Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Senin, 04 Januari 2021 |
KalbarOnline.com – TNI Angkatan Laut (AL) telah menyelidiki temuan drone mirip rudal di perairan laut Selayar- Sulawesi Selatan merupakan seglider. Tekhnologi itu biasa digunakan untuk survei data di bidang kelautan atau kemaritiman.
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan alat tersebut bisa menyelam di lautan dan mampu mengumpulkan data oseanografi.
“Alat ini seaglider. Banyak digunakan untuk keperluan survei atau untuk mencari data oseanografi di laut, di bawah lautan,” kata Yudo dalam jumpa pers di Pusat Hidrografi dan Oseanografi (Pushidrosal) TNI AL, di Jakarta Utara, Senin (4/1/2021).
Yudo menjelaskan, kalau seaglider memang bisa digunakan untuk berbagai kepentingan. Mulai dari kepentingan industri, survei, ataupun kepentingan militer karena kemampuannya dalam memetakan kondisi tertentu.
“Alat ini bisa digunakan untuk industri maupun digunakan untuk pertahanan. Tergantung siapa yang memakai,” ucap Yudo.
Diketahui alat yang sama juga disebut-sebut biasa digunakan negara tertentu untuk industri pertambangan. Biasanya digunakan untuk keperluan pengeboran minyak atau lainnya.
Kemampuan alat itu jika digunakan untuk kepentingan militer biasanya digunakan untuk memetakan kondisi tertentu yang nantinya menghasilkan data-data khusus. Alat juga bisa bertujuan untuk melakukan survei kondisi geografis.
Meski demikian, TNI-AL tidak menemukan ciri-ciri perusahaan negara pembuat di setiap bagiannya.
“Kemudian tidak ditemukan ciri-ciri perusahaan negara pembuat. Ini dia, tidak ada tulisan apa pun di sini, dari awalnya demikian,” tambah Yudo .
KASAL menjamin, bentuk dari hasil pemeriksaan persis dengan benda saat ditemukan nelayan. Benda itu terbuat dari alumunium dengan dua sayap dan propeller serta antena belakang. Terdapat instrumen mirip kamera di badan seaglider itu.
“Data-datanya, badan terbuat dari aluminium dengan dua sayap 50 cm, panjang body 225 cm, kemudian propeller 18 cm di bawah, panjang antena yang belakang 93 cm. Kemudian terdapat instrumen mirip kamera terletak di body, ini yang di atas sini. Kemudian tidak ditemukan ciri-ciri perusahaan negara pembuat. Ini dia, tidak ada tulisan apapun di sini, dari awalnya demikian. Kita tidak merekayasa, masih persis seperti yang ditemukan nelayan,” imbuh Yudo. [rif]
KalbarOnline.com – TNI Angkatan Laut (AL) telah menyelidiki temuan drone mirip rudal di perairan laut Selayar- Sulawesi Selatan merupakan seglider. Tekhnologi itu biasa digunakan untuk survei data di bidang kelautan atau kemaritiman.
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan alat tersebut bisa menyelam di lautan dan mampu mengumpulkan data oseanografi.
“Alat ini seaglider. Banyak digunakan untuk keperluan survei atau untuk mencari data oseanografi di laut, di bawah lautan,” kata Yudo dalam jumpa pers di Pusat Hidrografi dan Oseanografi (Pushidrosal) TNI AL, di Jakarta Utara, Senin (4/1/2021).
Yudo menjelaskan, kalau seaglider memang bisa digunakan untuk berbagai kepentingan. Mulai dari kepentingan industri, survei, ataupun kepentingan militer karena kemampuannya dalam memetakan kondisi tertentu.
“Alat ini bisa digunakan untuk industri maupun digunakan untuk pertahanan. Tergantung siapa yang memakai,” ucap Yudo.
Diketahui alat yang sama juga disebut-sebut biasa digunakan negara tertentu untuk industri pertambangan. Biasanya digunakan untuk keperluan pengeboran minyak atau lainnya.
Kemampuan alat itu jika digunakan untuk kepentingan militer biasanya digunakan untuk memetakan kondisi tertentu yang nantinya menghasilkan data-data khusus. Alat juga bisa bertujuan untuk melakukan survei kondisi geografis.
Meski demikian, TNI-AL tidak menemukan ciri-ciri perusahaan negara pembuat di setiap bagiannya.
“Kemudian tidak ditemukan ciri-ciri perusahaan negara pembuat. Ini dia, tidak ada tulisan apa pun di sini, dari awalnya demikian,” tambah Yudo .
KASAL menjamin, bentuk dari hasil pemeriksaan persis dengan benda saat ditemukan nelayan. Benda itu terbuat dari alumunium dengan dua sayap dan propeller serta antena belakang. Terdapat instrumen mirip kamera di badan seaglider itu.
“Data-datanya, badan terbuat dari aluminium dengan dua sayap 50 cm, panjang body 225 cm, kemudian propeller 18 cm di bawah, panjang antena yang belakang 93 cm. Kemudian terdapat instrumen mirip kamera terletak di body, ini yang di atas sini. Kemudian tidak ditemukan ciri-ciri perusahaan negara pembuat. Ini dia, tidak ada tulisan apapun di sini, dari awalnya demikian. Kita tidak merekayasa, masih persis seperti yang ditemukan nelayan,” imbuh Yudo. [rif]
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini