KalbarOnline.com – Efektivitas masker telah teruji. Anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk selalu memakai masker jangan dianggap remeh. Hal itu terbukti pada kedai kopi di Korea Selatan di mana puluhan pengunjungnya justru tertular Covid-19 karena makan dan minum di dalam coffe shop. Sementara para pegawainya, sehat-sehat saja alias aman dari Covid-19 lantaran patuh memakai masker.
Sedikitnya terdapat 56 pengunjung kedai kopi menjadi klaster coffee shop setelah berkunjung dan makan di tempat. Pasien yang dikonfirmasi semula duduk di bawah AC, terinfeksi berturut-turut dalam 2 jam dan 30 menit setelah kunjungan. Kejadian tersebut terjadi di kedai kopi di daerah Paju, Korea Selatan.
Pegawai kedai kopi sejak awal selalu patuh dengan protokol kesehatan yakni mengenakan masker dan sarung tangan. Karena sulitnya menerapkan protokol kesehatan saat sedang makan dan minum kopi di resto, maka sebanyak 56 pengunjung terinfeksi virus Korona hingga 19 Agustus lalu.
Ini adalah pertama kalinya begitu banyak orang terinfeksi virus Korona pada satu waktu di satu toko. Meskipun demikian, tidak ada karyawan toko yang terinfeksi.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Dilansir dari media lokal Chosun, Minggu (23/8), sejak merebaknya virus Korona, kedai kopi telah membuka ruang dengan jarak meja rata-rata 2 meter dan jarak tempat duduk minimal 1 meter di semua gerai. Pada pukul 19.30 pada tanggal 8 Agustus, A, seorang perempuan berusia 30-an, datang ke toko tersebut dengan seorang kenalan.
Setelah memesan minuman di konter lantai 1, dia duduk di sebelah tangga lantai 2 dan pulang pukul 10.00, waktu tutup. Keesokan harinya, 9 Agustus, A merasakan gejala Korona. Dia diperiksa pada tanggal 11 Agustus dan dipastikan terinfeksi pada tanggal 12 Agustus.
Lalu 27 orang lainnya yang datang ke toko tersebut antara dua setengah jam sama seperti A, juga dikonfirmasi terkena virus Korona. Sebagian besar pasien adalah tamu di lantai dua, dan seorang siswa sekolah dasar ikut tertular meski ia turun ke lantai dua dan hanya menggunakan toilet.
A diduga memiliki lebih banyak jumlah virus (viral load) daripada yang lain. Kekuatan penularan virus setiap pasien diukur dengan indeks yang disebut ‘nilai CT’. Menurut otoritas kesehatan, nilai CT untuk pasien Korona tipikal terbentuk antara 10 dan 40 poin. Namun, nilai CT A diukur pada 10 sampai 15 poin. Itu yang disebut ‘penular super’ (super spreader).
A duduk di sebelah tangga, dan di atas kepalanya ada ventilasi AC. Mungkinkah AC bisa menularkan virus?
“AC tipe langit-langit (sentral) lebih rentan terhadap polusi udara dalam ruangan karena merupakan struktur yang mendingin dengan hanya mengedarkan udara dalam tanpa menarik udara luar,” kata Profesor Arsitektur di Universitas Hongik, Hyun-jun Yoo.
Angin AC secara drastis meningkatkan jarak perjalanan tetesan virus (air liur atau pilek). Sebuah tim peneliti di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Guangzhou, Tiongkok menganalisis, hasil analisis rute infeksi dari 10 pasien yang dikonfirmasi. Mereka makan di resto pada Januari dan Februari, sangat mungkin bahwa angin kencang dari AC membawa tetesan tersebut.
Seorang ahli aerodinamika yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan, kecepatan angin AC sekitar 1m per detik, dan angin bergerak bahkan di dinding atau lantai. Selain itu, Organisasi Kesehatan Dunia secara resmi mengakui kemungkinan ‘penularan aerosol’ bulan lalu, di mana partikel virus yang lebih kecil dari tetesan bercampur di udara dan menyebar di ruang tertutup.
Lalu, apa rahasianya mengapa karyawan yang paling lama berada di toko tersebut tidak tertular?
Pada saat kunjungan A, empat karyawan bekerja di toko tersebut. Mereka naik ke lantai dua dari waktu ke waktu untuk mengambil cangkir dan nampan yang ditinggalkan oleh pelanggan dan untuk memeriksa kamar mandi. Empat orang secara bergantian melakukan pekerjaan di lantai dua. Namun, semuanya dinyatakan negatif.
Para ahli memperhatikan masker dan sarung tangan adalah ‘senjata’ efektif. Gerai mendistribusikan masker KF94 dan sarung tangan sanitasi kepada pekerja toko setiap hari. Wajib memakainya selama jam kerja.
“Jika Anda memakai masker, jumlah bakteri yang akan masuk ke mulut Anda akan berkurang. Anda harus memakai masker di dalam ruangan,” seorang Profesor Pengobatan Infeksi di Sekolah Kedokteran Universitas Korea, Kim Woo-joo.
Hati-Hati Saat Makan di Tempat (Dine-in)
Selain di daerah Paju, awal bulan ini, otoritas kesehatan mengidentifikasi lebih dari 15 kasus terkait dengan ledai kopi Hollys di Daerah Gangnam, Seoul selatan. Paparan Covid-19 di lingkungan tertutup menimbulkan risiko tertular penyakit. Dan AC dapat meningkatkan risiko lebih lanjut saat orang bernapas di lingkungan tertutup.
“Banyak dari pengunjung tidak memakai masker, dan tampaknya tidak ada ventilasi udara yang baik. AC beroperasi dengan cuaca lembab,” kata Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (KCDC) Korea Jeong Eun seperti disebut dalam laman Yonhap News Agency.
Seorang Profesor Divisi Penyakit Menular di Rumah Sakit Ansan Universitas Korea Choi Won-suk, orang-orang harus berhati-hati saat makan dan minum kafe. Mereka harus mengikuti pedoman kebersihan pribadi, seperti memakai masker dan mencuci tangan.
Para ahli mengatakan, wabah virus di kedai kopi bisa terjadi kapan saja karena banyak diantaranya menggunakan desain interior dinding kaca, yang membuat ventilasi udara menjadi bertahan di ruang tertutup. Awal bulan ini, otoritas kesehatan merilis pedoman pencegahan virus untuk kedai kopi, yang pada dasarnya menyarankan orang untuk memakai masker setiap saat kecuali saat mereka minum kopi. Tetapi pemilik kedai kopi mengatakan apa yang tercermin di gerai, sulit menerapkan protokol kesehatan.
“Di kafe, sulit untuk menarik garis antara orang yang minum kopi dan bercakap-cakap. Sulit untuk mengatakan apakah momen ini melanggar pedoman pencegahan virus,” kata seorang pemilik kafe di Suwon, selatan Seoul.
Bagi warga Korea Selatan, minum kopi telah menjadi kebiasaan sehari-hari. Menurut laporan pada 2018 dari Hyundai Research Institute, orang Korea Selatan rata-rata meminum 353 cangkir kopi per orang setahun. Hampir tiga kali lebih banyak dari rata-rata global 132 cangkir kopi.
Saksikan video menarik berikut ini:
Comment