Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Minggu, 23 Agustus 2020 |
KalbarOnline.com – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membandingkan kondisi pandemi Covid-19 dengan situasi flu Spanyol pada 1918. Jika dibandingkan situasi dan kondisinya, WHO yakin pandemi virus Korona akan lebih cepat tertangani. Terlebih metode ilmiah saat ini lebih maju dengan teknologi modern.
“Saat ini memiliki pengetahuan dan sarana teknologi untuk mengakhiri virus Korona. Pandemi dapat segera diatasi dengan persatuan nasional, solidaritas global,” kata Pimpinan WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus seperti dilansir dari Channel News Asia, Minggu (23/8).
Pada 1918, dunia menghadapi pandemi influenza H1N1 yang merenggut lebih dari 50 juta jiwa saat menginfeksi sekitar 30 persen populasi global. Atau sekitar 500 juta orang. Saat ini, virus Korona telah menginfeksi lebih dari 22 juta orang, dengan hampir 800 ribu kematian
Pandemi sebelumnya juga datang dalam tiga gelombang, dengan gelombang kedua sebagai yang paling mematikan. Terbukti saat ini sejumlah negara sedang menghadapi gelombang kedua bahkan gelombang ketiga di Hong Kong.
Bahkan, ilmuwan dan ahli medis baru-baru ini mengubah fokus dari kelompok berisiko tinggi ke siswa yang kembali ke sekolah dalam beberapa minggu terakhir. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS juga memperbarui pedoman membuka kembali sekolah. Pedoman tersebut juga menyatakan Covid-19 berisiko rendah bagi anak usia sekolah.
Namun, beberapa kampus dan universitas telah kembali melaksanakan kelas online lagi setelah lonjakan kasus positif secara tiba-tiba terjadi. Di Indiana, Universitas Notre Dame melaporkan lebih dari 300 siswa dinyatakan positif minggu ini setelah kampus dibuka kembali pada 3 Agustus.
Kampus lain seperti East Carolina University menghadapi masalah yang sama dengan tingkat positif sudah mencapai 3 persen.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membandingkan kondisi pandemi Covid-19 dengan situasi flu Spanyol pada 1918. Jika dibandingkan situasi dan kondisinya, WHO yakin pandemi virus Korona akan lebih cepat tertangani. Terlebih metode ilmiah saat ini lebih maju dengan teknologi modern.
“Saat ini memiliki pengetahuan dan sarana teknologi untuk mengakhiri virus Korona. Pandemi dapat segera diatasi dengan persatuan nasional, solidaritas global,” kata Pimpinan WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus seperti dilansir dari Channel News Asia, Minggu (23/8).
Pada 1918, dunia menghadapi pandemi influenza H1N1 yang merenggut lebih dari 50 juta jiwa saat menginfeksi sekitar 30 persen populasi global. Atau sekitar 500 juta orang. Saat ini, virus Korona telah menginfeksi lebih dari 22 juta orang, dengan hampir 800 ribu kematian
Pandemi sebelumnya juga datang dalam tiga gelombang, dengan gelombang kedua sebagai yang paling mematikan. Terbukti saat ini sejumlah negara sedang menghadapi gelombang kedua bahkan gelombang ketiga di Hong Kong.
Bahkan, ilmuwan dan ahli medis baru-baru ini mengubah fokus dari kelompok berisiko tinggi ke siswa yang kembali ke sekolah dalam beberapa minggu terakhir. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS juga memperbarui pedoman membuka kembali sekolah. Pedoman tersebut juga menyatakan Covid-19 berisiko rendah bagi anak usia sekolah.
Namun, beberapa kampus dan universitas telah kembali melaksanakan kelas online lagi setelah lonjakan kasus positif secara tiba-tiba terjadi. Di Indiana, Universitas Notre Dame melaporkan lebih dari 300 siswa dinyatakan positif minggu ini setelah kampus dibuka kembali pada 3 Agustus.
Kampus lain seperti East Carolina University menghadapi masalah yang sama dengan tingkat positif sudah mencapai 3 persen.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini