Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Kamis, 15 Oktober 2020 |
Salah satu problem yang sering dihadapi pengguna smartphone adalah, baterai yang cepat rusak. Baterai membengkak, tak bisa terisi penuh, bocor, dan sebagainya. Repotnya, smartphone jaman sekarang rerata memakai baterai yang tak bisa dilepas pasang. Sehingga memperbaiki atau mengganti, harus membawanya ke service center.
Memang ada kasus kerusakan baterai karena cacat produksi. Tapi jarang terjadi. Yang sering terjadi adalah, kerusakan terjadi akibat “perlakuan” yang salah dari pengguna itu sendiri. Karenanya, sebagai pengguna, harus tahu bagaimana memperlakukan baterai (smartphone) agar awet dan bertahan lama.
Berikut (Lima) Hal yang perlu diperhatikan agar baterai smartphone tak cepat rusak.
Permukaan (beberapa) smartphone yang licin memang sering membuatnya tergelincir dari tangan dan jatuh, terbentur ke lantai. Atau memang kitanya yang ceroboh. Benturan (keras) yang terjadi, selain beresiko membat screen pecah atau retak, ternyata juga beresiko merusak baterai. Kok bisa?
Efek benturan pada baterai lithium-ion (yang banyak digunakan pada smartphone), bisa membuat baterai mendadak panas, dan bahkan meledak. Jadi, kalau selama ini Anda pikir benturan pada smartphone hanya beresiko merusak layar, kini pikirkan lagi resiko lain yang bisa terjadi pada baterai smartphone Anda.
Kalau disebutkan bahwa voltase (arus listrik) di rumah Anda sebesar 220 V, itu teorinya. Dalam praktek, terkadang voltase bisa turun dan bisa naik dari angka itu. Kalau voltase turun, tak jadi masalah. Namun kalau tiba-tiba melejit melebihi batas? Itu yang jadi problem.
Proses mengecas baterai adalah sesungguhnya adalah proses reaksi kimia. Ketika dicas, atom elektroda positif (dalam baterai) melepas electron, dan menjadi elektroda negative. Proses sebaliknya terjadi, ketika charger dilepas dan baterai digunakan menyuplai daya untuk smartphone.
Nah, ketika dicas pada voltase tinggi, proses pelepasa elektroda positif itu menjadi terlalu cepat. Ini menyebabkan gangguan pada bagian dalam baterai, yang bisa berakhir pada kerusakan baterai.
Ini yang sering kita lakukan. Mengecas baterai lalu ditinggal tidur. Baru dicopot setelah bangun. Padahal baterai sudah terisi penuh sedari tadi. Apalagi sekarang sudah banyak menggunakan teknologi fast charging, yang bisa mengisi baterai hingga penuh dalam satu atau dua jam saja.
Apa akibatnya bila charger tetap terpasang sementara baterai sudah full? Mengecas berlebihan akan memperberat produksi gas pada baterai. Hal itu akan meningkatkan tekanan pada (bagian dalam) baterai dan menyebabkan baterai membengkak. Yang pada akhirnya membuat kinerja baterai menurun –cepat habis dan tak bisa terisi penuh.
Untungnya, smartphone terkini sudah banyak dipasangi teknologi yang otomatis menghentikan proses charging, bila baterai sudah terisi penuh. Jadi, sebaiknya cari tahu sebelum membeli, apakah smartphone pilihan sudah dilengkapi teknologi ini atau tidak.
Sering juga charger asli bawaan dari paket penjualan, hilang entah kemana. Dipinjam tidak balik lagi, rusak, atau ketinggalan di suatu tempat. Yang kemudian, kita membeli charger pengganti di toko aksesoris. Boleh saja, namun harap perhatikan, cari charger yang berkualitas bagus. Jangan charger abal-abal demi harga yang murah.
Resikonya? Charger kawe ini tak menjamin mampu menyuplai arus dan tegangan listrik sesuai dengan yang dibutuhkan (baterai) smartphone. Bisa menyebabkan overcharging, yang pada ujungnya mempercepat umur baterai.
Secara umum, tempat ideal untuk mengecas baterai adalah yang bersuhu sekitar 250 Celcius. Proses charging sendiri menghasilkan panas. Ditambah dengan suhu lingkungan yang panas, membuat temperature di permukaan kecil di dalam baterai meningkat, yang menyebabkan panas pada body ponsel. Ini juga dapat membuat baterai menggembung, dan menurunkan performa dan memperpendek umur baterai.
Mungkin Anda punya lebih dari satu smartphone. Dan satunya (yang lama) disimpan dalam lemari, tanpa digunakan. Harap perhatikan ini, sesekali tetap charge baterainya. Sebab, baterai lithium-ion sebagain besar mengandung lithium polymer. Bila terlalu lama dibiarkan tak terpakai, akan menyebabkan perubahan pada bagian dalamnya. Ini bisa menyebabkan baterai menggembung dan menurunkan performa baterai.
Untuk itu, pabrikan smartphone biasanya merekomendasikan pengguna secara teratur mengecas baterai sekitar 50%, untuk menjaga baterai tetap dalam kondisi baik dan berumur panjang.
The post 6 Hal Ini Bisa Mencegah Baterai Smartphone Cepat Rusak appeared first on KalbarOnline.com.
Salah satu problem yang sering dihadapi pengguna smartphone adalah, baterai yang cepat rusak. Baterai membengkak, tak bisa terisi penuh, bocor, dan sebagainya. Repotnya, smartphone jaman sekarang rerata memakai baterai yang tak bisa dilepas pasang. Sehingga memperbaiki atau mengganti, harus membawanya ke service center.
Memang ada kasus kerusakan baterai karena cacat produksi. Tapi jarang terjadi. Yang sering terjadi adalah, kerusakan terjadi akibat “perlakuan” yang salah dari pengguna itu sendiri. Karenanya, sebagai pengguna, harus tahu bagaimana memperlakukan baterai (smartphone) agar awet dan bertahan lama.
Berikut (Lima) Hal yang perlu diperhatikan agar baterai smartphone tak cepat rusak.
Permukaan (beberapa) smartphone yang licin memang sering membuatnya tergelincir dari tangan dan jatuh, terbentur ke lantai. Atau memang kitanya yang ceroboh. Benturan (keras) yang terjadi, selain beresiko membat screen pecah atau retak, ternyata juga beresiko merusak baterai. Kok bisa?
Efek benturan pada baterai lithium-ion (yang banyak digunakan pada smartphone), bisa membuat baterai mendadak panas, dan bahkan meledak. Jadi, kalau selama ini Anda pikir benturan pada smartphone hanya beresiko merusak layar, kini pikirkan lagi resiko lain yang bisa terjadi pada baterai smartphone Anda.
Kalau disebutkan bahwa voltase (arus listrik) di rumah Anda sebesar 220 V, itu teorinya. Dalam praktek, terkadang voltase bisa turun dan bisa naik dari angka itu. Kalau voltase turun, tak jadi masalah. Namun kalau tiba-tiba melejit melebihi batas? Itu yang jadi problem.
Proses mengecas baterai adalah sesungguhnya adalah proses reaksi kimia. Ketika dicas, atom elektroda positif (dalam baterai) melepas electron, dan menjadi elektroda negative. Proses sebaliknya terjadi, ketika charger dilepas dan baterai digunakan menyuplai daya untuk smartphone.
Nah, ketika dicas pada voltase tinggi, proses pelepasa elektroda positif itu menjadi terlalu cepat. Ini menyebabkan gangguan pada bagian dalam baterai, yang bisa berakhir pada kerusakan baterai.
Ini yang sering kita lakukan. Mengecas baterai lalu ditinggal tidur. Baru dicopot setelah bangun. Padahal baterai sudah terisi penuh sedari tadi. Apalagi sekarang sudah banyak menggunakan teknologi fast charging, yang bisa mengisi baterai hingga penuh dalam satu atau dua jam saja.
Apa akibatnya bila charger tetap terpasang sementara baterai sudah full? Mengecas berlebihan akan memperberat produksi gas pada baterai. Hal itu akan meningkatkan tekanan pada (bagian dalam) baterai dan menyebabkan baterai membengkak. Yang pada akhirnya membuat kinerja baterai menurun –cepat habis dan tak bisa terisi penuh.
Untungnya, smartphone terkini sudah banyak dipasangi teknologi yang otomatis menghentikan proses charging, bila baterai sudah terisi penuh. Jadi, sebaiknya cari tahu sebelum membeli, apakah smartphone pilihan sudah dilengkapi teknologi ini atau tidak.
Sering juga charger asli bawaan dari paket penjualan, hilang entah kemana. Dipinjam tidak balik lagi, rusak, atau ketinggalan di suatu tempat. Yang kemudian, kita membeli charger pengganti di toko aksesoris. Boleh saja, namun harap perhatikan, cari charger yang berkualitas bagus. Jangan charger abal-abal demi harga yang murah.
Resikonya? Charger kawe ini tak menjamin mampu menyuplai arus dan tegangan listrik sesuai dengan yang dibutuhkan (baterai) smartphone. Bisa menyebabkan overcharging, yang pada ujungnya mempercepat umur baterai.
Secara umum, tempat ideal untuk mengecas baterai adalah yang bersuhu sekitar 250 Celcius. Proses charging sendiri menghasilkan panas. Ditambah dengan suhu lingkungan yang panas, membuat temperature di permukaan kecil di dalam baterai meningkat, yang menyebabkan panas pada body ponsel. Ini juga dapat membuat baterai menggembung, dan menurunkan performa dan memperpendek umur baterai.
Mungkin Anda punya lebih dari satu smartphone. Dan satunya (yang lama) disimpan dalam lemari, tanpa digunakan. Harap perhatikan ini, sesekali tetap charge baterainya. Sebab, baterai lithium-ion sebagain besar mengandung lithium polymer. Bila terlalu lama dibiarkan tak terpakai, akan menyebabkan perubahan pada bagian dalamnya. Ini bisa menyebabkan baterai menggembung dan menurunkan performa baterai.
Untuk itu, pabrikan smartphone biasanya merekomendasikan pengguna secara teratur mengecas baterai sekitar 50%, untuk menjaga baterai tetap dalam kondisi baik dan berumur panjang.
The post 6 Hal Ini Bisa Mencegah Baterai Smartphone Cepat Rusak appeared first on KalbarOnline.com.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini