMUDA

Peter Feldmann mengatakan bahwa Frankfurt telah dikenal sebagai ibukota digital Eropa karena banyak pusat data yang berlokasi di kota tersebut. Selain itu, posisi kota Frankfurt yang terletak di jantung benua Eropa, tentunya menjadi sebuah lokasi yang ideal bagi banyak perusahaan teknologi internasional.

Frankfurt memiliki salah satu pusat internet tersibuk di dunia dan sejumlah besar pusat data, serta banyak tenaga profesional terlatih di kawasan itu, kata Feldmann, seperti dikutip dari surat tersebut.

Baca Juga :  Di Italia, Corona “Membunuh” Lebih Dari 8 Ribu Orang, Terinfeksi 80.539 Kasus

Dia juga menyebutkan posisi strategis Frankfurt di Eropa dan hubungannya yang sangat baik dengan Cina melalui Guangzhou sebagai kota mitra.

Frankfurt merupakan lokasi ideal bagi perusahaan teknologi informasi dan terutama untuk membangun kantor pusat internasional TikTok, sebut Feldmann.

ByteDance sendiri sudah mengetahui perihal undangan itu dan mengatakan kepada Journal Frankfurt bahwa pihaknya sangat senang mendengar ketertarikan kota tersebut.

ByteDance sedang mempertimbangkan untuk mendirikan kantor pusat TikTok di luar Amerika Serikat guna melayani pelanggan globalnya dengan lebih baik. Namun, pihaknya belum bisa berkomentar detail tentang lokasi mana yang potensial, kata juru bicara ByteDance sebagaimana dikutip oleh Journal Frankfurt.

Baca Juga :  BEM SI Akan Kepung Istana Desak Jokowi Terbitkan Perppu, 8.000 Aparat TNI-Polri Disiagakan

ByteDance, perusahaan teknologi asal China, belakangan ini menyita perhatian dunia usai Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah khusus pada pekan lalu yang akan melarang semua pihak AS untuk menjalin hubungan bisnis dengan ByteDance.

Trump menganggap TikTok berpotensi mengancam keamanan nasional AS karena dimanfaatkan oleh pemerintah China untuk mengakses informasi data pengguna aplikasi berbagi video tersebut di AS. Kedua pihak, baik pemerintah Beijing maupun TikTok membantah klaim tersebut. Bahkan, perusahaan tersebut mengancam akan menggugat pemerintahan Donald Trump. [rif]

Comment