KalbarOnline, Pontianak – Gubernur Kalbar, Sutarmidji mengaku telah menemui Badan Narkotika Nasional (BNN) dan menanyakan langsung kenapa kratom mau dilarang? Kala itu BNN menjawab, karena kratom memiliki kandungan zat adiktif 4-8 kali dibandingkan zat adiktif yang ada di ganja, makanya BNN akan melarang kratom di tahun 2023.
“Tapi saya katakan, bahwa sekalipun kratom mengandung 4-8 kali zat adiktif dibanding ganja, ganja itu orang mengkonsumsinya 1 linting saja sudah berhalusinasi. Tapi kalau kratom, kalau orang mengkonsumsinya secara kontinyu, berpuluh tahun, tak pernah berhalusinasi,” jelas Sutarmidji kepada BNN dalam kunjungannya beberapa waktu lalu.
“Artinya, ada zat-zat di dalam kratom itu yang senyawa zat adiktif-nya (spontan) hilang ketika dia bertemu (dengan) zat-zat lain di dalam tubuh kita,” jelasnya.
Kisah ini dibagikan Gubernur Sutarmidji kepada para hadirin dan rombongam delegasi dari Amerika Serikat (AS) saat menjadi keynote speaker di acara simposium bertajuk “Kratom Sustainability” yang digelar di Hotel Golden Tulip, Kota Pontianak, Provinsi Kalbar, Jumat (12/08/2022) kemarin.
“Sebelumnya kita sudah pernah bertemu Pak Moeldoko. Itu lengkap, dari BNN ada, Kementerian Kesehatan ada, Dirjen Farmasi, Kepala BPOM, saya dan Wakil Bupati Kapuas Hulu yang sebelumnya,” kata Sutarmidji.
Lebih lanjut, Sutarmidji menjelaskan, kalau tanaman kratom ini bisa digunakan untuk terapi bagi para pecandu narkotika.
“Kalau kita hadapkan antara kratom dan ganja, seorang pecandu narkotika, pecandu zat-zat adiktif lainnya, kalau disuruh pilih antara kratom dan ganja, dia tidak akan pilih kratom, pasti pilih ganja. Artinya, kratom tidak membuat mereka berhalusinasi semakin jadi. Sehingga sebetulnya kratom justru bisa dijadikan media untuk terapi bagi pecandu narkotika itu sendiri,” terangnya.
Dalam kesempatan itu, Sutarmidji juga menekankan, bahwa tanaman kratom di provinsinya, khusus di Kabupaten Kapuas Hulu, kini terdapat 20 jutaan pohon dan habitatnya di daerah yang sangat rendah.
“Artinya, pohon ini berendam di air 6 bulan pun tidak ada masalah. Kita diminta untuk menjaga Danau Sentarum dan Betung Kerihun. Kalau misalnya kita melarang kratom, maka masyarakat yang di Kapuas Hulu saja itu ada 115 ribu orang yang kehidupannya tergantung dari kratom,” kata Sutarmidji.
“Kalau kita larang, maka dia akan beralih, bisa saja hal lain dan penebangan liar semakin jadi. Sehingga kita tak bisa menjaga Danau Sentarum dan Betung Kerihun, tambahnya.
Sutarmidji juga mengaku sudah bolak-balik bicara, agar pemerintah mau mengatur tata niaga bagi tanaman kratom ini.
“Waktu itu saya usulkan agar tata niaganya kita atur. Saya sampaikan ke BNN, kalau dilarang, berani tidak menebang pohon kratom. Itu 20 juta pohon ditebang, gundul itu Kapuas Hulu. siapa mau tanggung jawab? Akhirnya waktu itu Pak Moeldoko katakan, kita akan berhadapan dengan isu lingkungan. Makanya saya katakan, jangan dilarang, tapi kita atur tata niaganya,” jelasnya.
Sutarmidji juga mengingatkan, bahwa Kabupaten Kapuas Hulu itu sudah ditetapkan sebagai paru-parunya dunia. Dimana kratom telah memberikan peran serta media yang sangat baik untuk menjaga Danau Sentarum dan Betung Kerihun tetap asri hingga kini.
“Ketika ketemu dengan tim dari Jepang, saya sudah minta kepada mereka untuk melakukan penelitian kratom. Mereka tidak mengkonsumsi itu dan tidak mencari pasar kratom. Tapi saya minta CSR perusahaan mereka agar mereka ikut mencari solusi agar kratom tidak dilarang,” katanga.
“Saya terima kasih seandainya Senator Amerika Serikat dan Asosiasi Kratom Amerika yang menerima kratom, karena sudah menjaga keberlangsungan lingkungan supaya paru-paru dunia di Kapuas Hulu tetap terjaga,” ucapnya.
Kratom, Kawan yang Dianggap Musuh
Masih dalam acara simposium bertajuk “Kratom Sustainability”, Gubernur Sutarmidji menilai bahwa tanaman kratom membawa manfaat yang terbilang langka bagi dunia medis. Namun posisinya kini seolah dianggap musuh bagi kesehatan umat dunia.
“Beda dengan jenis zat adiktif lain seperti opium, morfin dan sejenis lainnya, itu seluruh dunia menganggap itu musuh. beda dengan kratom, kratom ini masih ada yang melegalkannya seperti Thailand,” terangnya.
Sutarmidji menilai, jika pemerintah Indonesia melarang budidaya dan ekspor kratom, maka hal itu akan merugikan pemerintah dan rakyat Indonesia sendiri.
“Sehingga kita sebetulnya kalau melarang, akan merugikan kita sendiri. Saya lebih cenderung saat di forum (pertemuan dengan pemerintah pusat dan BNN, red) itu, saya sampaikan agar diatur tata niaganya,” katanya.
“Ada juga beberapa diakali (masalah transaksi) seperti misalnya ketika barang dikirim, tapi (petani) tidak dibayar. Ada puluhan miliar tak dibayar. Karena apa? Karena mereka posisinya lemah dalam perdagangan kratom. Sehingga tata niaga solusinya,” sambung Sutarmidji.
Tak hanya di level menteri, Sutarmidji juga mengaku pernah curhat ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai permasalahan kratom ini–ketika Presiden Jokowi berkunjung ke Kota Pontianak beberapa waktu lalu.
“Saya bilang begini ke beliau (presiden), jangan semua hal itu dilarang. Kita lihat manfaatnya. Ambil manfaatnya. Orang Kapuas Hulu itu sudah 100 tahun yang lalu mungkin–sudah mengkonsumsi kratom. Ada tidak orang yang masuk rumah sakit itu karena sakau mengkonsumsi kratom? Tidak ada. Karena yang ada itu, kratom bisa membuat kebugaran, menghilangkan rasa nyeri, capek dan sebagainya,” kata dia.
Oleh karenanya Sutarmidji juga mengungkapkan, akan terus berupaya mendorong agar bagaimana tanaman kratom bisa dilegalkan, sebagai salah satu sektor pertanian menjanjikan bagi masyarakat Kalbar.
“Saya akan berupaya untuk demi kepentingan masyarakat Kalbar yang ekonomi tergantung dari kratom, agar kratom tak dilarang, (termasuk) dalam hal ekspor kratom. Saya harap terus dilakukan kajian-kajian sampai kita mendapatkan kesimpulan yang valid dan bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah,” tuturnya.
“Setidaknya dalam 15 tahun kedepan, tidak ada larangan kratom sampai ada hasil penelitian yang betul-betul valid dan ada solusi untuk mereka yang ekonominya bergantung dari kratom,” tambahnya.
Karena menurut Sutarmidji lagi, ketika Indonesia sudah menjadikan kratom sebagai komoditi ekspor, tentu negara tujuan ekspor ingin ada kepastian pasokan. Sehingga, ia juga meminta kepada pelaku kratom untuk pula memperbaiki tata niaganya, supaya tidak terjadi hal-hal yang bisa merugikan salah satu pihak.
“Kalau ada kepastian, kemudian ada surat permintaan dan jaminan tentang pasar kratom di Amerika terutama dari Asosiasi Kratom Amerika dan didukung oleh Senator Amerika, saya akan surati Presiden Jokowi dengan penjelasan sebagaimana yang saya sebutkan tadi,” katanya.
“Saya terus ikuti dan perjuangkan agar kratom tak dilarang 2023, karena menghilangkan mata pencaharian 115 ribu orang itu tidak gampang mencari pengganti atau solusi dari ekonomi mereka. Saya yakin kratom ini masih akan terus bisa diperdagangkan, karena di dalam negeri sendiri, masyarakat Indonesia tidak tertarik untuk mengkonsumsi kratom,” bebernya.
Kratom, Terapi Bagi Penderita Diabetes dan Kanker
Gubernur Sutarmidji menyampaikan, bahwa tanaman kratom saat ini juga telah dijadikan sebagai obat bagi terapi penderita diabetes dan kanker.
“Ada beberapa upaya yang dilakukan masyarakat penderita diabetes dengan luka menganga yang tulangnya sudah kelihatan, diterapi dengan kratom, dalam waktu setahun dia tidak diamputasi, tapi bisa sembuh dengan konsumsi kratom,” katanya.
Kratom pun menurutnya bisa menjadi solusi bagi orang-orang non kaya untuk menyembuhkan penyakit kanker.
“Kalau orang-orang kaya yang menderita kanker, kalau sudah kesakitan betul, maka disuntik dengan morfin, tapi kalau orang yang tidak punya uang, dia cukup mengkonsumsi kratom, karena kratom itu senyawanya mengurangi rasa nyeri dan menambah kebugaran,” katanya.
Terakhir, Sutarmidji juga berharap agar pihak delegasi AS segera membuat surat kepada Pemprov Kalbar terkait permintaan dan jaminan pasar kratom di Amerika. Hal itu sebagai dasar acuan pihaknya untuk “bernegosiasi” kembali dengan pemerintah pusat.
“Saya tunggu surat dari Asosiasi Kratom Amerika maupun pelaku usaha kratom, sebagai dasar saya berkirim surat kepada presiden untuk meminta supaya kratom tak dilarang di tahun 2023 nanti,” katanya.
“Kepada Senator Amerika dan Asosiasi Kratom Amerika dan rombongan dari Amerika saya ucapkan atas kehadirannya, sudah bicara kratom ini. Saya terus akan berjuang bagaimana kratom ini bisa tetap menjadi komoditi di Kalbar yang punya nilai ekspor besar, dan kratom ini salah satu solusi kita dalam menjaga lingkungan kita,” pungkasnya. (Jau)
Comment