Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Jumat, 16 Mei 2025 |
KALBARONLINE.com – Ketersediaan air bersih menjadi isu krusial bagi Kota Pontianak yang kini dihuni oleh lebih dari 687 ribu jiwa. Hal ini disampaikan langsung oleh Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, dalam Forum Diskusi Knowledge Sharing Series bertema Water Management and Water Treatment, yang digelar Universitas Panca Bhakti (UPB) bekerja sama dengan Universiti Malaysia Sarawak (UNIMAS), Kamis (15/5/2025).
Edi menjelaskan, meskipun Perumda Tirta Khatulistiwa telah memproduksi air yang dikategorikan sebagai air bersih, namun air tersebut belum layak untuk dikonsumsi langsung dari keran karena sejumlah kendala teknis.
"Kalau di instalasinya langsung, airnya bisa diminum. Tetapi setelah melalui saluran distribusi ke rumah warga, masih ada risiko kebocoran pipa dan faktor teknis lainnya yang menyebabkan kualitas higienisnya tidak bisa dijamin. Karena itu, air harus dimasak dulu sebelum diminum," terangnya.
Edi juga menegaskan bahwa PDAM tidak menggunakan air tanah sebagai sumber air baku karena kandungan zat kimianya yang tinggi, seperti besi dan kapur. Pengolahan air tanah akan membutuhkan biaya besar, berbeda dengan beberapa daerah di Pulau Jawa yang memiliki kualitas air tanah lebih baik karena kedekatannya dengan sumber pegunungan.
Sementara itu, kualitas air Sungai Kapuas sebagai sumber utama air baku di Pontianak juga semakin terancam oleh berbagai pencemaran. Mulai dari aliran limbah pertanian, aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI), hingga limbah industri dan rumah tangga.
"Kemarin ada penelitian bahwa kandungan mikroplastik di air Sungai Kapuas sudah mendekati ambang rawan. Plastik tidak hancur, tapi terurai dalam air dengan waktu yang sangat panjang," ucapnya.
Melalui forum ini, Wali Kota berharap adanya kontribusi pemikiran dari kalangan akademisi untuk merumuskan solusi konkret dalam pengelolaan air bersih yang berkelanjutan, demi menjamin kebutuhan dasar masyarakat Pontianak.
KALBARONLINE.com – Ketersediaan air bersih menjadi isu krusial bagi Kota Pontianak yang kini dihuni oleh lebih dari 687 ribu jiwa. Hal ini disampaikan langsung oleh Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, dalam Forum Diskusi Knowledge Sharing Series bertema Water Management and Water Treatment, yang digelar Universitas Panca Bhakti (UPB) bekerja sama dengan Universiti Malaysia Sarawak (UNIMAS), Kamis (15/5/2025).
Edi menjelaskan, meskipun Perumda Tirta Khatulistiwa telah memproduksi air yang dikategorikan sebagai air bersih, namun air tersebut belum layak untuk dikonsumsi langsung dari keran karena sejumlah kendala teknis.
"Kalau di instalasinya langsung, airnya bisa diminum. Tetapi setelah melalui saluran distribusi ke rumah warga, masih ada risiko kebocoran pipa dan faktor teknis lainnya yang menyebabkan kualitas higienisnya tidak bisa dijamin. Karena itu, air harus dimasak dulu sebelum diminum," terangnya.
Edi juga menegaskan bahwa PDAM tidak menggunakan air tanah sebagai sumber air baku karena kandungan zat kimianya yang tinggi, seperti besi dan kapur. Pengolahan air tanah akan membutuhkan biaya besar, berbeda dengan beberapa daerah di Pulau Jawa yang memiliki kualitas air tanah lebih baik karena kedekatannya dengan sumber pegunungan.
Sementara itu, kualitas air Sungai Kapuas sebagai sumber utama air baku di Pontianak juga semakin terancam oleh berbagai pencemaran. Mulai dari aliran limbah pertanian, aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI), hingga limbah industri dan rumah tangga.
"Kemarin ada penelitian bahwa kandungan mikroplastik di air Sungai Kapuas sudah mendekati ambang rawan. Plastik tidak hancur, tapi terurai dalam air dengan waktu yang sangat panjang," ucapnya.
Melalui forum ini, Wali Kota berharap adanya kontribusi pemikiran dari kalangan akademisi untuk merumuskan solusi konkret dalam pengelolaan air bersih yang berkelanjutan, demi menjamin kebutuhan dasar masyarakat Pontianak.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini