Patuhi Xi Jinping, Manajer Resto Rela Makan Makanan Sisa Pengunjung

KalbarOnline.com – Presiden Tiongkok memiliki program terkait ketahanan pangan yakni rakyatnya dianjurkan menghabiskan makanan yang ada di piring. Termasuk untuk industri kuliner seperti restoran. Jangan ada lagi limbah makanan atau membuang-buang makanan karena ancaman pandemi Covid-19 dan ancaman krisis pangan sejak banjir besar melanda Tiongkok bulan lalu. Aturan itu dipatuhi pelaku usaha kuliner dan rakyat.

IKLANSUMPAHPEMUDA

Salah satunya pemilik restoran bernama Lai Sheng Qiang. Dia mengatakan banyak pelanggannya mengundang teman atau kontak bisnis untuk makan di restorannya. Saat momen itu, begitu banyak makanan yang dipesan.

“Saat mereka mengundang seseorang untuk makan malam, beberapa orang merasa mereka harus memesan secara berlebihan untuk membuat kesan yang baik,” katanya seperti di lansir dari The World from PRX.

Dan, kebiasaan itu telah menyebabkan masalah lama limbah makanan. Tiongkok membuang cukup banyak makanan bahkan bisa untuk memberi makan 30 hingga 50 juta orang per tahun, menurut laporan dari Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok dan Dana Margasatwa Dunia di Tiongkok. Kini, pemerintah sedang berusaha mengubah kebiasaan buruk itu.

Arahan dari Presiden Xi Jinping bulan lalu menginstruksikan rakyat Tiongkok untuk berhenti membuang-buang makanan. Program ini disebut Operation Empty Plate.

Baca Juga :  Peneliti AS: Dibanding Vaksin Barat, Sinovac Kurang Transparan

Tiongkok telah berubah secara drastis dari hari ke hari karena makanan dijatah. Di kota-kota sekitar Tiongkok, banyak orang makan di luar secara teratur dengan keluarga atau rekan bisnis. Untuk generasi yang lebih tua, arahan Xi mengingatkan mereka tentang masa-masa sulit yang mereka alami, yakni ancaman kelaparan hingga Revolusi Kebudayaan. Namun generasi muda sulit mengikuti budaya tersebut.

Xi telah mencoba menangani masalah limbah makanan sebelumnya. Tahun ini dia mengimbau masyarakat umum untuk lebih memikirkan masalah ketahanan pangan. Pandemi, banjir luas di seluruh Tiongkok, dan ketegangan perdagangan dengan negara lain, semuanya menyoroti kebutuhan untuk melindungi pasokan makanan dalam negeri.

Lai mengatakan asosiasi restoran lokal mampir untuk memberi tahu dia tentang Operasi Piring Kosong tetapi tidak memberinya pedoman. Jadi dia harus mencari cara kreatif untuk mematuhinya.

“Setiap restoran memiliki pendekatannya sendiri-sendiri. Kami akan menawarkan pelanggan kami dua ukuran porsi dan piring berbagi yang berbeda. Dengan begitu, mereka masih merasa memiliki lebih banyak pilihan dan dapat mencoba lebih banyak hidangan,” katanya.

Baca Juga :  Wisata Perbatasan Ladakh Dibuka Lagi di Tengah Konflik India-Tiongkok

Manajer Habiskan Makanan Sisa

Setelah kampanye Xi, beberapa restoran berupaya berkomitmen atas kepatuhan mereka. Sebuah restoran di Changsha harus meminta maaf dengan meletakkan timbangan di luar pintu depan resto agar pelanggan menimbang makanannya. Salah satu video viral menunjukkan seorang manajer memakan sisa makanan pelanggannya. Beberapa video merekam guru yang sedang memakan sisa makanan siswanya.

Lai Sheng Qiang, pemilik restoran Chengdu, teringat saat dia kesulitan makanan. Dia lahir pada zaman usai kelaparan melanda Tiongkok yang menewaskan puluhan juta orang pada tahun 1950-an. “Dulu waktu yang berbeda kami tidak selalu bisa makan sebanyak yang kami inginkan,” katanya.

Jadi menurutnya Operasi Piring Kosong pemerintah masuk akal. Dia memperhatikan beberapa kebiasaan pemesanan pelanggannya yang terlalu boros. “Tapi sebagian berprinsip ‘Saya punya uang sekarang, maka bebas beli banyak makanan’,” ungkap Lai.

Comment