Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Rabu, 14 Oktober 2020 |
KalbarOnline.com – Sebagian warga Tiongkok mengeluhkan dampak yang mereka dapatkan setelah pemerintah berhasil menanggulangi wabah virus korona. Salah satunya, defisit anggaran rumah tangga karena banyak hajatan pernikahan. Dalam delapan hari terakhir, 600 ribu pernikahan yang diadakan membuat beberapa orang terpaksa merogoh kocek dalam-dalam.
Masyarakat Tiongkok memang biasanya memanfaatkan hari libur hari kemerdekaan nasional untuk menggelar hajatan. Hal tersebut disebabkan pemerintah memberikan kesempatan libur hingga delapan hari. Yang menjadi masalah, libur panjang kali ini bertepatan dengan momen masyarakat Tiongkok bebas dari hampir semua tindakan pencegahan wabah Covid-19.
Pemerintah bahkan mendorong warganya untuk berlibur ke tempat wisata atau fasilitas hiburan lainnya. Menurut The Guardian, sekitar 637 juta jiwa warga dilaporkan melakukan perjalan dalam negeri dan menghabiskan 466 miliar yuan (Rp 1.019 triliun)
”Setelah melakukan langkah pencegahan selama setengah tahun, ini adalah momen masyarakat bisa bepergian,” Xu Xiaolei, kepala marketing operator wisata CYTS Tours, kepada Global Times.
Pada saat yang sama, lembaga pernikahan Hunliji mencatat bahwa pernikahan selama pekan liburan itu naik 11 persen menjadi 600 ribu. Di Wuhan, lokasi pertama munculnya Covid-19, 99 orang menikah dalam upacara luar ruangan. Kebanyakan adalah pekerja medis. Mereka baru bisa menikah setelah tertunda karena kewajiban menjadi ujung tombak penanganan Covid-19.
Saking banyaknya, seorang warga mengeluh karena harus menghadiri 23 pernikahan hanya dalam delapan hari. Lei mengatakan bahwa dirinya mengeluarkan 4.800 yuan alias Rp 10 juta untuk anggaran angpao pernikahan. Jika digabungkan dengan ongkos perjalanan, dia mengatakan, gaji satu bulan sudah hilang.
”Keluarga kami sudah membeli bahan makanan pada 30 September. Pada 10 Oktober bahan tersebut tak pernah disentuh karena kami selalu keluar,” ungkapnya menurut Newsweek.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Sebagian warga Tiongkok mengeluhkan dampak yang mereka dapatkan setelah pemerintah berhasil menanggulangi wabah virus korona. Salah satunya, defisit anggaran rumah tangga karena banyak hajatan pernikahan. Dalam delapan hari terakhir, 600 ribu pernikahan yang diadakan membuat beberapa orang terpaksa merogoh kocek dalam-dalam.
Masyarakat Tiongkok memang biasanya memanfaatkan hari libur hari kemerdekaan nasional untuk menggelar hajatan. Hal tersebut disebabkan pemerintah memberikan kesempatan libur hingga delapan hari. Yang menjadi masalah, libur panjang kali ini bertepatan dengan momen masyarakat Tiongkok bebas dari hampir semua tindakan pencegahan wabah Covid-19.
Pemerintah bahkan mendorong warganya untuk berlibur ke tempat wisata atau fasilitas hiburan lainnya. Menurut The Guardian, sekitar 637 juta jiwa warga dilaporkan melakukan perjalan dalam negeri dan menghabiskan 466 miliar yuan (Rp 1.019 triliun)
”Setelah melakukan langkah pencegahan selama setengah tahun, ini adalah momen masyarakat bisa bepergian,” Xu Xiaolei, kepala marketing operator wisata CYTS Tours, kepada Global Times.
Pada saat yang sama, lembaga pernikahan Hunliji mencatat bahwa pernikahan selama pekan liburan itu naik 11 persen menjadi 600 ribu. Di Wuhan, lokasi pertama munculnya Covid-19, 99 orang menikah dalam upacara luar ruangan. Kebanyakan adalah pekerja medis. Mereka baru bisa menikah setelah tertunda karena kewajiban menjadi ujung tombak penanganan Covid-19.
Saking banyaknya, seorang warga mengeluh karena harus menghadiri 23 pernikahan hanya dalam delapan hari. Lei mengatakan bahwa dirinya mengeluarkan 4.800 yuan alias Rp 10 juta untuk anggaran angpao pernikahan. Jika digabungkan dengan ongkos perjalanan, dia mengatakan, gaji satu bulan sudah hilang.
”Keluarga kami sudah membeli bahan makanan pada 30 September. Pada 10 Oktober bahan tersebut tak pernah disentuh karena kami selalu keluar,” ungkapnya menurut Newsweek.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini