Delapan PMI Probable Omicron Dinyatakan Negatif Covid-19
KalbarOnline, Pontianak – Delapan dari sembilan Pekerja Migran Indonesia (PMI) probable varian Omicron yang masuk melalui PLBN di Kalbar dinyatakan sembuh dan telah selesai menjalani masa isolasi. Hal itu disampaikan Gubernur Kalbar Sutarmidji, belum lama ini. Meski begitu, hasil pemeriksaan sampel sembilan PMI tersebut belum dapat dipastikan positif atau negatif Omicron.
“Dari sembilan yang diperiksa Omicron atau bukan itu, delapan antaranya sudah negatif. Yang jelas dari sembilan yang dikirim sampelnya ke Balitbangkes, tinggal satu orang saja yang masih positif, masih isolasi, yang delapan sudah negatif,” kata Sutarmidji.
Jika sembilan sampel PMI probable itu ternyata terbukti Omicron, menurut Midji tak terlalu membahayakan. Sebab delapan di antaranya telah dinyatakan negatif corona.
“Bahkan sudah dipulangkan ke tempat asalnya,” kata Midji.
Meski begitu, antisipasi perlu terus dilakukan. Namun menurut Sutarmidji yang menjadi persoalan tersendiri bagi Kalbar yakni PMI yang pulang rata-rata tidak menjalani pemeriksaan PCR di Malaysia.
“Mereka yang pulang ini, rata-rata tidak di PCR di Malaysia. Ini yang bahaya,” kata Midji.
Untuk itu dirinya mengimbau masyarakat untuk melaporkan ke Satgas Covid-19 setempat jika mengetahui ada keluarga atau kerabat yang baru pulang dari Malaysia khususnya PMI yang pulang melalui jalur tikus alias pintu-pintu tak resmi.
“Ini untuk memeriksakan diri di laboratorium kita, dan itu gratis. Ini demi keselamatan keluarganya, orang sekitar dan masyarakat sekitarnya. Saya minta sekalipun mereka pulang melalui pintu tak resmi, tapi harus menjaga keselamatan keluarga dan masyarakat yang berinteraksi dengan mereka. Itu perlu jadi perhatian. Datang saja untuk memeriksakan diri,” kata Midji.
Pemerintah Provinsi Kalbar juga terus mengoordinasikan perihal ini dengan Satgas Khusus Perbatasan Kalbar yang dikomandoi oleh Pangdam XII/Tanjungpura.
“Di sana sering dilakukan razia dan penjagaan sangat diperketat. Bahkan mobile PCR sudah dikirim ke PLBN Aruk. Semua itu untuk percepatan, jadi dalam satu jam sudah bisa tahu hasilnya,” kata Midji.
Hal senada turut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar Harisson. Dia mengatakan, delapan PMI probable Omicron yang masuk dari PLBN Entikong, sudah dinyatakan negatif dan sudah selesai menjalani Isolasi.
Sementara satu PMI probable Omicron yang masuk melalui PLBN Aruk, masih menjalani isolasi di Kabupaten Sambas. Namun, kata dia, yang bersangkutan telah memasuki hari ke-14 dan akan menjalani pemeriksaan PCR kembali. Jika, dinyatakan negatif, maka diperbolehkan pulang.
“Jadi delapan PMI di Entikong sudah dipulangkan, satu orang di Sambas masih diisolasi, tapi hari ini sudah masuk hari ke-14 dan akan dilakukan swab ulang. Jika hasilnya negatif, akan dipulangkan,” kata Harisson, Rabu kemarin.
Menurut Harisson, hal itu sesuai dengan aturan yang diterapkan selama ini. Di mana jika seseorang positif Covid-19 dan telah menjalani isolasi selama 14 hari, akan menjalani pemeriksaan PCR kembali.
“Jadi satu kasus PMI probable Omicron yang dikarantina di Sambas itu akan dilakukan pengambilan swab di Sambas hari ini,” katanya.
Menurut Harisson, jika semua prosedur sudah dijalankan sebaik mungkin dan telah menjalani masa karantina, maka yang bersangkutan dibolehkan pulang.
“Yang jelas kita membolehkan mereka pulang karena PCR negatif dan sudah menjalani 14 hari masa isolasi,” katanya.
Menurut Harisson, tidak masalah jika nantinya hasil Whole Genom Squensing Balitbangkes terhadap sembilan PMI probable Omicron tersebut terbukti Omicron. Namun pihaknya tetap akan melakukan tracing dan testing terhadap kontak erat yang bersangkutan sesuai prosedur penanganan.
“Kalau dia positif Omicron, tapi sudah negatif covid-19. Jadi kita tahu bahwa dia kemarin positif omicron. Selanjutnya akan dilakukan tracing misalnya pada petugas kesehatan, dan petugas karantina,” kata Harisson.
Apabila ternyata positif covid-19, maka penanganannya yang dilakukan, sama seperti terhadap PMI probable Omicron, yakni menjalankan karantina dan dilakukan pemeriksaan SGTF di Laboratorium Untan.
“Tracing kita lakukan minimal terhadap 14 orang kontak erat di sekitarnya dan dilakukan pemeriksaan swab PCR sebagai langkah tracing,” kata Harisson.
Comment