KalbarOnline, Pontianak – Koperasi Produsen Anugerah Bumi Hijau (Koprabuh) Indonesia terus mengkampanyekan kepada khalayak umum, bahwa daun kratom tidaklah berbahaya bagi kesehatan. Melainkan, daun “ajaib” yang kini masih berlindung di balik kelebatan hutan Kalbar itu sangat kaya khasiat sebagai obat herbal dan bernilai ekspor tinggi.
Kampanye itu juga yang mendorong CEO Koprabuh Indonesia, Yohanis Walean mengajak serta delegasi dari Amerika Serikat (AS) berkeliling menjumpai sejumlah menteri di Indonesia.
Delegasi tersebut diantaranya Senator AS, Curt Bramble, Representative Brian Patrick Kennedy, ahli riset dari John Hopkins University, Jack Heningfield, Ketua Kamar Dagang Amerika-Indonesia, Wayne Forrest serta perwakilan dari Asosiasi Kratom Amerika.
“Kita bahagia bisa berkumpul disini untuk membahas banyak hal tentang kratom yang merupakan komoditas unggul untuk ekspor seperti yang dinyatakan Pak Teten Masduki dan KSP Moeldoko,” Yohanis Walean dalam simposium bertajuk “Kratom Sustainability”, di Hotel Golden Tulip, Kota Pontianak, Provinsi Kalbar, Jumat (12/08/2022) kemarin.
Yohanis mengungkapkan, setelah berkeliling menemui sejumlah menteri di Jakarta sejak awal Agustus 2022 kemarin, pihaknya pun sengaja membawa rombongan delegasi tersebut ke Provinsi Kalbar, sebagai salah satu “lumbung” raksasa bagi budidaya kratom di Indonesia.
“Tamu yang datang hari ini ada 11 orang, ada Senator Curt Bramble, Representative Brian Patrick Kennedy, ahli riset dari John Hopkins University, Jack Heningfield, Ketua Kamar Dagang Amerika Indonesia, Wayne Forrest serta dari Asosiasi Kratom Amerika,” kata Yohanis dalam simposium yang juga dihadiri oleh Gubernur Kalbar, Sutarmidji itu.
“Kemarin mereka ini datang pada tanggal 6-7 Agustus (2022), karena mereka dari berbagai tempat di Amerika. Kemudian tanggal 8, kita bersama-sama ke KSP (Moeldoko),” katanya.
“Mereka ini adalah tamu dari para pelaku usaha kratom yang kebetulan diwakili Koprabuh yang saya adalah pimpinannya. Tapi saya merasa tak pantas bagi Koprabuh untuk menerima tamu kehormatan seperti mereka ini, oleh karena itu kami upayakan mereka dapat bertemu dengan KSP, dan tanggal 8 kita bersama-sama bertemu Pak Moeldoko,” sambung Yohanis.
Saat bertemu dengan Kepala Staf Presiden (KSP), Moeldoko menganjurkan untuk segera dilakukan penelitian serius secara bersama terhadap tanaman kratom ini.
“Pak Moeldoko mengatakan sangat penting untuk kita melakukan penelitian bersama untuk menyelesaikan persoalan kratom. Beliau mengatakan, kratom sangat perlu dijadikan komoditas unggulan untuk ekspor dan harus dilakukan itu,” katanya.
“Beliau rekomendasikan kita tetap mengerjakan itu, karena kratom sangat baik untuk perekonomian dan pembela lingkungan hidup yang baik, kemudian untuk kesehatan, karena kratom ini mempunyai khasiat untuk kesehatan,” tambah Yohanis.
Setelah bertemu Moeldoko, pada tanggal 10, rombongan dari Amerika itu dibawa bertamu menemui Menteri Koperasi dan UKM RI, Teten Masduki.
“Pak Teten Masduki mengatakan, (agar) kratom dijadikan komoditas unggulan ekspor. Pak Teten akan melaporkan hal ini pada Pak Presiden. Mengenai persoalan dengan BNN, Pak Teten siap mengkoordinasikannya bersama-sama Pak Presiden,” kata Yohanis.
Kemudian pada tanggal 11 Agustus 2022, Koprabuh Indonesia bersama rombongan AS juga menghadap Badan Narkotika Nasional di Jakarta.
“Melalui duta besar Amerika untuk Indonesia, kita bersama-sama bertemu Kepala Laboratorium BNN. Di sana kami berdiskusi, hasilnya yang bisa saya sampaikan, bahwa BNN menyatakan bahwa sebaiknya kita bersama melakukan join riset antara Amerika-Indonesia di Indonesia,” terangnya.
“Karena pada prinsipnya, BNN menilai informasi yang diberikan oleh pihak Amerika sangat valid dan masuk akal. Tapi dibutuhkan riset yang dilakukan di Indonesia. Pihak tamu dari Amerika ini bersedia melakukan riset bersama itu, siap memberikan laporannya yang sangat banyak untuk diberikan kepada BNN supaya bisa menjadi referensi,” jelas Yohanis.
Yohanis pun berharap, dari pertemuan-pertemuan yang dilakukan ini, dapat membicarakan secara serius untuk masa depan tanaman kratom dan hubungan kedua negara, Amerika-Indonesia.
“Karena amerika merasa berkepentingan, karena mereka sangat memerlukan kratom, karena kratom menyelamatkan banyak nyawa di sana, kemudian bisa menjadi pengganti opium. Banyak orang menderita bahkan mati karena menggunakan opium, tapi kratom menyelamatkan nyawa, sehingga mereka datang kesini untuk melanggengkan usaha-usaha kita kratom ini untuk diekspor,” bebernya.
Yohanis juga berharap kepada Gubernur Kalbar, Sutarmidji bisa terus menyesuaikan aturan yang terjadi di Amerika dengan Kalbar atau pelaku kratom, agar bisa berjalan dengan baik.
“Pada prinsipnya yang ditahan di amerika itu hanya persoalan kontaminasi yaitu bakteri. Dimana bakteri ini sudah bisa kita atasi sesungguhnya–melalui radiasi lewat BRIN atau Batan, kemudian melalui perusahaan yang kita bangun yang sama sekali tidak membawa radiasi, tidak punya unsur membahayakan apabila kratom dikonsumsi, tetapi sudah menghilangkan kontaminasi yang ada,” katanya.
Yohanis juga mengharapkan, agar kedepannya kratom benar-benar menjadi salah satu komoditas andalan bagi Indonesia asal Kalbar.
“Tapi kita masih menghadapi import alert yang harus kita cabut, sehingga tidak mengganggu ekspor kita, tidak membuat barang kita ditahan di Amerika. ini bagian terpenting yang selalu digarisbawahi pihak Asosiasi Kratom Amerika,” katanya
“Pak Moeldoko merasa bisa melakukan hal itu bersama Asosiasi Kratom Amerika melalui HKTI,” tandasnya. (Jau)
Comment