Kalbar Miliki 745 Objek Wisata, Harisson: Sektor Ini Harus Jadi Unggulan

KalbarOnline, Pontianak – Sekretaris Daerah (Sekda) Kalimantan Barat (Kalbar) Harisson mengungkapkan, bahwa Kalbar memiliki potensi pariwisata yang cukup besar. Bahkan berdasarkan data yang dihimpun dari kabupaten/kota se-Kalbar, provinsi ini memiliki tidak kurang dari 745 objek wisata potensial.

“Dengan rincian masing-masing, 510 wisata alam, 95 wisata budaya, 70 wisata buatan, 32 wisata religi, 21 wisata sejarah, 12 wisata kuliner, 1 wisata pertanian, 1 wisata belanja dan 3 wisata pendidikan,” paparnya.

IKLANSUMPAHPEMUDA

Data itu dibeberkan Harisson saat membuka kegiatan seminar pariwisata bertajuk “Pengembangan Perekonomian Kalbar Melalui Desa Wisata”–dengan narasumber utama yakni Direktur Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf RI, Wawan Gunawan, Selasa (05/07/2022), di Pendopo Gubernur Kalbar. 

“Berdasarkan potensi yang ada tersebut, maka sudah seharusnya pariwisata bisa menjadi sektor unggulan dalam peningkatan perekonomian masyarakat desa,” jelas Harisson menekankan.

Lebih lanjut itu Harisson juga menjelaskan, kalau paradigma pembangunan desa telah mengalami pergeseran. Jika sebelumnya fokus pada membangun desa, tapi saat ini menjadi desa membangun. Adanya perubahan paradigma tersebut otomatis mengubah pola lama dalam pembangunan desa. Jika dulunya desa hanya menjadi objek pembangunan, kini sudah menjadi subjek dalam pembangunan.

“Hal ini membuat masyarakat desa memiliki peluang untuk membangun sendiri desanya sesuai dengan keunggulan yang dimiliki dan salah satunya melalui konsep desa wisata,” urainya. 

Baca Juga :  Kemenag Segera Rilis Pedoman Penyelenggaraan Umrah dan Haji 1442 H

Harisson turut menambahkan, pengembangan desa wisata merupakan salah satu cara pengembangan pariwisata yang berbasis masyarakat yang menitikberatkan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. 

Oleh karena itu, lanjut dia, melalui konsep pengembagan desa wisata sebagai salah satu alternatif penggerak perekonomian masyarakat di desa, juga secara tidak langsung bisa menunjang pencapaian indikator dari desa mandiri. 

Dalam upaya mendukung desa wisata ini pun, terang Harisson, Pemprov Kalbar telah menetapkan 20 desa yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi desa wisata. Penetapan itu melalui Surat Keputusan (SK) Gubernur Kalbar tentang pengembangan desa wisata Provinsi Kalbar tahun 2021-2023. 

“Perlu jadi perhatian bersama bahwa untuk menjadi sebuah desa wisata terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi, tidak serta merta suatu desa bisa ditetapkan sebagai desa wisata,” katanya. 

Harisson menyebutkan, adapun berbagai permasalahan yang muncul dalam pemenuhan kriteria desa wisata diantaranya, belum terpenuhinya aspek 3A. Yakni atraksi, yaitu aktivitas wisata yang dilakukan oleh penduduk setempat yang mampu menarik wisatawan. Kedua amenitas, yaitu sarana dan prasarana pariwisata di destinasi yang mendukung aktivitas wisatawan. Serta yang ketiga aksesibilitas, berupa jalan dan transportasi ke destinasi. 

Baca Juga :  Delta Khatulistiwa Juarai Kompetisi U-15 di Sanggau, Ini Kata Ketua PSSI Pontianak

“Selain 3A juga masih banyak aspek yang harus dipenuhi sebagaimana dipersyaratkan dalam anugerah desa wisata yang terdiri dari tujuh aspek penilaian,” katanya. 

Ketujuh aspek penilaian itu sesuai anugerah desa wisata yang diantaranya daya tarik pengunjung, pengelolaan homestay, pengelolaan toilet umum, souvenir, digital kreatif, CHSE dan yang terakhir kelembagaan masyarakat, khususnya dibentuknya kelompok sadar wisata. Untuk itu, Harisson menilai perlu kerja sama lintas sektor melalui konsep pentahelix dalam mewujudkan pengembangan desa wisata di Kalbar.

“Saya mengajak kepada semua pihak berperan aktif, bersama-sama memberikan sumbangsih pikiran dan tenaga serta sumber daya yang dimiliki untuk percepatan pembangunan desa, mendorong transformasi sosial, budaya dan ekonomi desa dengan harapan kebangkitan ekonomi masyarakat desa, khususnya desa wisata di Kalbar,” pungkasnya.

Sebelumnya, seminar yang digelar ini merupakan satu rangkaian kegiatan Saprahan Khatulistiwa 2022, yang turut diikuti para pengelola kampung wisata yang ada di Kalbar. (Jau)

Comment