Ada beberapa jenis tes untuk mendiagnosis COVID-19. Umumnya masyarakat mengenal tes cepat (rapid test) dan tes swab atau PCR. Tes cepat mengandalkan antibodi virus dan bisa dilakukan melalui sampel darah. Sedangkan tes swab PCR menggunakan uji RNA virus dan sampel diambil dari cairan nasofaring.
WHO menyatakan bahwa saat ini standar baku untuk diagnosis COVID-19 adalah tes swab PCR. Bagaimana prosdurnya, dan berapa sih biaya untuk melakukan tes swab mandiri?
Baca juga: Perbedaan Rapid Test dengan Swab Tenggorokan
Prosedur Tes Swab COVID-19
Tes PCR dikenal juga dengan tes usap nasofaring atau swab test. Tidak banyak persiapan yang perlu dilakukan sebelum menjalani tes ini. Setelah mendaftar dan mengisi data, Kamu bisa datang langsung ke lokasi tes dilakukan. Tentu saja tetap menerapkan kaidah protokol pencegahan COVID-19 dengan menggunakan masker dan menjaga jarak.
Beberapa rumah sakit dan laboratorium memmberikan layanan tes swab secara drive thru. Kamu tidak perlu turun dari mobil, karena petugas kesehatan yang akan mendatangi Kamu untuk melakukan usap nasofaring. Bagi yang tidak membawa mobil, ada loket-loket khusus pengambilan sampel.
Petugas akan menjelaskan secara singkat prosedut tes swab ini. Kamu diminta mendongakkan kepala dengan sudut sekitar 70 derajat sehingga posisi lubang hidung sampai ke faring tegak lurus. Petugas akan memasukkan kapas steril mirip Cotton bud namun dengan gagang lebih panjang, melaui septum atau saluran hidungsampai menyentuh faring. Setelah itu ujung kapas diputar beberapa kali selama 5-10 detik untuk mengumpulkan bahan sampel.
Petugas akan menjelaskan bahwa prosedur ini sedikit membuat tidak nyaman karena pengambilan sampelnya cukup dalam. Untuk mengurangi ketegangan dan rasa tidak nyaman, Kamu bisa menutup mata dan konsentrasi mengatur bernapas dari mulut. Jangan tegang ya, karena hanya akan menambah rasa tidak nyaman.
Petugas kemudian akan mengulangi prosedur yang sama pada lubang hidung satunya. Setelah itu dengan prosedur yang sama, petugas akan mengambil sampel dari tenggorokan Kamu. Kali ini Kamu diminta membuka mulut lebar-lebar saat petugas memasukkan kapas ke tenggorokan.
Beberapa orang “menangis” saat dilakukan pengambilan swab. Selain rasa tidak nyaman, ternyata wajar jika seseorang yang diperiksa mengeluarkan air mata. “Di belakang rongga hidung atau nasofaring, terdapat banyak saraf yang terhubung ke otak. Saat ada sesuatu yang dirasakan tidak nyaman bahkan sakit, seringkali memunculkan respon keluarnya air mata atau respon batuk,” jelas Direktur Utama Genomik Solidaritas Indonesia (GSI Lab), dr Nino Santoso di Jakarta, Senin (2/11).
Kapas yang sudah mengandung sampel dimasukkan ke dalam tabung yang sudah ada label nama dan identitas Kamu serta tanggal pengambilan sampel. Sampel ini dikirim ke laboratorium diagnostik untuk diperiksa apakah mengandung virus SARS-Cov-2 penyebab COVID-19.
Pemeriksaan sampel di laboratorium dilakukan menggunakan teknik PCR. PCR adalah teknik pemeriksaan yang dilakukan untuk mencocokkan DNA atau RNA yang dimiliki virus. DNA atau RNA yang ada pada sampel dari swab tadi akan direplikasi atau digandakan sebanyak mungkin, kemudian dicocokkan dengan susunan DNA SARS-COV-2. Jika cocok, maka pasien yang diambil sampel lendirnya positif terinfeksi COVID-19. Sebaliknya, jika ternyata tidak cocok, tandanya orang tersebut negatif terinfeksi COVID-19.
Baca juga: Catat, Fakta Penting Jika Positif Covid-19!
Kendala Tes PCR
Saat ini tes PCR merupakan satu-satunya standar pengujian COVID-19 yang diakui WHO. Tes antibodi atau rapid test hanya dapat digunakan saat antibodi sudah terbentuk, tidak dapat digunakan sebagai alat diagnostik awal, terutama bagi pasien yang tidak/belum bergejala.
Akurasi tes swab PCR ini mendekati 100%, namun tetap tergantung kemampuan petugas kesehatan yang melakukannya. Jadi tetap ada kemungkinan human error yang menjadikan hasilnya false positive maupun false negative.
Selain itu kendala lainnya adalah prosesnya tidak semudah yang dibayangkan. Meskipun keseluruhan prosesnya tidak sampai 10 menit, dibutuhkan banyak tenaga ahli/terlatih perlu dilibatkan, baik untuk pengambilan swab sampai menjalankan protokol RT-PCR COVID-19. Tes ini juga memerlukan laboratorium dengan biosecurity level 2.
Tidak heran jika biayanya mahal. Tes PCR sebagai standar-emas pengujian SARS-CoV-2 juga memerlukan tes kit untuk mengambil sampel swab dari rongga nasofaring dan cairan reagen untuk mengisolasi potongan kode genetik yang dimiliki virus yang diuji. Dan hampir semuanya masih impor.
Baca juga: Penyakit yang Meningkatkan Risiko COVID-19
Berapa Biaya Tes Swab COVID-19?
Pemerintah memang memberikan fasilitas tes swab gratis untuk masyarakat yang diduga positif atau melakukan kontak dekat dengan orang yang positif COVID-19. Namun bagi masyarakat umum, bisa melakukan tes mandiri di laboratorium-laboratorium yang menyediakan tes ini, tentu dengan biaya tertentu.
Menurut dr. Nino Santoso, GSI Lab yang ada di Jl RA Kartini, Jakarta Selatanbisa melakukan tes swab PCR sampai 5.000 sampel per hari. Namun, berkat sumbangan berbagai pihak, kapasitasnya kemungkinan bisa ditingkatkan lagi. Salah satunya sumbangan alat dari Tanoto Foundation dan Temasek Foundation International berupa instrumen PCR, reagent kit, dan bahan habis pakai untuk pemeriksaan PCR. Kapasitas mesin PCR ini mencapai 10.000 sampel per hari.
“Uji deteksi virus dengan metode PCR secara masif dan berkapasitas besar terus menjadi kebutuhan mendesak seiring masih meningkatnya angka penularan COVID-19 di Indonesia. Kami bersyukur diberi kesempatan untuk berpartisipasi menghadapi pandemi dengan menyumbang instrumen PCR beserta peralatan pendukungnya. Semoga dengan sumbangsih ini, kita bersama-sama bisa melewati masa sulit ini, “ tutur CEO Global Tanoto Foundation Satrijo Tanudjojo pada acara penyerahan bantuan di Jakarta, 2 November 2020.
Terkait biaya, dr. Nino menekankan bahwa sesuai ketentuan pemerintah, biaya tes swab PCR di GSI Lab adalah 900.000 rupiah dengan hasil bisa didapatkan dalam waktu 1×24 jam dan dikirim melalui email.
Baca juga: Mengenal Tes Antibodi untuk Mendeteksi Covid-19
Sumber:
Acara Penyerahan Joint Donantion Tanoto Foundation dan Temasek Foundation di GSi Lab, Jakarta, Senin 2 November 2020.
Jove.com. Nasal swab test on patients.
Emc.id. PCR swab test apakah bedanya dan bagaimana prosedurnya.
Kawalcovid10.id. Rapid test atau swab test mana yang lebih baik.
Comment