Kisah Ihsan dan Putri Pengantin Baru Penumpang SJ 182, Pulang ke Pontianak untuk Gelar Resepsi Pernikahan

Kisah Ihsan dan Putri Pengantin Baru Penumpang SJ 182, Pulang ke Pontianak untuk Gelar Resepsi Pernikahan

KalbarOnline, Pontianak – Muhammad Nasir, warga Sungai Jawi, Kota Pontianak, hanya bisa tertunduk menyimpan duka. Raut wajahnya tampak lesu. Sesekali air matanya jatuh saat menceritakan anak dan menantunya, Ihsan Adhlan Hakim (33) dan Putri Wahyuni Effendi (25) adalah penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta- Pontianak. Ihsan dan Putri pulang ke Pontianak dalam rangka melangsungkan resepsi pernikahan atau merolah.

IKLANSUMPAHPEMUDA

Ihsan dan Putri, merupakan pasangan yang baru menikah pada 7 Maret 2020 silam di Pekanbaru. Sejatinya, resepsi pernikahan keduanya dilangsungkan pada 18 April 2020.

“Karena Covid-19, sehingga diundur menjadi Juli 2020, mundur lagi pada 16 Januari 2021. Sabtu depan. Di Gedung PCC. Ihsan dengan istrinya ke Pontianak dalam rangka itu (melangsungkan resepsi pernikahan),” ujar Nasir saat diwawancarai di kediamannya di Gang Ikrar, Minggu (10/1/2021).

Nasir bercerita, persiapan resepsi pernikahan anaknya itu bahkan sudah mencapai 90 persen. Izin Wali Kota sudah dikantongi. Pemberitahuan ke Polda dan Kodam serta Dinas Kesehatan pun sudah dilakukan.

“90 persen sudah siap. Undangan sudah dicetak, bahkan sudah disebar. Tapi apa mau dikata. Allah berkata lain,” ucapnya.

Muhammad Nasir, ayah Ihsan Adhlan Hakim menunjukan potret anak dan menantunya Putri Wahyuni
Muhammad Nasir, ayah Ihsan Adhlan Hakim menunjukan potret anak dan menantunya Putri Wahyuni (Foto: Fat)

Sebenarnya, lanjut Nasir, anak dan menantunya itu rencananya akan pulang ke Pontianak pada Minggu, 10 Januari 2021. Hal itu dikarenakan hanya Putri Wahyuni yang telah mengantongi surat keterangan negatif PCR, sementara Ihsan belum.

“Baru istrinya yang dapat swab pcr, sedangkan dia belum, karena stok di tempat dia mau periksa habis. Sehingga cari lagi tempat untuk periksa swab PCR. Dapat. Jadi keduanya sudah PCR dan negatif, artinya bisa berangkat hari Sabtu. Booking pesawat Nam Air, pesawat pagi pukul tujuh hari Sabtu,” ungkapnya.

Di hari itu, Ihsan dan Putri kata Nasir, sudah menunggu lama di bandara. Lalu mereka mendapat konfirmasi bahwa pesawat yang akan ditumpangi mereka mengalami penundaan hinggal pukul 13.20 WIB.

Baca Juga :  Gara-gara Aturan Setengah Hati Kawasan Untan, Mahasiswa Gerah, PKL Pun Ogah Pindah

“Jadi dia dari pagi sudah menunggu, sambil menunggu, ternyata masih delay lagi sampai pukul 14.00 WIB baru naik pesawat. Di dalam pesawat, Ihsan telfon adeknya (Arwin Amru Hakim),” kata Nasir.

“Win abang udah di pesawat, nanti jemput ya,” ucap Nasir menirukan percakapan telepon Ihsan dengan adiknya.

Bersama anak bungsunya Arwin, Nasir kemudian bergegas ke Bandara Internasional Supadio untuk menjemput Ihsan dan Putri. Sampai pukul 15.00 WIB lewat, pesawat yang ditumpangi Ihsan dan Putri tak kunjung tiba. Nomor telepon Ihsan juga tak tersambung. Tak ingin berpikiran negatif, Nasir menduga pesawat yang ditumpangi anaknya itu masih dalam perjalanan.

“Mungkin masih di atas, pikir hati begitu. Sekitar pukul 16.00 WIB, saya sholat Ashar. Setelah itu saya menunggu di pintu kedatangan domestik,” jelasnya.

Di pintu kedatangan domestik, Nasir bertanya kepada petugas mengenai jadwal kedatangan pesawat Nam Air rute Jakarta-Pontianak. Namun petugas menyebut tidak ada penerbangan pesawat Nam Air dari Jakarta, melainkan pesawat Sriwijaya Air.

“Saya lihat lagi ternyata benar Sriwijaya Air, bukan Nam Air, karena anak saya ini tiketnya juga difotokan ke saya,” ungkapnya.

Di layar informasi bandara, Nasir mendapati bahwa jadwal pesawat Sriwijaya Air ditunda. Ia lantas menanyakan kembali kepada petugas.

“Petugas bilang belum ada informasi,” ucapnya.

Di bandara, ia bertemu seorang penjemput lainnya yang menungggu kedatangan pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak. Setelah mengobrol, penjemput itu kemudian berupaya membuka google map untuk melacak penerbangan pesawat tersebut.

“Rupanya sekitar lima menit pesawat take off, sampai ke titik tertentu berhenti, saya pun bingung, kawan bilang ada kemungkinan pesawat tersebut mutar-mutar mau kembali tidak bisa atau sedang mencari landasan terdekat,” tuturnya.

Baca Juga :  Jasa Raharja Kalbar Serahkan Santunan Korban Sriwijaya Air Asal Mempawah

Setelah itu Nasir kembali ke mobil sembari sang anak bungsu mencari informasi. Hingga menjelang Maghrib masih belum ada informasi terkait kedatangan pesawat tersebut.

“Setelah itu, habis Maghrib petugas mengimbau keluarga penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ 18 untuk berkumpul di Polsek Bandara karena akan ada penjelasan,” jelasnya.

Hingga malam hari pihak terkait masih belum memberikan keterangan pasti. Sampai pada pukul 22.00 WIB, Nasir memutuskan untuk pulang sementara anaknya Arwin masih tetap menunggu.

“Informasi di WhatsApp sudah banyak, pesawat Sriwijaya Jakarta-Pontianak lost kontak, tetapi pihak keluarga meminta untuk menunggu informasi resmi dari Sriwijaya Air,” katanya.

Sampailah pihak Sriwijaya Air mengonfirmasi bahwa pesawat SJ 182 benar jatuh dan sedang dilaksanakan pencarian dengan tiga sistem yakni sistem pantau udara, pantau permukaan dan penyelaman.

“Tadi siang saya sudah tes DNA, dan memberikan informasi selengkap-lengkapnya mulai dari gigi, ciri-ciri, berat badan, tinggi dan pakaian yang digunakan. Tes DVI sudah dengan mengambil sampel darah,” jelasnya.

Pihak keluarga pun kata Nasir, berusaha tetap tabah seraya menunggu informasi pasti mengenai anak dan menantunya. Ia juga meminta doa dari masyarkat agar ada keajaiban.

“Insya Allah kalau yang namanya mati, bukan urusan kita. Tapi urusan Allah. Dia yang menghidupkan dan mematikan. Tapi sebagai manusia biasa, saya teringat-ingat. Berdoalah, mudah-mudahan ada keajaiban dari Allah. Bukan hal mustahil kalau Allah berkehendak, kalaupun dia meninggal dalam kecelakaan ini, saya ikhlas, mohon doa, mudah-mudahan semua korban khususnya anak saya dan menantu saya diampunkan dosanya dan ditempatkan di sisi Allah. Doakan saya juga semoga dikuatkan lahir dan batin,” pungkasnya.

Comment