Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Senin, 19 Desember 2022 |
KalbarOnline, Pontianak - Menurut data terkini dari Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi di Pontianak menyentuh angka 5,4 persen. Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono pun mengklaim bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi di Kota Pontianak mulai membaik.
Tak hanya itu, seiring dengan pertumbuhan yang ada, daya beli masyarakat disebutnya juga mulai membaik.
Meski sempat turun di tahun 2020 akibat pandemi yakni di angka -3,96 persen dari pertumbuhan ekonomi di Kota Pontianak yang sebelumnya 4,02 persen di tahun 2019–dengan upaya serius yang dilakukan–pertumbuhan ekonomi Kota Pontianak kembali naik di tahun 2021, dengan menyentuh angka 4,60 persen.
Adapun upaya yang dilakukan pihaknya, kata Edi, salah satunya dengan terus memantau harga dan ketersediaan kebutuhan pokok di pasar-pasar tradisional dan modern. Langkah ini dilakukan agar tidak terjadi lonjakan harga bahan pokok sehingga inflasi dapat dikendalikan.
Dalam hal ini, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Pontianak bekerja terus-menerus untuk memantau supaya tidak terjadi inflasi yang tinggi. Terlebih menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru (Nataru), di mana ketersediaan kebutuhan bahan pokok harus terus dipantau, termasuk bahan bakar minyak gas, bensin dan solar sehingga aktivitas masyarakat berjalan normal.
"Memang ada kebutuhan pokok yang terjadi kenaikan, seperti telur, dan ini hampir setiap menjelang hari raya keagamaan terjadi kenaikan," tuturnya usai menghadiri Upacara Hari Infanteri di depan Taman Alun Kapuas, Senin (19/12/2022).
Menurutnya, dalam mengendalikan inflasi, TPID yang melibatkan unsur dari Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak, Bank Indonesia, Bulog, Pertamina dan pihak terkait lainnya, melakukan berbagai upaya untuk mengontrol tingkat inflasi agar lebih terkendali.
Misalnya lanjut dia, dengan melakukan pemantauan di lapangan terhadap ketersediaan stok pangan di gudang dan agen serta pengawasan secara ketat terhadap harga kebutuhan pokok di pasar.
"Sehingga harga pangan di pasaran relatif stabil dan komoditas utama juga tersedia," kata Edi.
Selain upaya itu, lanjutnya, rapat koordinasi dengan melibatkan seluruh pihak terkait juga dilakukan, dalam rangka mengumpulkan informasi terkini berkaitan ketersediaan bahan pokok. Selanjutnya, dari rapat itu, pihaknya dapat menentukan langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan untuk mengatasi hal tersebut.
“Kunci untuk mengendalikan inflasi itu adalah menjaga ketersediaan bahan pokok. Kalau komoditas pokok itu tersedia, harga di pasar juga ikut stabil," terang Edi. (Jau)
KalbarOnline, Pontianak - Menurut data terkini dari Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi di Pontianak menyentuh angka 5,4 persen. Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono pun mengklaim bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi di Kota Pontianak mulai membaik.
Tak hanya itu, seiring dengan pertumbuhan yang ada, daya beli masyarakat disebutnya juga mulai membaik.
Meski sempat turun di tahun 2020 akibat pandemi yakni di angka -3,96 persen dari pertumbuhan ekonomi di Kota Pontianak yang sebelumnya 4,02 persen di tahun 2019–dengan upaya serius yang dilakukan–pertumbuhan ekonomi Kota Pontianak kembali naik di tahun 2021, dengan menyentuh angka 4,60 persen.
Adapun upaya yang dilakukan pihaknya, kata Edi, salah satunya dengan terus memantau harga dan ketersediaan kebutuhan pokok di pasar-pasar tradisional dan modern. Langkah ini dilakukan agar tidak terjadi lonjakan harga bahan pokok sehingga inflasi dapat dikendalikan.
Dalam hal ini, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Pontianak bekerja terus-menerus untuk memantau supaya tidak terjadi inflasi yang tinggi. Terlebih menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru (Nataru), di mana ketersediaan kebutuhan bahan pokok harus terus dipantau, termasuk bahan bakar minyak gas, bensin dan solar sehingga aktivitas masyarakat berjalan normal.
"Memang ada kebutuhan pokok yang terjadi kenaikan, seperti telur, dan ini hampir setiap menjelang hari raya keagamaan terjadi kenaikan," tuturnya usai menghadiri Upacara Hari Infanteri di depan Taman Alun Kapuas, Senin (19/12/2022).
Menurutnya, dalam mengendalikan inflasi, TPID yang melibatkan unsur dari Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak, Bank Indonesia, Bulog, Pertamina dan pihak terkait lainnya, melakukan berbagai upaya untuk mengontrol tingkat inflasi agar lebih terkendali.
Misalnya lanjut dia, dengan melakukan pemantauan di lapangan terhadap ketersediaan stok pangan di gudang dan agen serta pengawasan secara ketat terhadap harga kebutuhan pokok di pasar.
"Sehingga harga pangan di pasaran relatif stabil dan komoditas utama juga tersedia," kata Edi.
Selain upaya itu, lanjutnya, rapat koordinasi dengan melibatkan seluruh pihak terkait juga dilakukan, dalam rangka mengumpulkan informasi terkini berkaitan ketersediaan bahan pokok. Selanjutnya, dari rapat itu, pihaknya dapat menentukan langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan untuk mengatasi hal tersebut.
“Kunci untuk mengendalikan inflasi itu adalah menjaga ketersediaan bahan pokok. Kalau komoditas pokok itu tersedia, harga di pasar juga ikut stabil," terang Edi. (Jau)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini