KalbarOnline, Pontianak – Pelayanan radioterapi untuk penyakit kanker di RSUD dr. Soedarso diperkirakan dibuka mulai bulan depan, sejak Gedung Terpadu Radiologi dan Jantung diresmikan pada Agustus 2023 lalu.
Direktur RSUD dr. Soedarso, Hary Agung Tjahyadi mengatakan, sementara pelayanan radioterapi dibuka untuk pasien umum, sedangkan peserta BPJS diperkirakan buka bulan Agustus. Sebab harus melakukan MoU antara RSUD Soedarso dengan BPJS Kesehatan.
“Kalau untuk yang umum bisa pertengahan Juli, dan mudah-mudahan peserta BPJS sudah bisa memanfaatkan terapi radiasi pada Agustus 2024 ini,” ujar Hary, Senin (10/06/2024).
Hary Agung Tjahyadi mengatakan, bahwa pelayanan radioterapi telah lama disiapkan sejak peresmian Gedung Terpadu Radiologi dan Jantung. Hanya saja ada beberapa tahapan yang harus dilewati terkait perizinan radioterapi.
“Yang pertama sebelum membangun ada izin struktur bangunan sebelum bangunan ini dilakukan. Setelah selesai alat masuk maka dilakukan izin operasional oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN),” ujar Hary Agung.
Lebih lanjut disampaikannya, Bapeten sudah melakukan visitasi kemudian melakukan penilaian, dan sudah pada pemberian rekomendasi. Selain itu persiapan gedung, peralatan dan SDM juga sudah memenuhi syarat.
“Mudah-mudahan minggu ini ijin Bapeten bisa keluar. tetapi ada satu lagi izin dari Kemenkes, dan mudah- mudahan tidak lebih dari satu bulan izin itu bisa keluar. Setelah itu baru kita bisa operasionalkan,” timpalnya.
Terapi radiasi adalah salah satu dari jenis pengobatan atau intervensi dari penyakit kanker. Disebutkan Harry, saat ini RSUD Soedarso telah mempunyai terapi kemoterapi, bedah kanker dan satu lagi radioterapi sebagai melengkapi layanan rujukan utama.
“Terapinya bisa sendiri-sendiri, tetapi juga bisa kolaborasi dari tiga jenis tindakan tadi, yakni bisa kemoterapi dengan radioterapi lalu bisa operasi dengan radioterapi dan bisa ketiga-tiganya,” jelas Hary.
Ia berharap, dengan beroperasionalnya radioterapi ini masyarakat Kalbar yang biasanya harus dirujuk ke Jakarta, nantinya bisa mendapatkan layanan di RSUD Soedarso.
“Memang mereka yang mendapatkan radioterapi ini membutuhkan waktu yang cukup panjang, kalau pertimbangan ekonomi yang mengantar pun harus mempertimbangkan biaya hidup dan sebagainya di sana,” ujarnya.
Diharapkan, dengan ada layanan ini di Kalbar, masyarakat cukup datang ke RSUD dr Soedarso tidak harus ke Jakarta, dan lainnya.
“Kita juga sudah memikirkan untuk membantu masyarakat yang akan menjalani radioterapi yang membutuhkan waktu lama selain rumah singgah yang sudah ada menampung 44 tempat tidur, kini kita mencoba menggunakan eks asrama tim analis yang kita jadikan rumah singgah untuk pasien dan keluarganya,” pungkasnya. (Lid)
Comment