Pontianak    

Luxone, Kafe Jamu Pertama di Pontianak yang Sajikan Herbal Kekinian untuk Anak Muda

Oleh : Redaksi KalbarOnline
Sabtu, 06 Desember 2025
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar


KALBARONLINE.com – Di tengah tren warung kopi dan coffee shop yang terus menjamur di Pontianak, ada satu tempat nongkrong yang menawarkan konsep berbeda. Namanya Luxone, kafe jamu pertama di Kalimantan Barat yang menyajikan racikan herbal dengan tampilan modern, Instagramable, dan dirancang khusus untuk menarik minat generasi muda.

Berlokasi di Jalan Sepakat 2, tepat di depan Mini Soccer Rusun Untan, Luxone dihadirkan sebagai ruang berkumpul bagi semua kalangan, terutama mahasiswa dan anak muda yang ingin menikmati gaya hidup sehat tanpa harus meninggalkan estetika.

Kafe ini menyediakan puluhan varian menu jamu—mulai dari racikan tradisional hingga inovasi kekinian. Beberapa menu favorit di antaranya kunyit matchalatte, milkshake beras kencur, tamarin ginger cooler, blue milk ginger, rosella lemonade glow, hingga kunyit asam frappe. Menu klasik seperti beras kencur, kunyit asam, temulawak, dan wedang jahe juga tetap tersedia.

Setiap menu tidak hanya tampil elegan dan estetik, tetapi juga mengandung manfaat kesehatan. Contohnya, rosella lemonade glow baik untuk perawatan kulit, kunyit asam matchalatte kaya antioksidan, dan feminine love diformulasikan untuk membantu detox rahim.

Pemilik Luxone, Evi Susanti, mengatakan bahwa ide membuka kafe jamu bermula dari pengalaman pribadinya saat pandemi Covid-19, ketika akses terhadap obat dan suplemen sangat terbatas. Ia lalu meracik jamu sendiri dan membagikannya kepada teman-teman.

“Covid itu sangat sulit untuk mendapatkan obat atau suplemen. Jadi saya racik, kirim ke teman-teman dan mereka suka. Dari situ saya terinspirasi, baru terealisasi sekarang ini,” ungkap Evi, Sabtu (06/12/2025).



Menurutnya, kesehatan tidak cukup dirawat dari luar. Tubuh juga perlu dirawat dari dalam—dan jamu adalah cara paling alami untuk melakukannya.

“Prinsip cantik dan sehat itu tidak hanya dari luar. Dari dalam juga harus dirawat,” katanya.

Evi juga memberdayakan para petani lokal sebagai pemasok bahan baku jamu, dan bahkan belajar meracik ke berbagai daerah di Jawa, termasuk Yogyakarta. Ia memilih membuka kafe pertamanya di kawasan kampus karena ingin mengubah stigma bahwa jamu adalah minuman “orang tua”.

“Anak muda ini kita harus kasih tahu bahwa Indonesia ini sangat kaya dengan minuman-minuman yang sehat,” ujarnya.

Harga minuman di Luxone dibanderol mulai Rp18 ribu hingga Rp28 ribu. Selain dine-in, tersedia juga layanan take away.

Dalam dua bulan beroperasi, Luxone telah menjadi tempat favorit mahasiswa untuk nongkrong sambil mengerjakan tugas.

“Responsnya luar biasa. Banyak yang sudah minum terus balik tiap hari. Banyak juga mahasiswa yang ngerjain tugas sambil minum jamu,” kata Evi.

Ia berharap pemerintah turut mendukung edukasi gaya hidup sehat berbasis herbal untuk generasi muda.

“Semoga pemerintah daerah dan pemerintah pusat bisa lebih fokus lagi membantu mengedukasi anak-anak muda. Harapannya juga semakin banyak kafe jamu seperti kami di Kalbar,” tutupnya. (Lid)

Artikel Selanjutnya
Pemkab Ketapang Siapkan Bantuan Bencana untuk Aceh, Sumut, dan Sumbar
Jumat, 05 Desember 2025
Artikel Sebelumnya
Gubernur Ria Norsan Tancap Gas Keliling Kalbar: Pastikan Program Tepat Sasaran dan Dirasakan Masyarakat
Jumat, 05 Desember 2025

Berita terkait