Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Kamis, 24 Desember 2020 |
KalbarOnline.com – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menilai, Bali menjadi contoh nyata bahwa dengan mengedepankan toleransi, kesetaraan dan kerjasama antar umat beragama bisa diwujudkan. Sehingga para pemeluk agama bisa hidup dengan damai.
“Keharmonisan hidup para pemeluk agama di Bali juga tercermin dari keberadaan Pusat Peribadatan Puja Mandala. Di kawasan ini terdapat lima tempat ibadah yang aktif menjalankan kegiatan peribadatan, sebagai simbol penegasan toleransi dan kerukunan umat beragama di Bali,” ujar Bamsoet saat mengunjungi Puja Mandala, bersama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Bali yang dipimpinan oleh Ketua Umum Asosiasi FKUB Indonesaia, Ida Pangelisir Agung Putra Sukahet, Rabu (23/12).
Ketua DPR RI ke-20 ini memaparkan, Indeks Kerukunan Beragama (IKB) di Bali juga selalu berada di atas IKB Nasional. Misalnya di tahun 2018 ketika IKB nasional berada di angka 70,90, IKB di Bali mencapai 75,4. Sedangkan di tahun 2019, ketika IKB nasional mencapai angka 73,83, IKB Bali mencapai 80,1.
“Kerukunan hidup beragama dalam masyarakat yang heterogen seperti di Indonesia pada umumnya, maupun Bali pada khususnya, merupakan keniscayaan yang tidak bisa ditawar. Kerukunan hidup beragama ini tidak hadir dengan sendirinya sebagai sesuatu yang given, tetapi harus dibangun dan diwujudkan melalui kesadaran dan komitmen bersama seluruh elemen bangsa,” papar Bamsoet.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menekankan, dalam membangun kerukunan umat beragama setidaknya harus dilakukan dalam dua dimensi. Pertama, secara internal, di mana masing-masing tokoh agama mendorong kesadaran kolektif umat beragama mengenai pentingnya membangun kebersamaan.
“Kedua, secara horizontal dalam perspektif sosiologi agama, dimana hubungan sosial antar umat beragama dibangun dan dikembangkan,” tandas Bamsoet.
Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia ini menambahkan, untuk membangun kerukunan umat beragama, salah satu aspek penting lainnya yang tidak boleh dilupakan adalah mewujudkan moderasi dalam kehidupan beragama. Diwujudkan melalui sikap toleran, saling menghormati dan menerima keberagaman dalam kehidupan keagamaan sebagai fitrah kebangsaan.
“Serta mengedepankan dialog dalam penyelesaian setiap persoalan, dan membangun komitmen kebangsaan dengan menjadikan Pancasila dan Konstitusi sebagai rujukan dalam pranata kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” pungkas Bamsoet.
KalbarOnline.com – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menilai, Bali menjadi contoh nyata bahwa dengan mengedepankan toleransi, kesetaraan dan kerjasama antar umat beragama bisa diwujudkan. Sehingga para pemeluk agama bisa hidup dengan damai.
“Keharmonisan hidup para pemeluk agama di Bali juga tercermin dari keberadaan Pusat Peribadatan Puja Mandala. Di kawasan ini terdapat lima tempat ibadah yang aktif menjalankan kegiatan peribadatan, sebagai simbol penegasan toleransi dan kerukunan umat beragama di Bali,” ujar Bamsoet saat mengunjungi Puja Mandala, bersama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Bali yang dipimpinan oleh Ketua Umum Asosiasi FKUB Indonesaia, Ida Pangelisir Agung Putra Sukahet, Rabu (23/12).
Ketua DPR RI ke-20 ini memaparkan, Indeks Kerukunan Beragama (IKB) di Bali juga selalu berada di atas IKB Nasional. Misalnya di tahun 2018 ketika IKB nasional berada di angka 70,90, IKB di Bali mencapai 75,4. Sedangkan di tahun 2019, ketika IKB nasional mencapai angka 73,83, IKB Bali mencapai 80,1.
“Kerukunan hidup beragama dalam masyarakat yang heterogen seperti di Indonesia pada umumnya, maupun Bali pada khususnya, merupakan keniscayaan yang tidak bisa ditawar. Kerukunan hidup beragama ini tidak hadir dengan sendirinya sebagai sesuatu yang given, tetapi harus dibangun dan diwujudkan melalui kesadaran dan komitmen bersama seluruh elemen bangsa,” papar Bamsoet.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menekankan, dalam membangun kerukunan umat beragama setidaknya harus dilakukan dalam dua dimensi. Pertama, secara internal, di mana masing-masing tokoh agama mendorong kesadaran kolektif umat beragama mengenai pentingnya membangun kebersamaan.
“Kedua, secara horizontal dalam perspektif sosiologi agama, dimana hubungan sosial antar umat beragama dibangun dan dikembangkan,” tandas Bamsoet.
Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia ini menambahkan, untuk membangun kerukunan umat beragama, salah satu aspek penting lainnya yang tidak boleh dilupakan adalah mewujudkan moderasi dalam kehidupan beragama. Diwujudkan melalui sikap toleran, saling menghormati dan menerima keberagaman dalam kehidupan keagamaan sebagai fitrah kebangsaan.
“Serta mengedepankan dialog dalam penyelesaian setiap persoalan, dan membangun komitmen kebangsaan dengan menjadikan Pancasila dan Konstitusi sebagai rujukan dalam pranata kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” pungkas Bamsoet.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini