KalbarOnline.com – Dua penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ-182 asal Nusa Tenggara Tinur (NTT) diduga menggunakan KTP orang lain saat melakukan penerbangan. Untuk membuktikan kebenarannya informasi tersebut, Mabes Polri tengah berkoordinasi dengan Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) guna melakukan penelusuran.
“Jadi kita dalami, kita akan melakukan koordinasi dengan Polda NTT juga nanti akan menanyakan kepada Disdukcapil apakah benar ada informasi atau laporan tentang penumpang pesawat Sriwijaya menggunakan KTP yang bukan miliknya,” kata Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan, Selasa (12/1).
Ramadhan menyampaikan, petugas saat ini masih melakukan pendataan terhadap para korban. Pencarian oleh petugas lapangan masih dilakukan disekitar Kepulauan Seribu, Jakarta.
“Sampai saat ini hal tersebut masih kita dalami dan tim investigasi gabungan dari TNI, Basarnas dan elemen terkait lainnya masih terus melakukan pendataan terhadap para korban,” imbuhnya.
Baca Juga: Surpres soal Kapolri, PKB: Sepertinya Rabu Keramat, Kita Tunggu Saja
Baca Juga: Luhut: Tragedi Sriwijaya Air Harus Jadi Evaluasi
Baca Juga: Sarah Beatrice Jadi ‘Korban’ Sriwijaya Air karena KTP Dipinjam Teman
Disamping itu, Ramadhan menyebut tim Disaster Identification (DVI) Polri juga masih mengumpulkan data antemortem maupun posmortem untuk mengidentifikasi para korban.
“Data terkait dengan KTP atau identitas terkait dengan penumpang dari pesawat Sriwijaya tersebut apakah ada kecocokan. Jadi antara data tersebut dengan status korban yang dinyatakan teridentifikasi,” pungkasnya.
Diketahui, Pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat take off dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.
Comment