KalbarOnline.com, BATAM – Kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kepulauan Riau diikuti tiga pasang kandidat, yakni Isdianto-Suryani (INSANI), Ansar Ahmad-Marlin Agustina, dan Muhammad Suryo Respationo-Iman Sutiawan.
Namun, menurut Perkumpulan Milenial Kepri, pasangan INSANI menjadi kandidat yang paling berpotensi memenangkan kontestasi pesta demokrasi. Menurut Koordinator Perkumpulan Milenial Kepri Muhammad Fakhri, ada banyak faktor yang membuat posisi INSANI semakin kuat ketimbang kandidat lainnya.
Fakhri menyatakan, kekuatan figur dan kesiapan INSANI mengikuti kontestasi Pilkada Kepri, 9 Desember mendatang, menjadi nilai lebih Isdianto-Suryani.
“Dari sisi figur, Pak Isdianto juga Ibu Suryani keduanya bisa saling melengkapi. Keduanya juga yang paling tepat memimpin Kepri. Dari sisi pengalaman, keduanya lebih unggul dibandingkan kandidat lainnya,” kata Fakhri saat mengikuti diskusi virtual yang digelar di Kota Batam, Rabu (23/9) malam.
Menurut Fakhri, kesiapan Isdianto dan Suryani mengikuti kontestasi Pilkada Kepri juga menjadi nilai tambah. Berstatus petahana, Isdianto yang merupakan adik kandung almarhum Muhammad Sani memiliki popularitas dan elektabilitas lebih tinggi ketimbang kandidat lainnya.
“Pak Isdianto itu menjadi kandidat yang paling siap baik dari jaringan pemilih, popularitas, hingga elektabilitasnya. Ini karena intensitas beliau turun dan bertemu masyarakat pasti lebih sering ketimbang kandidat lain,” jelas Fakhri.
Akademisi Ahars Sulaiman juga memiliki analisis serupa. Dari tiga pasang kandidat yang mengikuti kontestasi pesta demokrasi, Ahars menilai pasangan INSANI paling berpotensi menduduki kursi Gubernur dan Wakil Gubernur Kepri.
“Kalau kita melihat dan membaca hasil survei dari berbagai lembaga, Pak Isdianto ini menjadi kandidat yang paling tinggi elektabilitasnya. Saya mengikuti betul bagaimana elektabilitas beliau dari Januari hingga September. Trennya terus meningkat signifikan. Ini saya kira menjadi tanda bahwa masyarakat menginginkan beliau kembali memimpin Kepri,” kata Ahars.
Di sisi lain, Ahars mengapresiasi inisiatif kelompok milenial yang menyelenggarakan diskusi pilkada. Kelompok milenial, menurut Ahars, menjadi pasar yang sangat menjanjikan. “Jumlahnya besar, tapi angka partisipasinya sangat rendah. Saya berharap pilkada kali ini angka partisipasinya meningkat. Mereka datang ke TPS dan ikut aktif mengawal pesta demokrasi kita,” imbaunya.
Aktivis pemuda Frangki Fernando menyatakan, diskusi virtual seperti yang diadakan Perkumpulan Milenial Kepri diharapkan mampu membangun kesadaran politik anak muda. Ini karena menjadi bagian dari pendidikan politik.
“Perlu semakin ditumbuhkan tradisi kritis masyarakat agar menjadi pemilih cerdas, sehingga pemilu kita juga menghasilkan pemimpin yang berkualitas. Terkait pilihan, saya kira pasti ada perbedaan, tetapi prinsip kita sama, bagaimana Kepri semakin maju dan gemilang,” tuturnya. (ind)
Comment