KalbarOnline, Ketapang – Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Sutarmidji menghadiri tasyakuran pembangunan Tugu Juang Kecamatan Tumbang Titi, Kabupaten Ketapang, Rabu (26/07/2023). Acara tersebut turut dihadiri Bupati Ketapang, Martin Rantan.
Tasyakuran pembangunan tersebut dimulai dengan ritual adat budaya Melayu dan Dayak dari Majelis Adat Budaya Melayu dan Dewan Adat Dayak Kecamatan Tumbang Titi. Ritual ditujukan sebagai ucapan syukur dan memohon kelancaran kepada Tuhan atas dimulainya pembangunan tersebut.
Bupati Ketapang, Martin Rantan mengucapkan terima kasih atas kehadiran gubernur dan rombongan dalam acara ritual adat pembangunan Tugu Juang Kabupaten Ketapang yang terletak di Kecamatan Tumbang Titi itu.
Martin Rantan menceritakan, dibangunnya Tugu Juang itu dalam rangka mengenang perjuangan tiga tokoh pejuang dalam peristiwa Perang Kedang pada tahun 1914. Di mana pada saat itu, masyarakat Kabupaten Ketapang khususnya Kecamatan Tumbang Titi yang menentang pemungutan pajak oleh Belanda.
Dalam perang itu, ada tiga nama tokoh pejuang diantaranya Uti Usman, Tentemak, dan Kanduruhan Bajir. Akhirnya terjadi peperangan, masing-masing dari kedua belah pihak gugur.
Martin Rantan mengatakan, Pemerintah Kabupaten Ketapang memandang Perang Kedang sebagai sebuah perjuangan masyarakat Kabupaten Ketapang melawan Belanda. Karena itu pihaknya mengusulkan ketiga tokoh pejuang itu dapat diberikan gelar kepahlawanan.
“Kita mulai dari pahlawan daerah, mudah-mudahan nanti bisa diakui di provinsi dan menjadi pahlawan nasional,” kata Martin.
Selain membangun Tugu Juang, untuk mengenang perjuangan para pejuang-pejuang daerah dari Kabupaten Ketapang, pihaknya pun bakal menggelar napak tilas pada bulan Oktober mendatang.
“Mudah-mudahan dengan berdirinya monumen ini, kita bisa membawa tiga orang ini diusulkan menjadi pahlawan daerah maupun nasional,” pungkas Martin.
Sementara itu, Gubernur Sutarmidji menyatakan dukungannya atas agar pembangunan tersebut segera terealisasi sebagai wujud mengenang jasa para pejuang daerah Kalbar khususnya di Kabupaten Ketapang.
“Kita (Pemerintah Provinsi Kalbar) sangat mendukung terealisasinya pembangunan monumen ini untuk mengenang para pahlawan kita terutama daerah,” kata Sutarmidji.
Dirinya juga sependapat dengan Bupati Martin yang berkeinginan mengusulkan tiga tokoh pejuang tersebut menjadi pahlawan nasional. Namun Sutarmidji mengingatkan, proses pengusulan seseorang menjadi pahlawan nasional diperlukan kajian-kajian mendasar. Karena itu dia meminta panitia pengusulan gelar pahlawan nasional untuk tiga tokoh tersebut belajar dengan panitia pengusulan gelar pahlawan untuk dr. Rubini.
“Pelajari ketika pengusulan itu (Rubini). Karena mengajukan seorang tokoh pejuang untuk menjadi pahlawan nasional itu hanya boleh tiga kali. Kalau sudah lewat tiga kali tidak boleh lagi. Sehingga harus dikaji betul-betul,” kata Sutarmidji.
Selain itu, lanjut Sutarmidji, panitia pengusulan juga harus aktif mengangkat nama-nama tokoh yang akan diusulkan itu ke publik. Seperti halnya yang dilakukan oleh Akbar Tandjung ketika mengusulkan Lafran Pane sebagai pahlawan nasional.
“Beliau (Akbar Tandjung) pergi ke mana-mana gelar seminar, lokakarya dan sebagainya, akhirnya cepat (usulan disetujui). Kalau perlu mengundang tokoh-tokoh sejarah nasional seperti Pak Anhar Gonggong yang biasa jadi panitia, kemudian Ibu Mutia Hatta, semuanya harus ini (dihadirkan), tidak hanya lokal, tapi juga nasional,” kata Sutarmidji.
Namun begitu, Sutarmidji memberikan apresiasi yang tinggi atas semangat Bupati Ketapang dan jajaran yang sudah menginisiasi pembangunan monumen perjuangan tersebut. Menurutnya hal itu penting sebagai upaya menggali sejarah-sejarah daerah untuk dikenalkan kepada generasi penerus.
“Supaya anak cucu kita tahu bahwa kita (Kalbar) punya pejuang-pejuang yang tak kalah heroiknya dibandingkan dengan pejuang-pejuang yang selama ini sudah dijadikan pahlawan nasional. Hanya saja belum terangkat saja, belum terkaji dengan baik saja. Mungkin masih banyak lagi pejuang lain yang belum terekspos. Mudah-mudahan ini bisa sukses untuk menjadikan ketiganya jadi pahlawan nasional,” pungkasnya. (Jau)
Comment