Dianggap Tak Konsisten, Warga Dilarang Rayakan Kemerdekaan Tapi Risma Malah Resmikan Alun-Alun Sebabkan Kerumunan

KalbarOnline.com – Pemerintah Kota Surabaya baru saja meresmikan kompleks alun-alun baru Kota Surabaya bertepatan pada 17 Agustus lalu. Peresmian ini menjadi perhatian publik karena masih tingginya angka kasus positif Covid-19.

Langkah Wali Kota Tri Rismaharini (Risma) membikin pagelaran seni saat peresmian itu disesalkan sejumlah pihak. Wali Kota Risma dinilai melanggar aturan yang dibuat sendiri.

IKLANSUMPAHPEMUDA

“Saya heran sama Wali Kota Risma. Buat aturan untuk ditaati warga, tapi kok dilanggar dewe (sendiri),” ujar Politisi Partai Golkar Surabaya Ayu Khrisna, Jumat (21/8/2020).

Ayu meminta Pemkot Surabaya jangan bertindak semaunya sendiri. Sedangkan masyarakatnya diminta untuk mentaati aturan. Ia juga mempertanyakan anggaran peresmian plaza dan Alun-alun Surabaya tersebut.

“Nggak mungkin kan pakai uangnya Bu Risma. Harusnya pemkot transparan, kalau memang dari APBD dijelaskan. Kalau memang dari CSR, juga harus disampaikan,” pintanya.

Senada dengan itu, Ketua Dewan Kesenian Surabaya (DKS) Chrisman Hadi mengatakan, Pemkot Surabaya tidak konsisten. Pasalnya, pada 10 Agustus lalu pemkot meminta warga tidak mengadakan perayaan kemerdekaan RI untuk menghindari kerumunan. Namun membuka Alun-alun Suroboyo yang menimbulkan kerumunan.

Baca Juga :  Sejumlah Provinsi Catat Persentase Kesembuhan Covid Tertinggi dan Terendah, Berikut Selengkapnya

“Tapi pemkot sendiri bikin acara besar-besaran tanggal 17, pembukaan oleh wali kota di Alun-alun Surabaya. Menurut saya inconsistent pemkot. Kedua, itu satu langkah sembrono dalam menyikapi COVID-19,” kata Chrisman saat dihubungi detikcom.

Sementara Pakar epidemiologi dari Unair Surabaya, Dr Windhu Purnomo menyebut pertunjukan ini berisiko tinggi pada penularan COVID-19. Windhu menilai sebaiknya pemerintah tidak menggelar dahulu pertunjukan semacam ini.

“Pada kondisi yang masih tidak aman seperti ini, pada dasarnya seharusnya semua pergerakan dan aktivitas yang tidak esensial seperti yang menyangkut hajat hidup masyarakat, kesehatan, kebutuhan pokok, energi tidak diaktifkan dulu, termasuk pentas seni,” ujarnya.

Sebenarnya untuk menghindari kerumunan warga, pemkot mencoba membatasi jumlah pengunjung alun-alun. Yakni hanya 40 persen dari total kapasitas Alun-alun Suroboyo.

Namun karena banyak warga yang penasaran dan haus akan hiburan, kerumunan pun tak bisa dihindarkan pada Kamis (20/8) malam. Pembatasan jumlah pengunjung justru menyebabkan terciptanya kerumunan warga di sekitar alun-alun.

Baca Juga :  Bansos Tunai Mulai Disalurkan di Jakarta Timur

Ribuan pengunjung memadati Alun-Alun Surabaya di Komplek Balai Pemuda yang dijadikan panggung seni 19 – 23 Agustus 2020. Warga yang tidak bisa masuk alun-alun memenuhi pedestrian Jalan Gubernur Suryo hingga Yos Sudarso.

Karena membanjirnya pengunjung sementara pandemi corona di Surabaya belum reda, pentas Kesenian di Plaza Balai Pemuda itu dihentikan sementara.

Kepala Disbudpar Kota Surabaya Antiek Sugihart menjelaskan bahwa telah dilakukan evaluasi pentas seni tersebut.

“Kita evaluasi karena semua di luar perkiraan kami,” ungkapnya.

Salah satu hasil evaluasi yang dilakukan secara langsung yaitu mengusulkan kepada Dinas Perhubungan Kota Surabaya agar melakukan penertiban parkir liar. Sementara untuk pertunjukan seni sudah ditiadakan mulai Jumat (21/8/2020) malam. [rif]

Comment