Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Rabu, 18 November 2020 |
KalbarOnline.com – Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut gempa tektonik dengan parameter awal magnitudo 6,3 kemudian dimutakhirkan menjadi 6,0 mengguncang wilayah Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat sekitar pukul 08.44 WIB.
’’Episenter gempa terletak pada koordinat 2,90 LS dan 99,07 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 112 km arah Barat Daya Kota Tuapejat, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat pada kedalaman 13 km,’’ ungkap Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dalam keterangannya pada Rabu (18/11).
Rahmat menjelaskan, jika dilihat dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal. Menurutnya, gempa tersebut terjadi akibat aktivitas penyesaran di Investigator Fracture Zone (IFZ) dekat dengan batas tumbukan lempeng. ’’Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan mendatar (strike slip fault),’’ ujar Rahmat.
Gempa yang berpusat di Kepulauan Mentawai itu juga dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di Kota Padang, Painan, Sipora, Solok, Padang Panjang, Bukittinggi, Pariaman, Kepahiang, Pasaman, Kerinci, Payakumbuh dan Solok Selatan.
Namun hingga saat ini, lanjut Rahmat, BMKG belum menerima laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut. Dia pun memastikan, berdasarkan hasil pemodelan, gempa tersebut tidak berpotensi terjadinya tsunami. ’’Hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan,’’ ungkap Rahmat.
BMKG, sambung Rahmat, mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. ’’Serta hindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa,’’ tegasnya. (*)
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut gempa tektonik dengan parameter awal magnitudo 6,3 kemudian dimutakhirkan menjadi 6,0 mengguncang wilayah Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat sekitar pukul 08.44 WIB.
’’Episenter gempa terletak pada koordinat 2,90 LS dan 99,07 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 112 km arah Barat Daya Kota Tuapejat, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat pada kedalaman 13 km,’’ ungkap Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dalam keterangannya pada Rabu (18/11).
Rahmat menjelaskan, jika dilihat dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal. Menurutnya, gempa tersebut terjadi akibat aktivitas penyesaran di Investigator Fracture Zone (IFZ) dekat dengan batas tumbukan lempeng. ’’Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan mendatar (strike slip fault),’’ ujar Rahmat.
Gempa yang berpusat di Kepulauan Mentawai itu juga dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di Kota Padang, Painan, Sipora, Solok, Padang Panjang, Bukittinggi, Pariaman, Kepahiang, Pasaman, Kerinci, Payakumbuh dan Solok Selatan.
Namun hingga saat ini, lanjut Rahmat, BMKG belum menerima laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut. Dia pun memastikan, berdasarkan hasil pemodelan, gempa tersebut tidak berpotensi terjadinya tsunami. ’’Hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan,’’ ungkap Rahmat.
BMKG, sambung Rahmat, mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. ’’Serta hindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa,’’ tegasnya. (*)
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini