Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Selasa, 12 Januari 2021 |
KalbarOnline.com – Suasana rumah duka pramugari Sriwijaya Air SJ182, Mia Tresetyani Wadu, 23, atau Mia Zet Wadu di Jalan Kerta Gangga, Kota Denpasar, terlihat hening. Duka menyelimuti rumah tersebut.
Satu persatu kerabat dan teman korban datang mengucapkan bela sungkawa atas kejadian yang menimpa Mia, pramugari Sriwijaya Air yang hilang kontak pada Sabtu (9/10) pukul 14.40 WIB. Ibu, ayah dan keluarga Mia terlihat berduka. Ibu korban tidak henti-hentinya meneteskan air mata.
Ayah Mia dan keluarga lain dengan tatapan sedih memandang layar televisi, mengikuti berita perkembangan pencarian korban dan pesawat rute Jakarta – Pontianak tersebut
Pukul 17.00, doa untuk pramugari Sriwijaya Air itu dimulai di halaman rumahnya. Keluarga dan teman Mia, berdoa khusuk dengan dipimpin dari pihak gereja Maranatha.
Lagu-lagu dan doa kebaktian dipanjatkan. Tidak sedikit keluarga dan teman Mia yang menangis. Ibu korban, Ni Luh Sudarni , 61, masih mengharapkan mukjizat dari Tuhan terhadap anak perempuan satu-satunya tersebut. “Saya masih berharap mukjizat,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.
Sudarni mengaku sama sekali tidak memiliki firasat buruk sebelum pesawat tempat anaknya bekerja tersebut hilang kontak. “Saya tidak memiliki firasat apapun, hanya saja tumben kemarin dia tidak menelepon sebelum terbang, biasanya dia menelepon,” tuturnya, dilansir Bali Express (Jawa Pos Group), Selasa (12/1).
Di mata sang Ibu, Mia merupakan sosok anak yang baik, selama bekerja dia tinggal di Jakarta dan terakhir pulang pada bulan September 2020. “Dia anak baik, kalau ada temannya dari sini sedang mencari kerja di Jakarta, dia tampung di kosnya sampai temannya tersebut bisa mencari kos sendiri, bisa dapat gaji,” tuturnya dengan sedih.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Suasana rumah duka pramugari Sriwijaya Air SJ182, Mia Tresetyani Wadu, 23, atau Mia Zet Wadu di Jalan Kerta Gangga, Kota Denpasar, terlihat hening. Duka menyelimuti rumah tersebut.
Satu persatu kerabat dan teman korban datang mengucapkan bela sungkawa atas kejadian yang menimpa Mia, pramugari Sriwijaya Air yang hilang kontak pada Sabtu (9/10) pukul 14.40 WIB. Ibu, ayah dan keluarga Mia terlihat berduka. Ibu korban tidak henti-hentinya meneteskan air mata.
Ayah Mia dan keluarga lain dengan tatapan sedih memandang layar televisi, mengikuti berita perkembangan pencarian korban dan pesawat rute Jakarta – Pontianak tersebut
Pukul 17.00, doa untuk pramugari Sriwijaya Air itu dimulai di halaman rumahnya. Keluarga dan teman Mia, berdoa khusuk dengan dipimpin dari pihak gereja Maranatha.
Lagu-lagu dan doa kebaktian dipanjatkan. Tidak sedikit keluarga dan teman Mia yang menangis. Ibu korban, Ni Luh Sudarni , 61, masih mengharapkan mukjizat dari Tuhan terhadap anak perempuan satu-satunya tersebut. “Saya masih berharap mukjizat,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.
Sudarni mengaku sama sekali tidak memiliki firasat buruk sebelum pesawat tempat anaknya bekerja tersebut hilang kontak. “Saya tidak memiliki firasat apapun, hanya saja tumben kemarin dia tidak menelepon sebelum terbang, biasanya dia menelepon,” tuturnya, dilansir Bali Express (Jawa Pos Group), Selasa (12/1).
Di mata sang Ibu, Mia merupakan sosok anak yang baik, selama bekerja dia tinggal di Jakarta dan terakhir pulang pada bulan September 2020. “Dia anak baik, kalau ada temannya dari sini sedang mencari kerja di Jakarta, dia tampung di kosnya sampai temannya tersebut bisa mencari kos sendiri, bisa dapat gaji,” tuturnya dengan sedih.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini