KalbarOnline, Pontianak – Pelaksanaan Konferensi Wilayah (Konferwil) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalimantan Barat (Kalbar) VIII dinilai kian tidak jelas saja.
Jika sebelumnya PWNU Kalbar masa khidmat 2017-2022 berikut panitia Konferwil yang telah dibentuk kemudian di karteker tanpa alasan jelas oleh PBNU, kini terdapat persoalan yang dianggap di luar kebiasaan NU. Dimana pada sidang pleno ketiga konferwil, Sabtu (30/07/2022), muncul persoalan usulan Ahwa ganda.
“Usulan Ahwa ganda ini sudah di luar kebiasaan, kaidah serta adab NU. Baru kali ini ada persoalan orang-orang yang diusulkan dalam ahwa itu terdapat kegandaan,” kata Katib PCNU Kota Singkawang, Agus Salim, Minggu (31/07/2022) dini hari.
Ahwa merupakan mekanisme yang diterapkan untuk memilih Rais. Di tingkat PWNU, sistem Ahwa sedianya untuk memilih Rais Syuriah.
Akibat adanya usulan ganda di tingkat Pengurus Cabang NU (PCNU) terhadap siapa yang akan mengikuti Ahwa, menyebabkan sidang pleno pun akhirnya diskors.
“Padahal, dalam peraturan organisasi tidak diatur mekanisme penyelesaian adanya usulan Ahwa ganda. Yang diatur hanya dalam kasus surat mandat ganda peserta konferwil. Itu pun sudah jelas diatur bahwa dalam hal terjadi mandat ganda, maka yang dianggap sah adalah yang ditandatangani oleh Rais Syuriah,” terang Salim.
Salim mengungkapkan, sidang pleno diskors berawal dari silang pendapat dan muncul surat usulan Ahwa yang ganda. Padahal, kata dia, hal itu tidak boleh terjadi. Sebab usulan nama-nama yang mengikuti Ahwa merupakan rekomendasi resmi dari Syuriah.
“Soal Ahwa, jelas itu adalah rekomendasi resmi dari Syuriah masing-masing PCNU yang diserahkan ke panitia konferwil,” kata Salim.
Pangkal Persoalan
Persoalan usulan Ahwa semakin pelik. Pasalnya, mekanisme pemilihan Ahwa sesuai AD/ART dan Peraturan Organisasi–bahwa surat usulan yang disampaikan mestinya dimasukkan ke dalam kotak suara dan disegel. Kotak tersebut akan dibuka pada saat sidang pleno penghitungan Ahwa.
“Namun faktanya dokumen itu dimasukkan dalam map dan dibawa oleh oknum PBNU. Di sinilah awal pangkalnya. Panitia ceroboh karena tidak mengamankan dan menjaga kerahasiaan dokumen itu,” ungkap Salim.
“Lalu tadi malam (Jumat, 29/07/2022) beredar secara terbatas informasi siapa-siapa kiai yang diusulkan menjadi Ahwa. Mestinya malam ini (Sabtu, 30/07/2022) musyawarah Ahwa sudah dapat menyepakati siapa Rais Syuriah PWNU Kalbar masa khidmat 2022-2027. Namun karena mungkin mengetahui komposisi Ahwa tidak menguntungkan bagi salah satu kandidat, lalu ada yang bermanuver dengan munculnya usulan Ahwa ganda,” timpal Salim.
Dengan persoalan yang terjadi, belakangan muncul informasi kelanjutan Konferwil PWNU Kalbar akan dibawa ke PBNU. Menanggapi hal tersebut, Salim menilai pihak panitia telah gagal menjalankan amanah yang diberikan untuk melaksanakan konferwil dengan baik hingga selesai.
“Ini tentu preseden buruk bagi kawan-kawan panitia. Selain pelaksanaannya tidak sampai tuntas alias gagal melaksanakan, juga malah memunculkan persoalan baru di luar kebiasaan Konferwil PWNU, yakni usulan ahwa ganda. Ini sangat disayangkan dan jangan sampai terjadi lagi yang seperti ini di kemudian hari,” harap Salim.
Sebagai informasi, Konferwil PWNU Kalbar VIII ini dilaksanakan pada 29-30 Juli 2022 di Hotel Aston Pontianak. Konferwil tersebut dibuka langsung oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf. Peserta Konferwil merupakan PCNU di masing-masing kabupaten dan kota di Kalbar. (Jau)
Comment