Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Senin, 10 November 2025 |
KALBARONLINE.com – "Tiap hari diwarnai ledakan, tiap hari diwarnai bidikan sniper". Begitulah yang masih teringat jelas di benak Agus Nurdiansyah (42 tahun), seorang veteran perdamaian asal Pontianak, Kalimantan Barat, ketika mengenang masa-masa menjalankan misi perdamaian PBB di wilayah konflik Timur Tengah pada tahun 2001.
Agus merupakan salah satu personel pasukan penjaga perdamaian PBB (United Nations Interim Force in Lebanon/UNIFIL) yang ditempatkan di Nakura, sebuah kota kecil di perbatasan antara Israel dan Lebanon.
Dalam misi tersebut, ia bersama rekan-rekannya ditugaskan menjaga stabilitas di wilayah yang rawan konflik bersenjata.
“Kami ditugaskan sebagai peacekeeper di sana. Tugas-tugas perdamaian dari markas besar dari UNIFILL, salah satu misi PBB atau United Nation di wilayah Timur Tengah yaitu antara konflik Timur Tengah dan negara Israel,” ungkapnya ditemui usai menghadiri upacara peringatan Hari Pahlawan di halaman Kantor Gubernur Kalbar, Senin (10/11/2025).
Agus menceritakan, selama dua tahun di sana, ia hidup di tengah situasi yang tak pernah lepas dari namanya bahaya. Mendengar ledakan bom, serangan mortir, hingga tembakan sniper, menjadi keseharian yang dihadapi Agus bersama rekannya.
“Tiap hari itu kan diwarnai oleh ledakan, tiap hari diwarnai oleh bidikan sniper. Banyak sekali kawan-kawan yang gugur, dalam arti kena ranjau, kena tergulingnya kendaraan taktis kami. mereka gugur sebagai pahlawan,” kenangnya haru.
Meski begitu, Agus mengaku tidak gentar. Ia meyakini bahwa tugas perdamaian bukan hanya soal menjaga keamanan, tapi juga membawa misi kemanusiaan dan nilai budaya Indonesia.
“Kami selalu membawa budaya budi pekerti. Sopan santun, saling menghargai sesama manusia. Itu membuat kami diterima baik di sana. Mereka bersikap friendly karena melihat kita datang dengan niat baik,” ujarnya.
Saat itu, Agus merupakan seorang tentara dan suka berpetualangan, sehingga tidak ada rasa takut dan was-was ketika mendapat tugas menjalankan misi perdamaian PBB di wilayah konflik Timur Tengah.
“Saya memang suka berpetualang. Kalau kami kan sebagai seorang muslim kan Ya tawakal aja lah Namanya kita kan berbuat baik Kalau berbuat baik ya jangan takut,” ungkapnya.
Kini, setelah kembali ke tanah air, Agus aktif sebagai Kepala Biro Bantuan Hukum di Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Kalimantan Barat, sekaligus membina generasi muda untuk melanjutkan semangat nasionalisme.
Ia merasa memiliki tanggung jawab untuk melanjutkan semangat nasionalisme dan jiwa perjuangan generasi sebelumnya.
“Para pembela dan senior kita satu per satu berpulang. Kalau tidak ada kami siapa lagi yang meneruskan jiwa- jiwa perjuangan ini. Jiwa semangat nasionalisme 45 itu sangat penting untuk selalu mengingatkan kita semangat kebangsaan,” tukasnya. (Lid)
KALBARONLINE.com – "Tiap hari diwarnai ledakan, tiap hari diwarnai bidikan sniper". Begitulah yang masih teringat jelas di benak Agus Nurdiansyah (42 tahun), seorang veteran perdamaian asal Pontianak, Kalimantan Barat, ketika mengenang masa-masa menjalankan misi perdamaian PBB di wilayah konflik Timur Tengah pada tahun 2001.
Agus merupakan salah satu personel pasukan penjaga perdamaian PBB (United Nations Interim Force in Lebanon/UNIFIL) yang ditempatkan di Nakura, sebuah kota kecil di perbatasan antara Israel dan Lebanon.
Dalam misi tersebut, ia bersama rekan-rekannya ditugaskan menjaga stabilitas di wilayah yang rawan konflik bersenjata.
“Kami ditugaskan sebagai peacekeeper di sana. Tugas-tugas perdamaian dari markas besar dari UNIFILL, salah satu misi PBB atau United Nation di wilayah Timur Tengah yaitu antara konflik Timur Tengah dan negara Israel,” ungkapnya ditemui usai menghadiri upacara peringatan Hari Pahlawan di halaman Kantor Gubernur Kalbar, Senin (10/11/2025).
Agus menceritakan, selama dua tahun di sana, ia hidup di tengah situasi yang tak pernah lepas dari namanya bahaya. Mendengar ledakan bom, serangan mortir, hingga tembakan sniper, menjadi keseharian yang dihadapi Agus bersama rekannya.
“Tiap hari itu kan diwarnai oleh ledakan, tiap hari diwarnai oleh bidikan sniper. Banyak sekali kawan-kawan yang gugur, dalam arti kena ranjau, kena tergulingnya kendaraan taktis kami. mereka gugur sebagai pahlawan,” kenangnya haru.
Meski begitu, Agus mengaku tidak gentar. Ia meyakini bahwa tugas perdamaian bukan hanya soal menjaga keamanan, tapi juga membawa misi kemanusiaan dan nilai budaya Indonesia.
“Kami selalu membawa budaya budi pekerti. Sopan santun, saling menghargai sesama manusia. Itu membuat kami diterima baik di sana. Mereka bersikap friendly karena melihat kita datang dengan niat baik,” ujarnya.
Saat itu, Agus merupakan seorang tentara dan suka berpetualangan, sehingga tidak ada rasa takut dan was-was ketika mendapat tugas menjalankan misi perdamaian PBB di wilayah konflik Timur Tengah.
“Saya memang suka berpetualang. Kalau kami kan sebagai seorang muslim kan Ya tawakal aja lah Namanya kita kan berbuat baik Kalau berbuat baik ya jangan takut,” ungkapnya.
Kini, setelah kembali ke tanah air, Agus aktif sebagai Kepala Biro Bantuan Hukum di Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Kalimantan Barat, sekaligus membina generasi muda untuk melanjutkan semangat nasionalisme.
Ia merasa memiliki tanggung jawab untuk melanjutkan semangat nasionalisme dan jiwa perjuangan generasi sebelumnya.
“Para pembela dan senior kita satu per satu berpulang. Kalau tidak ada kami siapa lagi yang meneruskan jiwa- jiwa perjuangan ini. Jiwa semangat nasionalisme 45 itu sangat penting untuk selalu mengingatkan kita semangat kebangsaan,” tukasnya. (Lid)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini