Kenakan Jaket Kekinian dan Kopiah Hitam, Midji-Didi Tampil Elegan di Debat Publik Pertama

KalbarOnline, Pontianak – Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur (Wagub) Kalimantan Barat (Kalbar) nomor urut 1, Sutarmidji-Didi Haryono (Midji-Didi) tampil elegan dan kompak dengan mengenakan jaket varsity serta kopiah hitam, pada debat publik pertama yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kalbar di QHal Convention Center, Qubu Resort, Kabupaten Kubu Raya, Rabu (23/10/2024) malam.

Keduanya tampak didampingi istri masing-masing, serta para ketua partai pengusung calon Gubernur dan calon Wagub Kalbar nomor urut 1. Selain itu hadir pula para pendukung, relawan dan juga simpatisan Midji-Didi.

IKLANSUMPAHPEMUDA

Dalam debat perdana yang mengangkat tema “Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat, Sumber Daya Manusia (SDM) yang Unggul, dan Menciptakan Inovasi untuk Kemajuan Daerah” itu, pasangan Midji-Didi menjadi pertama yang menyampaikan visi, misi dan program kerja.

Pasangan ini mengangkat visi penuntasan pembangunan infrastruktur dan perbaikan tata kelola pemerintahan menuju Kalbar maju, sejahtera dan berkelanjutan. Untuk mewujudkan visi tersebut, Sutarmidji menyampaikan harus dilihat dari data-data capaian sebagai landasannya.

Baca Juga :  Ini Syarat Utama Mendaftar Pada Penjaringan Pilkada di Gerindra

“Kondisi saat ini IPM (Indeks Pembangunan Manusia) kita baru pada angka 70,47, walaupun sudah masuk kategori tinggi, tapi masih belum memuaskan. Sehingga berpijak dari itu perlu ada percepatan peningkatan IPM,” ungkapnya.

Karena itu lanjut Midji, untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat, salah satunya adalah IPM. Karena hal tersebut menyangkut beberapa aspek yang menjadi penilaian kesejahteraan masyarakat.

“Selanjutnya ada angka kemiskinan yang Alhamdulillah sudah menurun, dari 7,49 di tahun 2019, sekarang tinggal 6,31,” katanya.

Sementara terkait pendapatan masyarakat Kalbar, Midji menyebut sebesar 30 persen masih disumbangkan dari Sumber Daya Alam (SDA). Sedangkan dari sektor industri baru sebesar 16 persen. Itu karena, kata Midji, hilirisasi SDA di Kalbar masih lambat, padahal potensi SDA yang ada sangat besar.

Baca Juga :  Warga Pontianak Utara Sekarang Bisa Tanya dan Lapor Online Lewat Fitur Pantau Pontura

“Sehingga ke depan peningkatan nilai tambah (SDA) perlu diupayakan secara optimal. Contoh bauksit mentah itu ketika diolah menjadi alumina nilai tambahnya meningkat menjadi 19 kali lipat, kemudian ketika diolah lagi menjadi aluminium bisa 45 kali lipat. Itu harus terus didorong agar pendapatan per kapita Kalbar lebih baik, kesejahteraan masyarakat semakin baik, dan angka pengangguran terus turun,” papar Midji.

Dalam kesempatan itu, Midji juga sempat menyinggung soal Nilai Tukar Petani (NTP), khususnya dari sektor pertanian yang masih cukup rendah. “Realisasi NTP kembali masih ditopang SDA, tapi untuk pertaniannya masih di bawah 100 persen. Itu harus kita tingkatkan. Karena produksi padi kita rata-rata baru tiga ton per hektare,” ujarnya. (**)

Comment